Salam... Menarik paparan Sdr Sumamiharja , Erik , Zhoufy dkk. Spt saya katakan , memang saya seorang musafir...yang pada awal2 nya senang membaca hal2 yg berhubungan dng filsafat , agama, seni dan budaya. Tujuan semula saya untk kuliah dibidang sejarah , ingin menjadi arkeolog , gagal , karena salah satu sebabnya adalah saya warga keturunan , tidak bisa masuk UI atau UGM, Kebetulan , angkatan saya thn 74 ( lulus sma ), ada teman2 , 5 orang yang diterima masuk UI, karena nilai mrk memang tinggi, diatas rata2. Sedangkan saya hanya memiliki nilai rata , karena sifat saya memang pemberontak , belajar apa ada nya , saya akan melawan guru2 saya secara terang2 an kalau saya tidak suka dng sifat arogansi mrk.tidak peduli dikasih nilai merah dll. Ktk 5 orang teman saya ( tionghoa ) dari sekolah yg sama , bahkan sekelas ditrima masuk UI, sudah diberi peringatan oleh teman tionghoa yg ada di UI , ( kakak kelas di sekolah yg sama ) untk ber hati2 pd masa per plonco an...Menurut desas desus , agak berkelebihan mahasiswa warga ketuturunan yg ditrima di UI , ( thn 1975 ), karena dari sekolah saya saja sudah ada 5 orang , belum lg dari sekolah2 lain yg warga keturunan ditrima di UI., Jadi nanti ,mereka2 ( keturunan ) mau dikerjain....Tapi itu tidak terjadi.....
Untk teman2 di BT, trima kasih atas pendapat2nya. Sbg musafir saya juga tentu senang membaca, keinginan tahu saya tg sejarah, seni dan budaya , untk hal agama saya tinggalkan dulu, trlalu banyak hipocrate nya...ah...ah....> Cuma saya sampai pd kesimpulan pribadi , empiris, untk tidak trlalu peduli lg ama literatur baku , ada banyak penulis yg mempunyai banyak mottif tertentu didalamnya , trmasuk propaganda atau pesan sponsor...dll. Saya lebih senang melihat faktual ke hidupan sehari hari , sambil membandingkan dng literatur2 yg pernah saya baca... Banyak hal2 yg tidak sesuai dlm kehidupan kt sehari hari..misalnya dlm lingkup seni budaya, penghormatan nilai2 budaya, agama dll..Saya jd ingat dng Sdr Erik, sempat di brain washing ..ah..ah..untung saya tidak mengalami hal2 tsb , saya memutuskan untk berhenti kuliah , karna mungkin saja saya juga akan mengalami hal spt itu , brain washing atau indoktrinisasi..... Mending jadi musafir deh...bebas..independent.. Minta maaf kalau dlm pernyataan2 saya lebih bersifat pribadi , saya bosan mengutip literatur2, undang2 , ayat2...konsesi dll....Gampang untk menghapal kan nya atau me repeat...( bukan saya tidak menghargai ...), Kalau saya menyampaikan secuil pandangan bersifat agak positif ( tidak mainstream ), atau seakan akan berbicara spt penginjil , pendeta...atau spt musafir , atau spt kolektor kebiri atau makelar pedagang antik...ya sah saja toh...Saya bukan scientist, bukan ahli, makanya saya senang mau ikut nimbrung di BT ini , terutama untk SOLIDARITAS ke TIONGHOA an saya. Kalau saya menyatakan pendpt agak membela barat , atau tg tidak adanya perusakan , penghinaan dlll....Ah..ah...saya berterima kasih atas kounter balik pernyataan saya, setidaknya saya tahu , masih banyak orang2 yg concern tg seni dan khususnya budaya tionghoa atau pelecehan2 yg sudah dilakukan dan akan ber ulang2 terus , tercatat terus selama dinamika kehidupan ini masih berjalan...bahkan kalau seandainya kehancuran terjadi pd thn 2012...( ah..ah..) , dan tersisa beberapa penerus kehidupan ( the chosen ones )..ah..ah...saya tetap pesimis.., kejadian2 yg serupa akan tetap terjadi....Penghancuran budaya, pelecehan , penjarahan...berpindahnya bermacam2 artefak2 , tidak ditempat kan pada fungsi dan kebenaran yg sejatinya, penaruhan benda2 ( sakral atau ber sifat seni ), tidak pada tempat nya , di wc , bar...dlll dll...Sudah ada unesco, badan2 independent , foundation dlll.dll..Toh kepuasan dan ke tidak puasan masih terjadi......Jadi kapan berakhir ya ..dan apa yg hrs kt lakukan...Ah..jalan jalan lg aja dech....mengembara, hidup