MININJAU “NEGERI TAILI  (2)
 
Di Kunming kami sempat mengunjungi dua buah taman,
yang pertama Daguanlou Gongyuan (Hokkian: Taman Tai Kuan Lao = Tay Kwan Lauw)
atau Taman Raya  Loteng untuk Memandang
, buku-buku tourisme menuliskannya sebagai Grand View Park  disebut demikian 
karena di sana ada bangunan
bentuk budaya yang indah, dan kita dapat naik lantai atas untuk memandang jauh
ke depan.  Dari situ kelihatan Danau
Dianchi yang luas kebiru-biruan, bahkan sebagian dari danau itu menjorok ke
dalam taman, menyebabkan taman menjadi lebih indah kelihatannya. 
 
 Di bagian
danau yang menjorok ke dalam taman, ditanami pohon teratai banyak sekali,
sehingga hampir menutupi seluruh permukaan bagian dari danau itu. Sayang waktu
saya ke sana, bukan musimnya bunga teratai berkembang.  Bunga teratai dalam 
budaya Tionghoa
menempati tempat yang khusus. Kuanyim (Kwan Im) sering digambarkan di atas
pohon teratai.  Teratai hidup di atas
air berlumpur, tapi bunganya selalu bersih. Ini adalah symbol  bahwa meskipun 
kita hidup di dalam
masyarakat yang penuh dengan perbuatan jahat, kita harus tetap tidak ternoda.
Nama bunga teratai atau Lianhua (Lian Hoa)  banyak dijadikan nama anak 
perempuan. 
 
Taman ini cukup luas, mengelilingi  danau yang cukup besar, bagian pinggir  
danau dalam taman ini bersambung dengan tepi
utara danau Dianchi yaitu danau terbesar di Kunming yang memanjang dari utara
ke selatan sejauh 40 km persegi. Di bagian barat adalah pegunungan dan di
bagian timur dataran rendah. Luas danau sekitar 300 km persegi. Taman Daguanlou
ini terletak di pantai  bagian utara
dari danau Dianchi, dari sana bisa naik perahu atau motor boat menuju ke bagian
tengah pantai timur danau, lalu jalan kaki ke Taman Haigeng Desa Longmen, Dari
sana mendaki lagi sampai ke Gerbang Longmen, kemudian mendaki lagi ke Gerbang
Naga dan Xi Shan. Pulangnya bisa turun dari sana ke dekat makam  Nie Er, lalu 
naik bis kembali ke kota. Nie
Er adalah musikus terkenal pada zaman perang melawan Jepang, karena banyak
mencipatakan lagu patriotik .  Lagu
kebangsaan Tiongkok yang sekarang digubah oleh Nie Er pada saat itu. Karena
kepopulerannya maka pada tahun 1949 dijadikan lagu kebangsaan.
 
Sangat mengecewakan, danau yang termashur indah itu,
dan masih indah dipandang dari jauh, kalau sudah dekat, airnya menjadi pekat
hijau kecoklat-coklatan karena pulusi yang tak terkontrol dari pantai tenggara
danau ini yang sekarang menjadi kawasan industri. 
 
Di dalam danau dekat tepi danau masih ada lapangan
rumput sehingga kita dapat duduk-duduk dengan nyamannya, di pantai danau ada
jalan untuk berjalan kaki di bawah pohon-pohon yang rindang, banyak bangku di
sana untuk kita beristirahat. Karena luasnya danau maka anginpun cukup besar,
sehingga kita merasa nyaman sekali. Sekali lagi, kalau saja airnya masih biru
jernih, taman ini akan menjadi indah sekali. 
 
