Dear Julia:
Saya tahu bahwa seorang Tionghoa kristen tidak diijinkan lagi memegang hio. 
Tapi, kenapa tidak anda jelaskan di sini sekalian, bagaimana pandangan yang 
diajarkan dalam kristen terhadap hio, sehingga tidak boleh dipegang oleh 
seorang Tionghoa? 

Apakah anda sendiri setuju dengan pandangan kristen tersebut? Bagaimana 
pandangan anda sendiri tentang hio dalam budaya Tionghoa?

Jujur jawablah 3 kali demi nama Yesusmu. Benarkah anda tidak pernah mendengar 
budaya Tionghoa dibuat bahan tertawaan di gereja kristen?

Saya pikir, anda menganggap permasalahan ini hanya urusan kecil, karena tidak 
menyentuh sesuatu yang anda anggap berharga. Buat saya, Budaya Tionghoa 
sangatlah berharga.


Salam,

Chen Gui Xin


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, julia tamara sari <koisuru_ju...@...> 
wrote:
>
> Saya setuju dengan pak edy lim. Masalah kecil jangan dibesar-besarkan. 
>  
> Menurut pandangan saya, memilih agama dan kebudayaan adalah hak asasi setiap 
> manusia. Dia mau memilih tidak beragama dan tidak berbudaya, itu hak 
> masing-masing tiap orang. Ini hanya masalah toleransi saja.
>  
> Saya pribadi termasuk orang yang memilih agama Kristen beraliran Tionghoa 
> konservatif (anggota PGTI) dan kebetulan saya juga dilahirkan sebagai orang 
> Cina. Dan syukurlah, saya belum mendapat pengalaman bertemu dengan anggota 
> jemaat yang bersikap kurang ajar pada budaya Cina. 
>  
> Lalu apakah semua orang Kristen selalu bersikap kurang ajar pada budaya Cina? 
> Budaya yang mana ya? Soalnya budaya Cina itu kan banyak sekali. Orang Kristen 
> juga banyak macamnya. Jujur saja, saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan 
> 'kurang ajar'. Semua terlalu ngeblur-tidak jelas. Jadi, saya rasa kurang 
> fair jika menghakimi semua orang Kristen kurang ajar terhadap budaya 
> Tionghoa. I love my God and I love my culture.
>  
> Saya mau memberikan pengalaman yang baru saya alami beberapa minggu lalu. 
> Salah satu ayah dari salah satu anggota jemaat gereja saya meninggal dan saya 
> datang melayat. Almarhum dimakamkan secara Kong Hu Cu. Dalam agama Kristen 
> memang tidak diperbolehkan memegang dupa. Tapi apakah itu berarti si anak 
> tidak menghormai orang tua-nya? Tidak sayang pada ayahnya sendiri? 
> Sejujurnya, saya juga bukan orang yang paham pada doktrin agama maupun 
> budaya.. Tapi penghormatan dan kasih sayang pada orang tua adalah hal yang 
> tidak bisa dinilai oleh agama maupun sebuah budaya. Saya yakin, teman saya 
> sangat sayang pada ayahnya meski ia tidak memegang dupa. Ia tetap menghormati 
> orang tuanya meski tidak memegang dupa. Lalu bagaimana reaksi keluarga besar 
> almarhum terhadap teman saya? Mereka tidak setikitpun merasa benci pada 
> teman saya. Mereka saling menghargai ditengah kedukaan mereka.
>  
> Bagaimana dengan saya sendiri yang melihat ritual pemakaman agama kong hu 
> cu? Mayat masuk peti harus melihat tanggal dan jam, dibakar harus melihat 
> apakah ciong atau tidak, posisi mayat di dalam peti harus diperhatikan, 
> dsb... syarat-syarat yang sangat panjang dan rumit mengenai kematian. 
>  
> Melihat semua itu saya merasa aneh dan muncul banyak pertanyaan dalam benak 
> saya. Tentu saja ini terjadi karena budaya pemakaman tersebut berbeda dari 
> yang saya tahu selama ini. Tapi sekaligus saya merasa tertarik untuk 
> mengetahui dan mengenalnya. Namun saya sama sekali tidak berhak menghakimi 
> apakah mereka berdosa atau tidak. Karena, saya yakin bahwa penghakiman hanya 
> dilakukan oleh Tuhan atau sang pencipta dari masing-masing aliran 
> kepercayaan. 
>  
> Dupa atau Hio adalah contoh sederhana yang selalu menimbulkan perdebatan. 
> Sampai saat ini saya yakin bahwwa memegang atau tidak memegang dupa, 
> tidak bisa mengukur kadar 'dosa' atau kadar 'kekurang ajaran' seseorang. 
> Menurut saya itu adalah pilihan setiap orang untuk melakukannya. Jika ada 