cuma untk lewat sementara, menuju yg sudah pasti < "mati ">, untk melihat dan mengalami apa yg belum kt tahu , itu tantangan dan ke ingin tahu an saya yg terbesar....Selebihnya kalau masih ada nafas, berkelana dlm hidup nyata ini , ya , buatlah apa yg bisa saya buat, berikan apa yg bisa saya beri.... Paparan Sdr Sumamiharja ckp jelas dan saya mengerti , katanya sudah brapa x melontarkan ide2 , saran untk mendirikan museum kebudayaan Tionghoa . Itu juga ke ingin an saya yg terpendam...20 tahun lebih saya menggeluti pernak pernik kebudayaan keturunan > Patut dicatat kebudayaan keturunan sangat unik dan berbeda, perpaduan kultural tionghoa, melayu , india dan barat...Pada awal2 nya saya mencoba menjelaskan kpd brapa kolektor lokal, ( saya bukan tipe orang persuasif...), di abaikan atau tepatnya nilai2 barang itu ditaksir, dinilai rendah...Barang2 dari dinasti Tang , Sung, Yuan , Ming ...dll dll....itu loh yg lebih berharga....ah..ah...( hanya dinilai dr segi komersiil , investasi saja ). Saya bukan pemilik modal besar, dng terpaksa hrs memendam ke ingin an saya untk merawat atau melestarikan ( dng lengkap , atau memadai ). Akhir nya saya menemukan beberapa teman ( diluar indonesia ), yg memang mempunyai ke ingin an yg sama , kebetulan mempunyai kemampuan finansial yg makin lama makin meningkat sesuai pekerjaan nya . Teman itu menempat kan artefak2 itu sesuai dng fungsi dan penghormatan nya. Kalau barang2 itu saya dapat kan dari komunitas keturunan di palembang , padang , jawa, akan ditaruh diruang khusus , artefak2 yg didapatkan pd komunitas keturunan di indonesia. Ingat ada kolektor lain yg me manipulasi data, bahkan museum.. ( sbgm sdr sumamiharja memaparkan ), Saya pernah protes keras, ktk ada artefak yg saya dpt kan di tanjung pinang , riau, ditulis di museum singapore dng data yg salah.... Bgmn dng sumbangsih saya untk indonesia dan komunitas nya...? Kompas dng bentara budaya nya , untk pertama kali nya di indonesia menggelar pameran akbar tg pernak pernik kebudayaan keturunan tionghoa...Tiga orang kurator nya , saya kenal dan mrk mengenal saya dng baik...Pd hari2 terakhir saya dihubungi mrk untk berpartisipasi, mrk tahu saya masih ada menyimpan , dan saya setuju untk ikut ambil bagian me mamer kan koleksi atau barang2 yg masih ada ditangan saya. Tapi ternyata ada sedikit konflik di antara sesama kurator ( maklum lah , sifat manusia selalu membanggakan ke jagoan nya , ah..ah..).Saya cuma musafir...Hari terakhir , wakil,pihak kompas , bentara menghubungi saya , tadinya salah seorang teman yg menjadi kurator yg menghubungi saya dulu. Karna ada sedikit ke salah paham an diantara para kurator , dan kebetulan waktu itu daerah domisili saya tinggal didera hujan deras dan banjir, dengan sopan , banjir itu saya jadikan excuse untk menolak , tidak jadi berpatisipasi. Di jakarta, ada balai lelang seni yg mulai mempelopori, stelah pemeran bentara, saya mencoba untk ikut berpatisapasi dr luar saja , dng ikut sbg bidder atau sharing tg pernak pernik tertentu...Ingin ikut untk meramaikan appresiasi atau penghormatan, bukan hanya dr nilai materi , Sudah setahun saya mempersiapkan untk menerbitakan buku tg perjalanan karier pelukis keturunan tionghoa, , Siauw Tik Kwie, ( 1913 - 1988 ), yang pd awal nya Bpk( almarhum )Kwee Tek Hoay , yg memberikan andil cukup besar untk karier Siauw Tik Kwie . Sekiranya teman2 di BT yg mempunyai data2 atau karya , dengan senang hati saya akan menerima nya , untk berbagi dan melaksanakan ke inginan sya ntsb . Buku itu akan diterbitkan dlm edisi lux , dua bahasa. Nomor kontak saya : 0815 5811 2526. . Trims sebelum nya. Saya sekali lg berterima kasih atas hadirnya BT dan segala kegiatan dan sumbangsih nya....Mari kt berbagi dan sharing untk kebudayaan tionghoa dlm segala aspek termasuk penghormatan dan pelestarian nya...Salam... beng mazmuri