Pak Jimmy yth selamat malam,
Terima kasih atas tanggapannya yang baik,
memang sulit mengobati orang-orang yang sakit (jiwa dan moralnya), dengan 
sanksi/tindakan kekerasan/penjara, mungkin berhasil di beberapa kasus, di kasus 
yang lain, yang bung ambil contohnya malah memperburuk keadaan bukan 
mengobati...
Saya tetap lebih setuju diberikan sanksi moral daripada sanksi kekerasan, 
apalagi tanpa sanksi.

Anyway, saya juga sekedar berpendapat, dalam beberapa kasus yang saya tangani, 
sanksi penjara membuat si terpidana "kapok"...

Selamat malam,
John Siswanto

 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "tanaya.geo" <tanaya....@...> wrote:
>
> Bung John,
> 
> Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain (bikin 
> malu) dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator untuk 
> menegur secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa, 
> mungkin, moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri (jalur 
> email pribadi).
> 
> Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok menurut 
> pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan mirip 
> provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya mungkin 
> nol besar :).
> 
> 
> salam,
> jimmy
> NB: kadangkala penjara itu malah menjadi 'universitas'nya bandit lho pak. 
> Dari pencuri kelas teri "naik kelas" menjadi perampok setelah "disekolahkan", 
> bukankah demikian bung John?
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto <johnsiswanto@> wrote:
> >
> > Pak Yongde yth,
> >  
> > sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
> >  
> > Sebagai perumpamaan :
> > Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka 
> > tahu bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT 
> > menderita...
> > 
> > --- Pada Sen, 12/10/09, henyung <henyung@> menulis:
> > Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar 
> > yah apa boleh buat, akan dikarantina.
> >
>


Kirim email ke