masalah Tiongkok dan istilah Tiongkok , Negri Tengah , "Middle
Kingdom" , "Central Country" dianggap sebagai kesombongan itu menurut
saya terlalu berlebihan. Dalam kapasitas Tiongkok (walaupun sepanjang
perjalanannya , dari dinasti ke dinasti , mengalami fall en rise ,
fall en rise again) ,

pengaruhnya dan juga dari segi ukurannya yang serba raksasa ,
kebudayaannya yang diadopsi oleh negri2 tetangganya misalkan vietnam ,
korea , jepang (directly) , dan negara2 barat (indirectly) ,
perjalanan sejarahnya yang panjang (termasuk sistem tributary yang
luas terutama di era Ming) .

Daripada istilah United State tapi pada prakteknya melakukan sejarah
imperialisme dalam berbagai wujud . Dan juga istilah United Kingdom
(Great Britain) yang jajahannya luas dan dimana2.



CENTRAL TO THE WORLD ORDER

1. S.A.M Adshead  (T'ang China  , The Rise Of  The East in World
History, Palgrave Macmillan) berpendapat bahwa China- Tang di masa
pemerintahan  Hsüan-tsung (731 - 756 ) memiliki pengaruh yang setara
terhadap USA di masa sekarang.  Di buku yang sama , Andre Gunder Frank
memiliki pendapat lain

2. Andre Gunder Frank’s Re-Orient: Global Economy in the Asian Age
(University of California,
Berkeley, 1998). Frank would not accept a rise of the East in the
period 500–1000, because he believes that the East, China in
particular, was always central to the world order, at least since
3000bc. . Frank concludes: ‘the entire world economic order was –
literally – sinocentric’. Between 1400 and 1800 .

3. Tahun 1800 di kenal sebagai masa puncak kejayaan dinasti Ch'ing di
bawah pemerintahan kaisar Ch’ien-lung  (1735–1799) (The Cambridge
History Of China Vol 9 , Part I , The Ch'ing Empire to 1800).

4. Lima Kaisar  dari berbagai dinasti yang sukses memberikan pengaruh
luas terhadap dunia pada masanya. .Han Wu-ti (140–87bc),T’ang
Hsüan-tsung (713–756) , Khubilai of the Yüan (1260–1294), The Yung-lo
emperor of the Ming (1402–1424) , Ch’ien-lung of the Ch’ing
(1735–1799).

5. Ukuran Tiongkok sendiri seolah mengerdilkan para tetangganya , baik
secara besarnya kekaisaran maupun jumlah populasinya.
"The size of the Chinese population has always dwarfed its neighbours,
and that population has increased with territorial growth over the
centuries as well." (Rina Mitter , Modern China, Oxford University
Press).

6. Di era dinasti Ming , berbagai negara mengirimkan tribut terhadap
Ming-Tiongkok, diantaranya adalah .  Champa, Annam, Java, Brunei,
Srivijaya, Siam,  Cambodia, Ryukyu, Bengal, Lambri, Cochin, Ceylon,
Calicut, Aden, Arabia, Japan , Korea , and others
(The Cambridge History Of China Volume 7 , Part I , The Ming Dynasty,
Chapter 4 )

7 . Relasi Tiongkok  - Jepang - Korea
Posisi Annam , Jepang dan Korea di pandang penting. Sebaliknya negara
tersebut juga memandang penting Tiongkok sebagai negeri raksasa .
Misalkan , pada masa Ashikaga Yoshimitsu , Jepang kembali masuk ke
sistem tributary terhadap Tiongkok. Sebagai imbalannya , Chien-wen
(1398-1402) and Yung-lo (1402-24), menganugrahi gelar terhadap
Ashikaga Yoshimitsu sebagai "King of Japan" . Permasalahan utama
Tiongkok dan Jepang adalah masalah bajak laut.

War, trade, and piracy
Are an inseparable trinity
(Goethe, Faust, II, 5:3)
The Cambridge History of Japan , Volume 4 , Chapter 6 , Inseparable
Trinity , Japan Relation with Korea & China , Sinocentric Tributary  )

why did the Chinese think of themselves as Chinese?

