Iya, ingat waktu itu orang2 menarik simpnanannya dan di pindah ke negeri
tetangga.

Dampak psikologisnya terlalu besar dan beresiko kerugian tak terbayangkan
untuk di tanggung oleh negara.

Berbahaya sekali itu.

Rush memang sangat mengerikan, bisa bikin bangkrut negara dalam sesaat,
bailout memang jalan terbaik.

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of anthonyrayindra
Sent: Monday, November 23, 2009 9:50 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal "Profesor
Kodok"...

 

  

menurut saya begitu sih.
Ditambah lagi saat itu Lehman jatuh, beberapa bank di Eropa dan AS jatuh
(malah negara Iceland bangkrut), AIG goyang, hampir seluruh Wall Street (dan
Amerika) lagi kebingungan hampir ambruk, dst, dst.

Menurut saya yang jadi masalah bukan Bail Out tidaknya Bank Century, tapi ke
mana duit 6,7 triliun itu, dan bagaimana bisa dialirkan sebanyak itu,
bukannya persetujuannya cuma 1,3 triliun? 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> , agoeng_...@... wrote:
>
> Ah kayaknya makin pikun nih opa satu ini. Lupa apa saat itu udah 5 bank
listnya yg beredar dlm kondisi semaput mirip century, klo century ga ditake
over saat itu bank2 laen bakal di rush juga n dampaknya bakal kayak 98.
Sampe2 org ga bersalah yg cuma meneruskan info aja ditangkap. 
> -----Original Message-----
> From: "HKSIS" <sa...@...>
> Date: Fri, 20 Nov 2009 10:30:23 
> To: HKSIS<hk...@yahoogroups.com <mailto:HKSIS%40yahoogroups.com> >
> Subject: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal "Profesor
Kodok"...
> 
> Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal 
> "Profesor Kodok"...
> 
> Inggried Dwi W
> Ekonom Kwik Kian GieKamis, 19 November 2009 | 15:27 WIB
> Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
> 
> 
> JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Kwik Kian Gie berpendapat, alasan bail-out
Bank Century karena kekhawatiran akan menimbulkan dampak sistemik terhadap
sistem perbankan hanya sebuah kamuflase. Dampak sistemik akan terjadi jika
bank yang dibiarkan bangkrut meninggalkan utang dalam jumlah besar terhadap
bank-bank lain. Kenyataannya, berdasar data yang ia miliki, Century justru
memiliki tagihan pada bank-bank lain.
> 
> Pernyataan seorang profesor (tanpa menyebut nama), bahwa dampak sistemik
berkaitan dengan psikologis bank dan nasabah, dikritik keras oleh mantan
Menteri Ekuin ini. Ia menyebut hal itu sebagai pernyataan seorang "profesor
kodok" yang hanya tahu teori dan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya.
> 
> Kwik lantas menganalogikannya dalam sebuah cerita. "Di pinggir kali, ada
anak berusia 5 tahun, seorang profesor, dan anak jalanan berumur 14 tahun
yang setiap hari ada di pinggir kali itu. Anak 5 tahun tanya ke profesor,
'Berapa kali lompatan yang dibutuhkan kodok untuk melompat ke seberang
kali?" tuturnya, pada diskusi Membongkar Skandal Bank Century, Kamis (19/11)
di Gedung DPR, Jakarta.
> 
> Ia melanjutkan, "Si profesor kodok menjawab, 'Kita lihat lebar diukur
berapa senti kemudian dikalikan dengan panjangnya, baru tahu berapa
lompatannya'. Jawaban profesor ini dibantah oleh anak 14 tahun. Anak itu
bilang, 'Bapak salah, yang saya lihat hanya dua kali. Karena, setelah
melompat sekali dan menyentuh air, kodoknya akan berenang. Kemudian, dia
melompat sekali lagi ke daratan," papar Kwik.
> 
> Dari cerita tersebut, Kwik ingin menggambarkan bahwa si anak yang berusia
14 tahun lebih mengetahui dari apa yang dilihatnya di lapangan dibandingkan
sang profesor. "Menteri yang profesor kodok, tanpa tahu lapangan, cuma tahu
hitung-hitungan. Saya enggak tahu, pura-pura bodoh atau bodoh betul,"
katanya.
> 
> Kemudian, ia menguraikan, hanya bank-bank tertentu yang jika dibiarkan
bangkrut akan berdampak sistemik. Bank-bank tersebut di antaranya bank
multi-nasional. "Kalau Bank Century, tidak ada bank-bank lain yang
menempatkan uangnya di sana sehingga tidak mungkin ada dampak sistemik,"
kata Kwik.
>



Kirim email ke