Hehehe itukan acara diuntar yg sebagian besar mahasiswanya keturunan china. Dan 
juga hasil liputan majalah sinergi.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "ulysee_me2" <ulysee_...@yahoo.com.sg>
Date: Mon, 26 Oct 2009 01:03:31 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)

Way to go jack! Kok hebat si lu bisa nemuin artikel kek gini. 

Menarik juga tuh argumennya, gue jadi mikir, 
apa betul istilah TIONGHOA itu dalam pengertian primordialnya juga berarti 
mengejek dan  merendahkan bangsa lain? 
(Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara  pusat/tengah dengan bangsa dan 
budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain  dianggap bangsa pinggiran dengan 
budaya yang rendah atau barbar). 

Tiong memang berarti tengah atau pusat
sedangkan Kok berarti negara.

Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan......


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Nih buat informasi,
> Buat selengkapnya:
> www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm
> 
> 
> Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
> etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
> artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 
> 
> Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
> segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
> menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
> 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
> merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
> pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
> dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 
> 
> Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
> 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
> dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
> hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
> pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
> berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 
> 
> Hari depan kita 
> adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
> " (SINERGI, 15 
> Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 
> 
> Salam kasih dari Herlianto 
> 
> Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
> pada http://www.yabina.org 
> 
> 
> ---
> Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@...
> SEARCH CURRENT POSTINGS - <http://www.indopubs.com/search.html>
> SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - <http://basisdata.esosoft.net>
> SEARCH 1990-1999 POSTINGS - <http://basisdata.esosoft.net/search-all.html>
> HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - <http://www.indopubs.com>
> Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>



Kirim email ke