However, the term ‘China’, or the term Zhongguo (‘middle kingdom’, the
current Chinese word for ‘China’),The idea of being ‘Chinese’ in the
sense that we understand it, as either national or ethnic identity, is
a product of the 19th century (as is the term Zhongguo). Yet there
clearly was a shared sense of what we might call ‘Chineseness’ between
these people, which outlasted the rise and fall of dynasties. What
made up that identity? Most people identifi ed themselves with the
ruling dynasty itself, as ‘people of the Ming’ or ‘people of the
Qing’. But what lay behind this naming? How did one qualify as a
‘person of the Ming’?But why did the Chinese think of themselves as
Chinese? Broadly, shared identity came from shared rituals. For more
than 2,000 years, a set of social and political assumptions, which
found their origins in the ideas of Confucius, a thinker of the 6th
century BCE, shaped Chinese statecraft and everyday behaviour. By
adopting these norms, people of any grouping could become ‘people of
the dynasty’ – that is, Chinese. (Rina Mitter , Modern China , Oxford
University Press)



On 10/27/09, Nasir Tan <hitaci2...@yahoo.com> wrote:
>
> Yah..kalo dipikir2 rumit juga yah soal penamaan ini, karena walopun
> bermaksud baik bagi yang akan memiliki nama, belum tentu baik bagi yang
> menilainya. Dengan kata lain nama yang disandang oleh sesuatu benda atau
> mahluk hidup baik , manusia,  hewan dan tumbuhan terkadang tidak sesuai
> dengan apa yang dihasilkan atau apa yang dapat diharapkan atau kesan yang
> dapat diberikan oleh benda atau mahluk tersebut. Tetapi selama dia masih
> dapat memberikan kesan yang baik, kegunaan maka nama tidak dipersoalkan.
> Tetapi kalo nama terasa tidak umum di telinga atau ada tanda-tanda
> lain tidak sinkron dengan nama maka tersebut, maka mulailah nama
> dipersoalkan bahkan kadang dipelesetkan. Kata " POLISI" yang berasal nota
> bene berasal dari "policy" termasuk salah satu nama yang harus dipersoalkan
> karena dalam banyak hal tidak mencerminkan orang yang memiliki
> kebijaksanaan...hehehe
>
> Mmmm...kalo kata Tiongkok yang berarti negara tengah bisa diterima terutama
> hingga saat ini..setidaknya karena :
> Pertama karena menjadi pusat perhatian dunia. Saat ini banyak orang bule
> yang berbondong belajar ke Tiongkok, bukan cuma belajar bahasa atau
> kesusasteraan, tetapi juga belajar teknologi. Kedua..kemajuan Tiongkok yang
> sedang dicapai dewasa ini sudah berada pada pertengahan antara negara yang
> sangat maju dan negara berkembang. Keadilan dalam arti yang sesungguhnya
> sangat ditegakkan di negeri tirai bambu ini. Ketiga unsur yang saya sebutkan
> diatas mewarnai negara Tiongkok hingga saat ini, sehingga menurut saya
> penyebutan nama negara tengah masih relevan.
> Sebaliknya the Great Britain sudah tidak pantas lagi disebut karena banyak
> negara lain yang lebih besar karena dilihat dari luas negara masih banyak
> yang lebih besar dan lebih solid. TETAPI, kalo dilihat
> kiprahnya mengekspansi dunia dan (pernah atau jangan2 sedang
> menjajah....:-)  hampir sebagian besar dunia dengan kekuatan militer
> dan bahasanya ( Bahasa Inggris), maka dia pantas disebut negara
> besar....hehehe. Jadi tergantung bagaimana kita menilai suatu nama. Saya
> malah pernah mempersoalkan nama " Sawah Besar" di JKT karena dah gak ada
> sawahnya....hehehe, trus kata teman..lu emang kurang kerjaan ya itu aja
> dipersoalkan.
> Saya yakin postingan saya ini juga tidak berbobot menurut harapan semua
> orang, tetapi paling tidak, ada nuansa tertentu yang mungkin unik yang oleh
> para member lain tidak miliki, sehingga bisa saling melengkapi pengalaman
> pola pikir dan lain-lain.
>
> --- On Tue, 10/27/09, King Hian <king_h...@yahoo.com> wrote:
