Bung Jackson Yahya, 
saya memahami anda sedang berargumentasi dan mencari pembenaran untuk 
menggunakan sebutan Cina daripada Tionghoa.
Saya atau mungkin beberapa member disini sudah dapat memahami argumentasi anda 
itu.
Tapi anda kagak usah ngotot atau bersikeras memaksa orang lain untuk setuju 
atau tidak setuju atas argumen anda.
 
Saya dan sebahagian besar kalangan Tionghoa lebih suka dipanggil Tionghoa, 
harap anda menghormati pilihan saya/kami, sebaliknya saya juga tidak bermasalah 
manakala anda dan kelompok anda lebih menyukai atau tidak bermasalah dengan 
sebutan Cina.
 
Saya yakin suatu saat anda akan berubah, manakala anda banyak 
berinteraksi/berhubungan langsung dengan dengan komunitas Tionghoa...
Tapi manakala anda tidak berbisnis/bekerja di dalam komunitas Tionghoa, besar 
kemungkinan anda akan tetap menjadi Cina... 
Anda camkanlah keyakinan saya itu.
 
John Siswanto
 
--- Pada Ming, 25/10/09, jackson_ya...@yahoo.com <jackson_ya...@yahoo.com> 
menulis:


Dari: jackson_ya...@yahoo.com <jackson_ya...@yahoo.com>
Judul: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 25 Oktober, 2009, 5:52 AM


Nih buat informasi,
Buat selengkapnya:
www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm


Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 

Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 

Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 

Hari depan kita 
adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
" (SINERGI, 15 
Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 

Salam kasih dari Herlianto 

Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
pada http://www.yabina.org 


---
Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@radix.net
SEARCH CURRENT POSTINGS - <http://www.indopubs.com/search.html>
SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - <http://basisdata.esosoft.net>
SEARCH 1990-1999 POSTINGS - <http://basisdata.esosoft.net/search-all.html>
HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - <http://www.indopubs.com>
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links






      Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Reply via email to