aduh kang, inget Mo Zi , Lao Zi, Kong Zi aje. Mozi bilang kasih universal gak pake sekat2 agama kek , tuhan kek, ras kek wat eper kek Laozi bilang kalu kita jalan bener mah pasti Langit deket Kongzi bilang 4 lautan semua sodara.
So ?????????????????????????? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: > > Setelah manusia menjadi bermartabat, agama ternyata malah menjadi beban > masalah. Bgmn ini? > > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > -----Original Message----- > From: shinmen takezo <hisashi.mits...@...> > Date: Sat, 19 Dec 2009 21:20:29 > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang > paling berbahaya. OOT > > Agama telah sukses membawa manusia lebih bermartabat di antara seluruh > primata yang ke arah survival for the fittest , > > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > > "M. Huda" <huda_ya@> wrote: > > > > > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat! > > > > > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, > > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, > > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis > > dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya > > dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama > > dengan politik. > > > God bless you, sir. > > > > > > -= M. Huda =- > > > > > > > > > > > > > > >________________________________ > > > From: liang u <liang_u@> > > > > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com> > > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48 > > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang > > paling berbahaya. OOT > > > > > > > > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat > > extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman > > Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman Pol > > Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh juta > > jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi Jahudi, > > orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai jutaan > > orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya. Semua > > akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat > > dibantah. > > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme > > Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari > > membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa ditangkap. > > Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi ke > > Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan. > > > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya > > Kartosuwirjo. > > > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi > > oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang > > terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental. > > Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata, > > misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak, > > bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. Anda > > boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah melalui > > brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada > > seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat dulu > > apa yang telah diperbuat orang itu. > > > Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui > > ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu. > > > Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi > > peringatan keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi > > pergeseran ke arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa > > pemerintah mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang > > ditunggangi agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang > > tersengal-sengal karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan > > Seng ngawur, katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik > > harus lepas dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen, Katolik, > > Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah > > agama anda. > > > Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan > > Kristen? Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari > > agama? > > > Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam > > agama, apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena anak > > itu Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada > > bantahan, siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi. Tak > > percaya, anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan berbeda > > sekali dengan mimbar ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak bertanya > > bahkan membantah sang dosen. Di gereja (saya ambil contoh gereja karena anak > > itu Kristen dan saya sendiri Kristen) anda tak boleh membantah sama sekali, > > karena pendeta adalah pembawa suara Tuhan. > > > Sayang gerakan ini sekarang meluas, orang yang tak tutup mata pasti > > melihat dan merasakan. Hasilnya semua yang diperbuat orang Timur, terutama > > pemerintahnya di 'setan'kan. Jangan harap orang barat dan orang yang sudah > > dibrainwas melalui agama berani menyebut, Tiongkok berbuat benar. Semua > > salah. Pembangunan berhasil baik, dianggap salah karena masih ada yang > > miskin, apa di USA sana tak ada yang miskin? Jalan-jalan di Wall Street > > tentu saja tidak bisa melihat yang miskin. Gempa bumi mereka gembira, itu > > hukuman Tuhan! Aceh tsunami gembira hukuman Tuhan, waktu Nias tsunami baru > > bungkam kenapa yah yang percaya Tuhan kena Tsunami. Hasil cuci otak, otakpun > > sudah tak dapat berfikir! Bush menyerang Irak karena mendapat perintah > > langsung dari "Tuhan", setelah hasilnya murat marit, baru ngomong lagi > > "Rupanya Tuhan belum mengizinkan" Lalu dulu mengapa ngomong begitu? Bukan > > Tuhan, Bush sendiri mengaku Tuhan. Di Gereja pendeta mengaku perintah Tuhan, > > makin > > > menggebu ia berkhotbah, makin banyak pengikutnya, sudah watak manusia > > yang mudah dihasut, hasilnya jemaat makin banyak, uang makin banyak