>
>
> From: King Hian <king_h...@yahoo.com>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Terminologi Tiongkok
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, October 27, 2009, 5:15 AM
>
>
>
>
>
>
>
> Bang Erik,
> Itu merupakan argumen baru bagi mereka yang "butuh banyak bahan" utk
> mendukung pendapatnya dalam polemik istilah Tionghoa atau Cina.
> Benar yang Bang Erik bilang bahwa Tiongkok adalah singkatan dari TIONGhua
> binKOK, artinya: Republik Tionghua.
> Dalam bhs Tionghoa banyak nama/istilah yang disingkat menjadi 2 huruf. Ini
> bbrp contoh nama yang disingkat mjd 2 huruf:
> Tionghoa Binkok menjadi Tiongkok, Yindunixiya (Indonesia) menjadi Yinni,
> Yinggelan Wangguo (kerajaan Inggris) menjadi Yingguo, Riben Wen (bahasa
> Jepang) menjadi Riwen, Ouluoba Zhou (benua Eropa) menjadi Ouzhou, Bachaguan
> Zhonghua Huiguan Xuexiao (sekolah THHK Patekoan) menjadi Bahua (ejaan lama:
> Pahoa), Beijing Daxue (universitas Beijing) menjadi Beida, .
>
> kiongchiu,
> KH
>
>
>
>
>
>
> From: Erik <rsn...@yahoo. com>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Tue, October 27, 2009 11:03:15 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Terminologi Tiongkok
>
>
>
> Bung King Hian, itu juga bukanlah argumen baru kok!
> Dulu waktu mengedit sebuah buku tentang kaligrafi yang diterbitkan LPSN
> (Lembaga Pendidikan Seni Nusantara), argumen itu pernah juga dilontarkan
> oleh seorang pakar kaligrafi Arab yang keberatan dengan kata Tiongkok,
> argumentasi dia persis sama, yakni Tiong berarti Tengah dan Kok berarti
> Negara. Dus Tiongkok artinye Negara Tengah yang mengerdilkan negara dan
> bangsa-bangsa lain.
> Yang membantah dia bukan saya, tapi seorang kaligrafer Arab lain. Dia
> kemukakan bantahan dalam 2 tataran:
> Pertama dia bilang secara linguistik, Tiongkok tidak bisa serta merta
> diartikan sebagai Negara Tengah, karena kata Tiongkok adalah singkatan dari
> TIONGhua MinKOK.
> Kedua, dia bilang apa salahnya bila sebuah bangsa memilih nama yang bermakna
> baik (bahkan superatif) untuk negaranya sendiri. Seorang ayahpun cendrung
> memilih nama yang bagus-bagus untuk anaknya, seperti Soleh, Selamat dll.
> Lantas apakah itu berarti telah mengerdilkan anak orang lain menjadi tidak
> Soleh dan tidak Selamat.
> Setelah itu, ia mempertanyakan forum mengapa tidak pernah ada yang keberatan
> dengan nama negara "THE GREAT BRITAIN", yang juga bisa ditafsir telah
> mengerdilkan negara lain, seakan ia sendiri yang GREAT, sedangkan
> negara-negara lain kecil dan kerdil.
> ada latar belakang psikologis apakah di balik mereka-mereka yang keberatan
> dengan nama Tiongkok itu?
> Demikian tambahan dari saya. Mudah-mudahan berguna.
>
> Salam,
>
> Erik
> ------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
>
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, King Hian <king_h...@. ..> wrote:
>>
>> Apa anehnya dengan argumen baru ini, neng Uly?
>> Bukankah wajar kalo orang menganggap tempatnya berada sebagai "tengah".
>>
>> Bangsa2 di sekitar laut Tengah menyebut laut di dekat mereka sebagai "Laut
>> Tengah" (mediterranean: artinya pusat dunia).
>> Apakah cuma mereka saja yang boleh menganggap tempatnya sebagai pusat
>> dunia?
>> Coba lihat istilah orang Eropa yang menyebut Timur Tengah dan Timur
>> Jauh.Bukankah istilah itu dikaitkan dengan posisi mereka di Eropa sono?
>> Yang anehnya, kita di Indonesia pun ikutan menyebut Timur Tengah, padahal
>> harusnya Barat Laut Tengah.
>>
>> Satu hal lagi: Tionghoa berbeda dengan Tiongkok
>> dan nama milis ini adalah Budaya Tionghoa, bukan Budaya Tiongkok.
>>
>>
>> kiongchiu,
>> KH
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>


------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to