Semua yg pernah belajar sejarah waktu sekolah juga tau apa itu kampanye 3G n 
peran gereja didalamnya. Contohnya yah nasib tragis yg bangsa inca yg sangat 
tinggi budayanya dijaman itu juga di"restui" oleh mereka. 
-----Original Message-----
From: shinmen takezo <hisashi.mits...@gmail.com>
Date: Wed, 16 Dec 2009 19:41:32 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?

Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam
punitive picnic , loot arson dan rape .

Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York
pada waktu itu.

2009/12/16 ardian_c <ardia...@yahoo.co.id>

>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> "perfect_harmony2000" <perfect_harmony2...@...> wrote:
>
> Sdr.semua,
>
> Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf
> serta "mengakui" dosa-dosanya dimana Jepang "belum" meminta maaf dan
> "belum" mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman
> hancur seiring dengan kekalahannya mereka.
> Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku
> kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak
> para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan
> mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi.
>
> Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting
> serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi
> kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok
> harus memiliki sikap memaafkan.
>
> Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga
> keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan
> kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang
> mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau
> mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada,
> mereka tidak mau mengakuinya.
>
> Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu
> yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada
> anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan
> saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu
> adalah untuk Fair Trade.
> Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini
> adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers
> adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat.
> Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang
> salah ?
> Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya,
> akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin
> besar.
>
> Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku
> salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak
> pentingnya minta maaf.
> Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ?
> Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan
> internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.
>
> Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada
> melihat kelemahan sendiri.
> Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka.
>
> Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita
> tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer
> ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ?
> Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di
> Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di
> Tiongkok ?
> Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini
> adalah memaafkan.
>
> Hormat saya,
>
> Xuan Tong
>
> --- End forwarded message ---
>
>  
>

Reply via email to