Liang U: " Jurusan itu merana setelah G-30S dan akhirnya kabarnya dibubarkan. 
Baru kemudian dibuka kembali, dengan serba minim karena belajar bahasa Tionghoa 
tapi diluar kampus bahasanya di larang,  termasuk hurufnya..."

Saya: Mengapa? Bukankah orang Tionghoa yang lalu jadi Cina dizaman pak Harto 
happy happy saja? 




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u <lian...@...> wrote:
>
>        Maaf boleh ralat sedikit, fakultas sastera Unpad membuka program 
> bahasa Tionghoa sebelum Peristiwa 30 September, pengajarnya waktu itu baru 
> dua orang Ny. Dr. Ong Ping Hok, dan seorang lagipun Ny. Dr. dosen ITB yang 
> saya lupa namanya. Saya tidak belajar di situ, sebab saya memilih bahasa 
> Jepang. Suatu ketika seorang mahasiswa jurusan Tionghoa membawa kertas 
> ujiannya bertanya pada Tan Tian Ie, penari juara Serampang 12 seluruh 
> Indonesia, bertanya seharusnya menjawabnya, Tan Tian Ie memanggil saya, kami 
> sekelas di jurusan bahasa Jepang, dan menanyakan pada saya, saya tertegun, 
> ada soal yang menyuruh mahasiswa melihat Hanzi lalu mengisi Hanyu Pinyinnya 
> bersama nadanya!!! Saya bingung sebab tak pernah kita belajar bahasa Tionghoa 
> harus tahu nadanya, Tan Tian Ie juga bilang begitu. Sejak itulah saya baru 
> tahu, bahwa dalam bahasa Tionghoa jangan mengabaikan nada, sebab arti bisa 
> salah. Kesan ini sangat mendalam.
>       Seorang Jepang dosen bahasa Jepang bisa berbicara Mandarin, ia sering 
> mengajak saya berbahasa Mandarin. 
>       Jurusan itu merana setelah G-30S dan akhirnya kabarnya dibubarkan. Baru 
> kemudian dibuka kembali, dengan serba minim karena belajar bahasa Tionghoa 
> tapi diluar kampus bahasanya di larang,  termasuk hurufnya.
>        Sekedar tambahan informasi.
>        Kiongchiu
> Liang U
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: "zho...@..." <zho...@...>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sat, October 24, 2009 3:58:58 AM
> Subject: Fw: Tiarap   (Re: Komunis   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 
> 2009))
> 
>   
>  
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ________________________________
> 
> From:  zho...@yahoo. com 
> Date: Fri, 23 Oct 2009 19:56:59 +0000
> To: Akhmad Bukhari Saleh<absa...@indo. net.id>
> Subject: Re: Tiarap   (Re: Komunis   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 
> 2009))
> Yg ada adalah jurusan sastra cina di UI terlebih dahulu. Unpad baru membuka 
> jurusan ini belakangan,di tahun 70an,  dan otomatis langsung pakai cina, tak 
> pernah jadi tionghoa.
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ________________________________
> 
> From:  "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo. net.id> 
> Date: Sat, 24 Oct 2009 02:49:26 +0700
> To: <zho...@yahoo. com>
> Subject: Re: Tiarap   (Re: Komunis   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 
> 2009))
> 
> Saya juga kenal Ong Hok 
> Ham sejak jaman Manikebu.
> Tetapi saya kecewa ketika 
> di jaman Orde Baru babak akhir dia malahan dekat sama Golkar. Dan tulisannya 
> yang muncul di media juga sangat 'soft'.
>  
> Soal penulisan Mely yang 
> hanya muncul di kampus, justru menteri-menteri pendidikan jaman itu, seperti 
> Daud Jusuf yang CSIS dan Nugroho Notosusanto yang tentara, mereka rajin 
> 'memelototi' karya-karya tulis di lingkungan perguruan tinggi.
>  
> Contoh 
> ketatnya 'pelototan' mereka itu antara lain justru di UI yang nomor 
> satu muncul istilah "Jurusan Sastra Cina", ketika di universitas lain, kalau 
> tidak salah Unpad misalnya, istilahnya masih "Jurusan Sastra 
> Tionghoa".
>  
> Maaf, tadi itu saya tidak 
> tahu (tidak sadar) bahwa e-mail Zhou-heng adalah japri.
>  
> OK, sekarang mau tidur 
> dulu nih! Good night, bro...
>  
> Wasalam.
>  
> ============ ========= ========
>  
> ----- Original Message ----- 
> >From: zho...@yahoo. com 
> >To: Akhmad Bukhari Saleh 
> >Sent: Saturday, October 24, 2009 2:35 
> >  AM
> >Subject: Re: Tiarap (Re: Komunis (Re: 
> >  [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))
> >
> >Di lingkup akademis, mely memang mengkritisi, tapi sebenarnya 
> >  tulisannya yg mengkritik penguasa tak pernah beredar di massmedia, makanya 
> > dia 
> >  juga tak pernah menjadi tokoh terkenal. Tak seterkenal onghokham misalnya. 
> >
> >
> >Sent from my BlackBerry®
> >powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ________________________________
>  > 
> >From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo. net.id> 
> >Date: Sat, 24 Oct 2009 02:16:53 +0700
> >To: <zho...@yahoo. com>
> >Subject: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil 
> >  Award 2009))
> >
> >
> >Maaf kalau saya salah 
> >  tangkap konteks Zhou-heng. Mungkin karena jelas-jelas terbawa-bawa kata 
> >  "komunis" itu.
> > 
> >Namun demikian, 
> >  kebetulan disebutnya ciri ke-belanda-belanda- an oleh Zhou-heng, ditambah 
