Panggilan kekeluargaan Tionghua Pengantar: a. Dalam dialek Hokkian, suku kata di depan suku kata lain bisa berubah bunyi tergantung suku kata yang mengikutinya. Tentu ini dalam lisan, dalam huruf Tionghoanya sama saja. Sinpu , dibaca simpu, karena p segolongan dengan m bukan n, ingat bpmf. Apeq, dibaca ampeq atau empe. Untuk mencegah salah baca, m dan n yang berdiri sendiri ditulis em dan en dalam tulisan ini. b. Ada dua macam o dalam dialek Hokkian, o pendek seperti dalam kata balok, ditulis ou, bunyinya o dan u tak berbunyi, tapi makin ke selatan u makin terdengar, sehingga menjadi ow. Contoh: Sne Gouw di Xiamen dan Quanzhou dibaca Go di selatan Zhangzhou menjadi Gow. c. n di belakang sebuah vokal menunjukkan bunyi sengau. tnio adalah tio dengan bunyi sengau. d. q di belakang suku kata adalah seperti k dalam kata tak, bapak bahasa Indonesia, yaitu bunyi tersendat. A. Pihak ayah: Kakak laki-laki ayah: peq 伯, isterinya em 姆. Jadi panggilannya apeq, ampeq atau empeq dan a’em. Kalau banyak diberi nomor, terbesar tua (toa) , kedua ji, ketiga sna dst. Timbullah istilah tuapeq, jipeq, snapeq dll. Isterinya menjadi tua’em, ji’em, sna’em dst. Kakak perempuan ayah : kou 姑(baca ko dengan o pendek) , suaminya koutnio (baca kotio dengan bunyi sengau) . Kalau banyak diberi nomor, maka ada tuakou, jikou, snakou dst. Suaminya menjadi tuatnio (baca toa-tio dengan bunyi sengau) , jitnio, satnio dst. Adik laki-laki ayah: cek 叔, isterinya: cim 妗. Jadinya panggilannya acek, ancek, encek. Kalau banyak diberi nomor tuacek, jicek, snacek dst. Isterinya cim, ancim, encim, kalau banyak diberi nomor tuacim, jicim, snacim dll. Adik perempuan ayah: seperti kakak perempuan ayah dipanggil kou 姑. Kalau banyak biasanya disebut namanya, jadi kou Meiling, kou Lianhua dll. Catatan:kou ini yang bunyinya ko pendek, sering ditulis koh, beda dengan ko 哥,yang seharusnya dibaca antara ko dan keu. B. Pihak ibu: Kakak laki-laki ibu: ku 舅. Kalau banyak diberi nomor, jadi tuaku, jiku, snaku dll. Isterinya kim 妗, kalau banyak menjadi tuakim, jikim, snakim dst. Kakak perempuan ibu: yi 姨, kalau banyak diberi nomor, jadi tuayi, jiyi, snayi dll. (Ejaan lama toa-ie, jie-ie, sha-ie dll) , suaminya tnio 丈, kalau banyak jadi tuakim, jikim, snakim dst. Suaminya tnuatnio, jitnio, snatnio dst. Adik laki-laki ibu: ku 舅, panggilannya aku, angku, engku. Tidak diberi nomor kalau banyak ditambah nama. Ku Tiong Sim, Ku, Tiong Kam dll. Isterinya sama kim 妗, panggilannya akim, angkim, engkim, biasa ditambah namanya kim Lan Ying, kim Suat Bue dll. Adik perempuan ibu:yi 姨, di Indonesia menjadi yiyi (ie-ie). Kalau banyak dipanggil namanya, yi Giok Nio, yi Giok Lan dll. Suaminya yitnio (ie-tio, ie-thio, yaitu tio dengan bunyi sengau ) , kalau banyak ditambah namanya. C. Saudara Kakak laki-laki: ko 哥( o dibaca antara o dan eu Sunda, di Indonesia orang membacanya jadi o biasa, perhatikan bedanya dengan kou 姑di atas), ;panggilannya ako, angko, engko; kalau banyak diberi nomor , tuako, jiko, snako dst. Di Jakarta ada istilah kode (engko gede) untuk tuako, kongah (untuk yang ditengah) dan kocing untuk yang kecil) . Panggilan itu sudah gabungan dialek Hokkian dan bahasa Indonesia. Isterinya so 嫂,panggilannya aso, anso, enso. Kalau banyak diberi nomor tuaso, jiso, snaso dsb. Kakak perempuan: dipanggil ci 姊, panggilannya aci, anci, enci. Kalau banyak diberi nomor tuaci, jici, snaci dsb. Suaminya cihu, kalau banyak diberi nomor tuacihu, jicihu dll. Adik laki-laki dan adik perempuan: di Indonesia dipanggil namanya saja. D. Saudara sepupu Saudara dari pihak ayah adalah saudara tong atau chintong. Saudara dari pihak ibu adalah saudara piao. Misalnya engko piao (表哥) ,enci chintong 堂姐。 E. Besan : Besan laki-laki dipanggil chinke, besan perempuan dipanggil ce’em. Keterangan: 1.Di Indonesia, ako, aku, akou dll, sering menyatakan tua (yang tertua), jadi bukan panggilan umum, misalnya akou adalah tuakou, akim adalah tuakim, sedang panggilan umum menjadi ko, angko/engko ; angku/engku, dan kou (ada yang baca koh). 2.Semua panggilan di atas digunakan kalau bicara dalam bahasa Indonesia, sebab kalau menggunakan dialek Hokkian, panggilan berada di belakan nama. Jadi yi Giok Lan, menjadi Giok Lan yi. 3. Dalam dialek Hokkian ko ini bisa juga hnia (hia dengan bunyi sengau), sehingga tuako adalah tuahnia, jiko adalah jihnia dst. Komentar: 1. Orang barat mengatakan bahasa Tionghoa itu feudal, bertingkat-tingkat, tidak effisien. 2. Orang Tionghoa mengatakan bahasa barat itu tidak menunjukkan arti yang sesungguhnya, tidak bisa membuat perbedaan jadi selalu harus diterangkan, semua sebutan yang disebut peq, cek, ku, tnio adalah oom, sedang yang perempuan semua tante. Saya harap jangan membuat perdebatan tentang ini, silahkan saja, masing-masing. Di Singapore puteri saya yang baru berumur tigapuluhan, dipanggil auntie oleh nenek umur 80 tahun, sedang saya dipanggil uncle. Karena dia bicara Mandarin dicampur Hokkian, maka saya juga balas dengan yang sama. Kelihatannya ia sadar, lalu rubah menjadi laoban (boss), tapi saya sih panggil dia tuaso. Liang U , 16 Okt.2009
________________________________