Benar sekali, tiap budaya mempunyai cara tersendiri untuk menghormati orang 
tua. Seperti dalam budaya Tionghoa. Semua sama hormatnya.

(Kita juga ada dalam milis Budaya Tionghua karena kita menghormatinya, tak 
perduli, agama kita).

Kalau kita yakin, ini adalah benar, dan adalah warisan turun temurun, kita 
ingin menghormati ortu sebagaimana mereka inginkan diwaktu mereka hidup, ya 
kita lakukan, tak perduli, agama agama mengajarkan cara lain (atau melarang 
kita melakukan ini itu).

Orang Jawa secara Jawa, orang Minang secara Minang, orang Jepang secara Jepang, 
orang India secara India, masing masing sebagaimana diwariskan dalam tradisi 
masing masing, yang diwariskan berabad abad. Ya kan? Tak usah ikut ikut ajaran 
agama yang baru dianut mereka (mungkin belum 1 generasi?). Ini kalo mau fokus 
ke budaya..

Kalau bandingkan satu agama dengan yang lain mah cari penyakit, tak usahlah 
itu..



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo <tant...@...> wrote:
>
> >
> > 
> Saya tidak bermaksud mengejek agama lain atau kepercayaan lain  yang saya
> maksudkan disini adalah bahwa penghormatan dan cara sembahyang  yang berbeda
> bukan karena yang satu kurang hormat dari yang lain tetapi karena filosofi
> yang berbeda, seperti cara menghormat orang Jawa yang berbeda dengan orang
> Tionghua maupun orang Jepang, tetapi pada dasarnya sama hormatnya.  Saya
> juga percaya akan Bhinneka Tunggal Ika dan penganut pluralisme oleh karena
> itu saya tidak mengatakan kalau Katolik begini kalau Kristen begini dengan
> prasangka.  Kalau anda dapat menunjukkan Kristen mana yang harus saya
> teriaki, akan saya laksanakan dengan senang hati.  Anda adalah yang
> "dituakan " di milis Budaya Tionghua ini jadi mohon jangan menulis dengan
> prasangka.  Salam, Tan Lookay.
> 

Kirim email ke