Taman kedua yang kami kunjungi adalah Minzu Cun atau
taman etnis minoritas. Ini adalah taman mininya Kunming. Taman luas sekali,
taman tidak mungkin terkelilingi semua dalam sehari  kalau mau mengamati tiap 
anjungan minoritas. Seperti telah
dikatakan di atas  ada 26 etnis
minoritas di propinsi Yunnan ini.  Dari
16 keresidenan (orang Tiongkok menterjemahkannnya sebagai prefektorat) di
propinsi ini, 8 di antaranya adalah keresidenan otonom etnis minoritas.
Keresidenan demikian dibentuk kalau di sana ada konsentrasi yang cukup besar
etnis minoritas, meskipun mayoritas tetap orang Han. Pimpinan utama dari
pemerintahan setempat harus dari etnis minoritas, inilah kebijakan affirmatif
untuk meningkatkan kemampuan dan memberikan kesempatan kepada minoritas yang
tidak pernah saya dengar di negara lain. Memang ada komentar-komentar yang
menyatakan tidak adil, tapi pemerintah tetap pada kebijaksanaanya. Segi
negatifnya adanya sebagian anggota kelompok minoritas menjadi manja. 
Di bidang pendidikan, etnis minoritas diberi
prioritas, misalnya ujian masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan serempak
di seluruh negara, nilai etnis minoritas di tambah 20. Sehingga kalau nilainya
sama dengan calon etnis Han, yang minortitas saja yang akan diterima. Kenalan
di Universitas Ningbo mengatakan di unversitasnya nilai ujian triwulan, kuartal
atau semester untuk mahasiswa etnis minoritas juga ditambah 20  Sehingga mereka 
lulus kalau dapat nilai 40,
sedang etnis Han harus 60. 
Saya sendiri beranggapan, ujian masuk perguruan
tinggi ditambah 20 masih masuk akal, karena sekolah SD dan menengah di daerah
etnis minoritas umumnya di daerah yang ekonominya masih terkebelakang, sehingga
sulit untuk para siswa bersaing dengan orang Han. Tapi dalam kelas gurunya sama,
bahannya sama, harusnya affimatif demikian tidak diperlukan lagi. Apakah ini
berlaku untuk seluruh negara? Saya sendiri tak mendapat data.
Kebijakan demikian menjadi kontra-produktif, sebab
kalau melamar kerja, calon majikan bisa menilai,  seorang etnis minoritas yang 
mendapat rata-rata 65, sebetulnya 45
maka ditolak. Sedang mahasiswa Han yang mendapat 55 diterima karena aktualnya
lebih tinggi dari si minortias ini, Lalu kelihatan ada diskriminasi, memicu
ketidak puasan di kalangan minoritas. Syukurlah, karena minoritas di Yunnan
hampir semua menggunakan nama Han, dan wajahnyapun seperti orang Han, kecuali
waktu perayaan adat, seperti kelahiran, perkawinan dan upacara kematian.
Perbedaan demikian tidak mencolok seperti di Xinjiang.
Di taman Minzu Cun ini saya melihat candi orang Dai
yang indah sekali. Orang Dai ini serumpun dengan orang Thai dari Thailand.
Anjungan lain yang sangat menarik adalah anjungan orang Bai. Karena semua
bangunan yang dibuat berbentuk arsitektur Bai.  Di luar tak kelihatan ada 
jendela, semua rapat. Pintu menghadap ke taman
di depan rumah. Lalu ada gerbang besar dari halaman ke luar. Dinding selalu
putih bersih tapi di bagian atas ada gambar gambar yang indah. Bubung rumah di
kedua ujungnya mencuat ke atas, agak mirip anjungan Minangkabau, hanya saja
bagian yang mencuat itu tak sebesar rumah adat Minangkabau. 
Karena luas taman yang demikian besar, maka kami tak
sempat masuk ke teater besar untuk melihat tarian minoritas secara kolosal
seperti di Jinxiu Zhonghua, Minzu Cunnya Shenzhen.       (Bersambung)
 
Terlampir
4 foto dari masing-masing taman.
Taman
Daguanlou:Danau
yang penuh teratai, dan bagian danau lain yang indah.Taman Etnis Minoritas:  
Candi etnis Dai dan pemandangan dari  pinggir danau.



________________________________


      

Kirim email ke