masuk > > kantong. Akhirnya UUD. > > > Memang sayang, orang sering tak dapat membedakan yang ekstrim (hanya > > mengaku perintah Tuhan) dan yang tidak, celakanya kebanyakan penganut lebih > > senang yang ektrim karena sambil mengejek orang, sedang yang tulus akan > > berkhotbah dengan halus bukan dengan makian. > > > Apakah ini bukan ejekan kepada orang yang benar=benar saleh kepada > > agamanya? Lihat ketika rakyat masih tidur di bawah jembatan para pengkhotbah > > sudah mempunyai rumah gedung, villa , mobil pribadi dll. di mana letaknya > > kasih? Contoh pastor Mangunwijaya yang berani tidur di bawah jembatan > > bersama gelandangan, lihat ibu Teresia yang berani menampung anak yang kena > > penyakit menular dan hidup dalam kemiskinan? > > > Lihat pastor Sediawan (maaf kalau salah ejaannya) yang menolong korban > > perkosaan saat peristiwa Mei, perbuatan yang mungkin bisa melenyapkan jiwa > > sendiri. Sadarlah, budaya kita yang menganggap semua orang didunia > > bersaudara jauh lebih baik daripada membagi dua manusia penganut Tuhan dan > > penganut setan. Kakak isteri saya, lewat depan kelenteng tak mau, harus > > berputar jauh, karena tak mau melihat rumah"setan" . Ia tak tahu yang dipuja > > di sana patung Kwan Kong, seorang jenderal yang bijaksna dan bermoral > > tinggi. Sedang turis barat berbondong bondong masuk ke kelenteng. > > > Di Tiongkok, orang Tibet, orang Uygur bisa memprotes, karena mereka masih > > diberi hak, jumlahnya bertambah terus. Di USA, di Australia mana mungkin > > penduduk asli bersuara, sudah dibantai hampir habis, orang putih > > diperbolehkan membunuh orang asli Amerika dan orang Negero karena mereka > > dinyatakan bukan manusia. Syarat manusia adalah percaya Tuhan, dan Tuhannya > > adalah Tuhan mereka, yang sudah didefinisikan olleh mereka dan sudah > > diwakili oleh mereka. > > > Ektrimisme hanya akan menimbulkan kerusukan besar dalam dunia, bukan > > kedamaian. Sudah ada para ahli yang meramalkan, kalau perang dulu adalah > > perang politik dan ideologi, abad kini adalah abad bentrokan ekstrimisme > > dalam bentuk teror dan agama. > > > Tentu saja kita masih harus mengharapkan pempimpin negara yang mencegah > > ke arah sana. Kalau Tuhan hanya satu, Ia tak akan memerintahkan sesuatu yang > > bertentangan kepada manusia, tak akan mengadu domba dengan memberi perintah > > yang bertentanan satu sama lain. > > > Semoga tak ada yang tersinggung, saya tidak berniat berdebat, tolong > > renungkan dengan akal sehat. Akibatnya seluruh umat manusia yang akan > > menderita bukan satu dua orang. Sekali lagi saya tegaskan, saya seorang > > Kristen, tapi tak percaya kalau ada pengkhotbah yang ngaco belo dan > > menghasut orang memusuhi sesama manusia, itu bukan perintah suci tapi > > perintah kriminal. > > > Salam > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >________________________________ > > > From: "agoeng_set@ yahoo.com" <agoeng_...@yahoo. com> > > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > > Sent: Wed, December 16, 2009 8:38:34 PM > > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). > > > > > > > > > Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu > > musuhan, adik dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah " tobat" > > mengajak yg laennya "tobat" dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe > > meninggalpun masih "bermasalah" maka akan tau kenapa org antipati terhadap > > kiprah kristen n budaya tionghoa. > > >________________________________ > > > > > > From: jackson_yahya@ yahoo.com > > > Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 +0000 > > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> > > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). > > > > > > Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil > > selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. > > > > > > Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( > > kasih yang terutama ) > > > > > > Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik > > mengutamakan kasih juga hanya sedikit "fanatik" > > > > > > Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik > > ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang > > menyelamatkan > > > (tujuannya cari selamat aja) > > > > > > Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan > > gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan > > berkat, mobil dan rumah nya mewah2. > > > > > > > > > Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar. > > > Sent from my BlackBerryî smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > > Teruuusss... ! > > > > >________________________________ > > > > > > From: "Erik" <rsn...@yahoo. com> > > > Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 -0000 > > > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> > > > Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). > > > > > > Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! > > > Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya > > terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran > > agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya > > lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. > > > Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang > > Katolik yang pernah mengalami "brain washing' selama bertahun-tahun di STF > > Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para > > misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan > > sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya > > (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam "Persepsi Yang > > Keliru" dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur > > kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa "keterbelakangnya > > bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip > > serta kepercayaan takhyul! " Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para > > misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada > > zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya > > di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan "Arogansi > > Kultural". (Mohon > > > diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, > > tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan > > dan rendah hati). > > > Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan > > oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh > > yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan > > menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat > > ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak > > mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK. > > > Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah > > berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang dikelola > > Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin, > > bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen yang > > mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di samping > > bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak Kukuh dan > > juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok pun > > adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan budaya > > Tionghoa ke mana-mana. > > > Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan > > budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga terkondisikan > > oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30 tahun > > lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan itu > > di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan metode > > inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang serba > > curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui eksistensi > > budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan waktu itu di > > Indonesia. > > > Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk > > menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga > > beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah > > dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan > > budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari ini, > > sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa rekan di milis ini. > > > Beda halnya dengan Katolik. Agama Katolik yang pernah masuk ke daratan > > Tiongkok jauh sebelum zaman Yuan pernah menelan pil pahit gara-gara tidak > > menghargai budaya lokal. Agama Nasrani yang pada zaman itu dikenal dengan > > nama Jing Jiao pernah mengalami masa-masa kejayaan di Tiongkok berkat > > keberhasilan mereka mendekati para bangsawan dan inner-circle kerajaan. > > Tetapi naasnya, hanya gara-gara melarang umatnya memelihara meja abu leluhur > > dan melaksanakan beberapa upacara > > > tradisional, agama Jing Jiao pun dilarang oleh raja yang merasa > > tersinggung, para pastur bule harus minggat dari Tiongkok diusir oleh > > kerajaan dan pastur lokal pun dipaksa lepas jubah. > > > Nah, berkaca pada pengalaman masa lampau itu, pastur-pastur Katolik yang > > datang ke daratan Tiongkok di kemudian > > > hari (Matthew Ricci dkk) lebih pandai beradaptasi dengan budaya lokal. > > Dengan berjubah pendeta Taois mereka memberi kotbah dalam bahasa Mandarin, > > bangunan gereja pun ditata dalam arsitektur dan ornamen ketionghoaan. Bahkan > > sembahyang leluhur dengan hio pun tidak diharamkan, asal tidak dilakukan di > > paroki. Hal serupa juga dipraktekkan di Indonesia, walau masih dalam cekaman > > rezim rasis Orde Bau dulu, misalnya paroki Santa Maria de Fatima (Toa Se > > Bio) yang di Petak sembilan serta yang di Mg Besar Jakarta tidak pernah > > putus menyelenggarakan misa Sincia setiap tahun sepanjang masa kekuasaan > > rezim Orde Bau.. Dalam terminologi antropologi budaya, apa yang dilakukan > > Matthew Ricci dkk iktulah yang saya maksud "metode Inkulturasi" , masuk dan > > meleburkan diri ke dalam lingkup budaya lokal, dan menjadi bagian dari > > budaya itu. Ini pula yang pernah dilakukan oleh rahib-rahib Buddhis di > > Tiongkok yang asalnya dari India, sampai-sampai hari ini orang sudah lupa > > lagi > > > tanah asal agama Buddha adalah di India. > > > Mengapa rekan-rekan pendeta anti budaya Tionghoa yang disinyalir oleh > > beberapa rekan di milis ini tidak mau berkaca dan bercontoh pada > > saudara-saudara Katolik untuk berinkulturasi pada budaya Tionghoa dalam > > karya mereka? > > > Oh ya, mohon jangan salah mengerti lagi, pendeta yang saya maksud adalah > > yang disinyalir anti budaya Tionghoa oleh rekan-rekan. Bukan keseluruhan! ! > > Jangan nanti saya disalahi lagi. > > > > > > Salam, > > > > > > Erik > > > > > > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, beng mazmuri <bengmaz@> wrote: > > > Dear all members,.. > > > > > > Saya baru brapa bulan mengikuti milis BT,Ãâ Senang sekali bisa > > mendapatkan banyak pengetahuan tentang hal2 yg berhubungan dng kebudayaan > > Tionghoa, baik dari sisi sejarah, sosial ,,filosophi ,mitos dan implikasi > > untk kehidupan sehari2 ------------ --------- --------- --------- --------- > > --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- > > --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- > > --------- --------- --------- --------- --------- -- > > > > > > 6. Saya ingin menyanggah sedikit pernyataan Sdr Eric, adalah tidak > > betul bhw misi penyebaran agama kristen pd awal2 misionaris yg di pelopori > > oleh orang2 barat , salah satunya adalah untk memberangus kebudayaan lokal, > > setempat yg sudah berakar kuat sebelumnya. Misi mrk yg terutama dalah > > pendidikan dan kesehatan, siapa yg mau memperhatikan mrk..? ( suku2 atau > > masyarakat yg dianggap terbelakang, bahkan kanibal ). Saya sedih ktk ada > > pihak2 yg menyerang mrk, dng alasan , mendirikan sekolah2 atau rumah sakit, > > hanya kedok belaka , semata mata untk menyebarkan agama kristen atau "brain > > washing ", Prinsip utama dlm ke kristen an adalah "KASIH ". > > > > > > Salam.... > > > > > > > > > >