> >  deskripsi Yongde sianseng bahwa yang wajah holland itu pakai nama 
> >  Belanda tetapi juga pakai she Tionghoa, menunjukkan bahwa dari antara 3 
> >  awardee, yang dimaksud tentulah tidak lain dari DR. Mely Tan Giok 
> >  Lan.
> > 
> >Nah, kalau konteksnya 
> >  Zhou-heng maksudkan soal 'tiarap' di jaman Orde Baru, nyatanya justru dia 
> >  inilah satu-satunya diantara bertiga yang malahan tidak pernah tiarap 
> >  dalam mengkritisi sikap penguasa terhadap etnis tionghoa.
> > 
> >Koq ya kebetulan sekali 
> >  di acara Nabil Award itu hanya si tokoh yang 'holland' inilah dari antara 
> >  3 orang awardee yang dalam kata pengantar oleh Panitia dikemukakan 
> >  soal ke-tidak-tiarap- an dia di jaman Orde Baru.
> > 
> >Jadi Zhou-heng, ini 
> >  bukan tanggapan saya untuk lauwheng, melainkan sejatinya jawaban langsung 
> >  dari Panitia! Ha ha ha...
> > 
> >Wasalam.
> > 
> >============ ========= =======
> >
> >----- Original Message ----- 
> >From: 
> >  zho...@yahoo. com 
> >To: Akhmad Bukhari Saleh 
> >Sent: Saturday, October 24, 
> >  2009 1:24 AM
> >Subject: Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 
> >  2009)
> >
> >Oh rupanya anda salah tangkap konteks pembicaraan saya.
> >Maksud 
> >  Saya : kalau tokoh2 yg muncul saat ini adalah tokoh2 yg "ke belanda2an", 
> > ya 
> >  harap maklum, krn hanya mereka2 ini yg bisa eksis berkarya di zaman orde 
> > baru. 
> >  Yg lain yg terlalu nunjukkan ketionghoaan terpaksa tiarap dulu. Meski 
> > sekarang 
> >  situasi sdh lebih kondusif, tapi dlm waktu singkat kemunculan wajah yg ke 
> >  tionghoa2an tentu blm bisa menandingi kepopuleran tokoh2 yg lebih dulu 
> >  berkiprah.
> >Jelas bukan? 
> >
> >------------ --------- --------- --------- ---
> >
> >From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
> >  <absa...@indo. net.id> 
> >Date: Sat, 24 Oct 2009 00:31:02 +0700
> >To: 
> >  <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> >Subject: Komunis (Re: 
> >  [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)
> > 
> >----- Original Message 
> >  ----- 
> >From: zho...@yahoo. com 
> >To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> > 
> >Sent: Thursday, October 22, 2009 11:30 PM
> >Subject: Re: 
> >  [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
> >
> >> Yg terlalu tionghoa tak 
> >  mungkin bisa bersuara
> >> tanpa takut dicap komunis.
> >
> >- - - - - - - 
> >  - - - - - - - - - - - - - - -
> >
> >Tidak ada dikotomi komunis dan anti 
> >  komunis dalam proses penganugerahan Nabil Award ini.
> >
> >Karena award 
> >  dianugerahkan pada para awardee, termasuk pada DR. Mely Tan yang dikatakan 
> >  ke-holland-holland- an, adalah berdasarkan penilaian dewan jury yang 
> > anggotanya 
> >  ada yang komunis juga, DR. Asvi Warman Adam.
> >Tentunya juga di samping jury 
> >  yang jaman dulu anti komunis, seperti misalnya Prof. DR. Ny. 
> >  Sadli.
> >
> >Namun mereka semua tidak melakukan penilaian dari kacamata 
> >  perkomunisan, baik ketika menilai kinerja para awardee di masa lalu, 
> > maupun 
> >  kinerja di masa sekarang.
> >Karena hal itu tidak ada gunanya lagi, mengingat 
> >  komunisme tidak lagi relevan sebagai parameter penilaian, sebab toh sudah 
> >  punah di masyarakat dunia. 
> > 
> >
> >Wasalam.
> >
> >============ ========= ========
> >
> >----- Original 
> >  Message ----- 
> >From: zho...@yahoo. com 
> >To: 
> >  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> >Sent: Thursday, October 22, 2009 11:30 
> >  PM
> >Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
> >
> >Hahaha, 
> >  maklumlah, karena kecelakaan sejarah, yg bertampang holandlah yg baru bisa 
> >  selamat berkarya. Yg terlalu tionghoa tak mungkin bisa bersuara tanpa 
> > takut 
> >  dicap komunis.
> >
> >- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
> >
> >From: 
> >  "henyung" <heny...@yahoo. com> 
> >Date: Thu, 22 Oct 2009 16:19:33 
> >  -0000
> >To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> >Subject: 
> >  [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
> >
> >Kemungkinan ada penyebab 
> >  lain.
> >
> >Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? 
> >
> >Biasanya antara 
> >  segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya tidak 
> > tersampaikan. 
> >  Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh kebudayaan ketionghoaan 
> > itu 
> >  apa ?
> >
> >Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak 
> >  mendapatkan apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan 
> > luar 
> >  aja dah lebih "holland". 
> >
> >Maaf yah kalo 
> >  tersinggung.
> >
> >Yongde
> ________________________________
>  > 
> >No virus found in this incoming message.
> >Checked by AVG - 
> > www.avg.com 
> >Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.28/2454 - Release 
> >  Date: 10/23/09 14:09:00
> >
>


Kirim email ke