Saya sendiri sudah memiliki "slinan" pesan dari Kongcoco Thung Tiang Mih 
tersebut sejak lama. Garis saya memang bukan dari garis dia (garis Thung asal 
Kesultanan Banten). Namun leluhur orang yang mengangkat dia sebagai anak 
selepas kejadian penghancuran banten oleh Belanda (marga Thung yang tinggal di 
Banten Lama, atau bisa juga sebaliknya Thung yang diangkat menjadi bagian 
keluarga Kesultanan Banten) saya perkirakan sama dengan garis saya, karena saya 
baca sama-sama berasal dari Yunshan (WunSoa), Huaan, Hokkian. Satu garis besar 
marga Thung yang lain adalahdi Indonesia berasal dari Changtai (Thiotoa), 
Hokkian.

Garis Banten dan garis Yunshan berkibar di Banten (sekarang) dan Jawa Barat. 
Pusat terbesarnya di kisaran Bogor-Sukabumi menggantikan yang di Banten Lama 
(misalnya Thung Tjoen Pok, Thung Tjeng Hiang, Thung Liang Lee, Thung Sin Nio, 
dan Thung Ju Lan. Banyak profesor, guru dan institusi pendidikan terkait dengan 
marga Thung, bahkan kalangan perempuannya. Bandingkan dengan isi pesan Thung 
Tiang Mih). Garis Changtai berkibarnya di Makassar, Sulawesi (meskipun secara 
tulisan menggunakan ejaan yang kurang lazim, yaitu Thoeng yang semestinya 
dibaca Thung, padahal Thung dibacanya Th'ng; yang artinya kuah, atau air panas; 
mengambil nama dari pendiri dinasti Shang abad ke-22 BCE sebagai leluhur 
langsungnya; mohon baca tulisannya peq Liang U mengenai she ini), dan tersebar 
di Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Timtim (ada yang menjadi pastor) dan 
bahkan Papua (salah satunya adalah putera Serui, Yorrys Thung Raweyai).

Mengenai isi pesan Kongcoco ini (bagi ketiga garis, perlu diketahui bahwa 
semuanya memiliki rima jibun/jiyan/nama urutan generasi yang sama; hanya kalau 
ada ciong saja diganti dengan huruf lain; hal ini menunjukkan bahwa mereka 
memiliki garis moyang yang sama), semula hanya untuk garis Thung Banten. Namun 
seiring jaman, dan karena sangat banyak persamaan dengan pesan pada garis Thung 
dari Yunshan dan Thung garis Changtai, diaopsi juga sebagai pesan bagi marga 
Thung di Indonesia. 

Kalau sempat, karena saya harus off dari internet selama sekitar seminggu 
mengingat jadual kesibukan saya, saya coba tuliskan dalam jianti dalam 
kesempatan berikut, berikut dengan terjemahan dan komentar modern-nya. (Btw, 
tulisan yang dikopikan itu kemungkinan besar memang disusun kembali oleh peq 
Tjoa Hin Tjiang [kalau tidak keliru], berdasarkan testamen lama yang dimiliki 
oleh keluarga dalam Kiu Seng Tong di Bogor (sembilan garis keturunan laki-laki 
yang merupakan cicit Thung Tiang Mih). Isinya saya perkenankan untuk dipakai, 
disalin dan disebarluaskan. Namun kalau untuk kopi atas susunan yang dimasukkan 
dalam Thung Stamboom tersebut, saya sarankan permisi saja ke penyusunnya/ahli 
warisnya.


Toan sin tan si ci tong lwee
Kut jiok siau mo cwe jin gim

Ingat apa yang leluhurmu penah katakan
berlaku rukunlah dengan saudara, keluarga dan sesama


Suma Mihardja
Thung Djie Hauw







--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <mihar...@...> wrote:
>
> HinTjiang adalah teman baik saya - jikalau ada yg kopy bukunya secara ethic 
> namanya harus dtulis. Sebetulnya juga harus minta izin dari dia - tetapi oleh 
> karena sudah common knowledge mungkin tdak apa²    Harap sdr Denny mengerti 
> peraturan kopy rights.
> Andreas
> 
> --- On Thu, 1/7/10, Denny Tan <dennyta...@...> wrote:
> 
> 
> From: Denny Tan <dennyta...@...>
> Subject: [budaya_tionghua] Mencari Keluarga [1 Attachment]
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Thursday, January 7, 2010, 5:57 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Attachment(s) from Denny Tan included below] 
> 
> 
> 
> 
> 
> dear member milis
> saya mendapat satu buku turunan (silsilah keluarga)
> dimana di dalamnya ada terselip 4 lembar nasihat keluarga.
> disini saya lampirkan lembar pertama.
> jika ada yg memiliki nasihat sama dan bisa menunjukan lembar ke 2, 3 dan ke 4
> artinya kita bersaudara.
>  
> Wassalam.
>  
> 
>  
> 
> 
> Attachment(s) from Denny Tan 
> 1 of 1 Photo(s) 
> 
> 
> 
> 
> P1001474.JPG
>


Kirim email ke