> seorang Kristen memegang dupa meski tidak sesuai ajaran agama, menurut saya 
> itu adalah sebuah pilihan dan itu adalah urusan dia dengan Tuhan. (Ingatlah 
> bahwa orang Kristen tidak diajarkan untuk menghakimi orang lain.) Sebaliknya, 
> jika menolak memegang dupa bukan berarti sudah bersikap kurang ajar. Itu 
> adalah pilihan seseorang untuk condong mengikuti ajaran agama dan bukan 
> kebiasaan dalam sebuah budaya. Kami menghormati (nenek moyang) dengan cara 
> yang berbeda dari memegang dupa.  
>  
> Saya selalu tertarik mengenal dan mengetahui budaya-budaya dan 
> kepercayaan asing, selain agama Kristen dan budaya Cina. Misalnya Shinto, 
> Scinetology, budaya suku inca, dsb. Setiap kali saya menemukan hal yang baru, 
> saya selalu berkata 'Wow!', 'Cool!', 'Oh! Ternyata begitu!'. Semua untuk 
> menambah pengetahuan dan memperluas wawasan saya. Karena dengan mengenal 
> saya yakin saya bisa terhindar dari pikiran yang sempit dan picik mengenai 
> budaya dan agama orang lain dan tidak mudah terprovokasi. 
>  
> Jadi, kesimpulan saya adalah rasa hormat itu tidak dinilai dari besarnya 
> kerohaniaan seseorang terhadap agama atau kepercayaan tertentu (baik dia 
> Kristen, Islam, Budha, Kong hu cu, ateis, dsb). Yang dibutuhkan adalah 
> toleransi antar manusia selama manusia hidup di dunia ini. Pertanyaannya 
> adalah apakah Anda siap membuka hati Anda untuk bertoleransi?
> 
> --- Pada Sen, 14/12/09, Edy Lim <edy8...@...> menulis:
> 
> 
> Dari: Edy Lim <edy8...@...>
> Judul: Re: [budaya_tionghua] Re:
> Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Tanggal: Senin, 14 Desember, 2009, 12:54 AM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> Pepatah Cina Kuno
> "Da she hua xiao, xiao she hua wu"
> artinya : "Masalah besar dikecilkan, masalah kecil dihilangkan" ..
> Begitu kira-kira terjemahannya.
> 
> Cheers,
> 
> Edy Lim
> Lim Mui Leng (林美龙)
> 
> 
> 
> 
> 
> From: ikkyosensei_ ym <ikkyosensei@ gmail.com>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Mon, December 14, 2009 2:44:34 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re:
> 
>   
> 
> Dear, Andrew:
> Saya kira, mendengar sendiri lebih jelas daripada 1000 kata.
> 
> Coba anda datang ke gereja kristen di mall2 di jkt spt CL, JACC, Semanggi, 
> dll.. atau ke gereja2 abbalove ... atau ke acara2 KKR kristen di Senayan yang 
> besar itu loh.
> Ujilah, apakah perkataan saya benar adanya.
> Apakah anda berani berjanji di forum ini, saat ini ... akan bilang seperti 
> yang anda saksikan sendiri nanti saat hadir di sana?
> Ingat, Yesus sendiri pernah berkata, "Jika ya katakan ya, jika tidak katakan 
> tidak... selebihnya adalah iblis"
> 
> Salam, 
> 
> Chen Gui Xin
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Andrew Mulianto" <andrewmuliant@ 
> ...> wrote:
> >
> > Waduh waduh, penyamarataan yang benar benar aneh, apa anda Kristen dan 
> > sudah bener dengar langsung.
> > Mungkin saja ada bbrp pdt yang juga sama pandangnnya sempit sehingga men 
> > jelek2an dll. Tapi gak bisa di 'generalisasi' . 
> > Tapi semangat ganyang mengganyang dimilis ini sangat kuat dan menyeramkan..
> > 
> > Regards
> > Andrew M
> > Sent from my BlackBerry® wireless device
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: jackson_yahya@ ...
> > Date: Sun, 13 Dec 2009 04:16:56 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > Bagaimana kalau kita sama2 kegereja pada saat topik kotbah lagi membahas 
> > budaya china?
> > 
> > Saya memang sering dengar di gereja kristen berbahasa roh 
> > - menjelek2an budaya china, agama lainnya, kristen yang tidak ada bahasa 
> > roh pun juga di jelek2an, katolik juga dijelek2an.
> > 
> > Jadi menurut saya harus lebih detail menilainya. Karena gereja2 katolik dan 
> > /gereja2 kristen non kharismatik (yang tidak ada bahasa roh) tidak 
> > menjelek2an yang lainnya dan ajaran mereka lumayan bagus dan lurus.
> > 
> > 
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss... !
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: "als" <als@>
> > Date: Sun, 13 Dec 2009 07:49:41 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > Subject: RE: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > Jangan buru-buru setuju dulu Pak Samuel, apalagi sampai 200%. Beberapa
> > pemilis (spt saya, misalnya) membuka isi pesan berdasarkan minat pada
> > Subyeknya. Daripada Subyeknya dikosongkan seperti contoh posting pak Djoko
> > ini, saya secara pribadi memilih judul menarik sebelumnya, meskipun yang
> > Anda permasalahkan mengenai "cacat" judul tsb benar juga adanya. :-) Mungkin
> > Pak Djoko belum pernah mendengarkan cara Pendeta Kristen tertentu (tidak
> > semuanya) memburuk-burukkan kebudayaan Tionghoa (terkadang
> > menyetan-nyetankan) di forum umum atau di hadapan para penganut Kristen yang
> > gampang percaya (tentu tidak semuanya) dan menyebarkan fitnah ini kepada
> > teman-teman, saudara-saudara, dan ORANGTUAnya dengan nada kurang ajar. Kalau
> > ada sebagian Tionghpa yang berang karena mendapatkan perlakuan ngawur
> > demikian ya maklum sajalah kita. Coba kalau kebudayaan, tradisi, dan
> > kepercayaan pak Djoko sendiri diiblis-ibliskan, apa perut pak Djoko tidak
> > ikut eneg? Kalau soal sejarah animisme dsb sih silakan aja dibahas sampai
> > tuntas, tapi lha mbok ya jangan lantas memfitnah aktifitas klenteng sebagai
> > pengaruh setan, dsb. Lah wong sama-sama kepercayaan kok menjelek-jelekkan
> > kepercayaan lainnya demi memperoleh tambahan para pengikut yang memang
> > perpuluhannya lumayan sih (terutama dari golongan pedagang yang percaya).
> > Para pendeta yang semacam ini (tidak semuanya loh) terkadang memakai segala
> > cara untuk mencapai tujuannya. Padahal "berita baik" kalau disampaikan
> > dengan cara-cara buruk demikian ya jadinya kabar buruk yang menghantui
> > beberapa orangtua yang dianggap oleh anak kandungnya sendiri telah sesat,
> > dipengaruhi setan, dan sebagainya, Cobalah kita renungkan hal ini secara
> > jernih dan tidak memihak. :-)
> > 
> > 
> > 
> > als (yang tidak pernah dikurangajari anak-anaknya) :-) 
> > 
> > 
> > 
> > _____ 
> > 
> > From: adiperdanasamuel@ ... [mailto:adiperdanas amuel@ ] 
> > Sent: Sunday, December 13, 2009 5:42 AM
> > To: djoko santoso; budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Setuju pak 200%.
> > 
> > Sent from my BlackBerryR
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > _____ 
> > 
> > From: djoko santoso <yodjoko@ > 
> > 
> > Date: Sat, 12 Dec 2009 07:44:26 +0000 (GMT)
> > 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Maaf saya beri komentar mengenai, masalah Agama, saya juga beragama
> > Katholik, dulu saya pernah belajar mulai dari SR mengenai sejarah, Agama itu
> > mula2 manusia memeluk agama yang disebut animisme, lalu dinamisme,
> > selanjutnya berkembang menjadi agama politheis, dan yang terahir monotheis,
> > yang mengenal cuma 1 Allah yg disembah, tetapi jangan salah banyak umat yang
> > masih bertahan dengan kepercayaannya masing2, dan jangan kita terbawa
> > memperdebatkannya di milis ini, marilah kita saling menghormati, dan milis
> > BT kita ini sebenarnya tidak mempersoalkan agama, tujuannya dapat saling
> > mengenal diantara yg merasa dirinya tertarik, saling memberi dan mempelajari
> > mengenai sejarah, budaya tionghua dan saling membagi informasi yang berguna,
> > saling bantu untuk kehidupan kita semua, baik yang tinggal di Indonesia dan
> > tinggal dimana saja dimuka bumi ini. Maaf kalau pendapat saya salah, salam
> > hangat yodjoko. maju terus BT
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
> Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
> http://id.messenger.yahoo.com/invite/
>


Kirim email ke