nenek moyang saya berasal dari Makasar dan kami sekeluarga besar di Sukabumi,
untuk testamen tsb kami keluarga memiliki testamen asli sudah berwarna coklat 
kehitaman (saking tuanya) dan kertasnya mudah hancur /patah. Seingat saya 
,orang tua menyerahkannya kepada paman saya untuk disusun dalam buku testamen 
yg sedang dikerjakan di Belanda (om Hin Tjiang). Saya mendapatkan copy buku 
silsilah keluarga dari paman saya tahun 2000. Dan nama saya pun tercantum di 
buku testamen itu. Maka saya berani menampilkan isi testamen tsb. Dan saya 
sangat bahagia sekali jika dapat bersua dengan om Hin Tjiang atau bertemu 
dengan saudara-saudara saya walau hanya di mailing list ini.

Wassalam.



 



________________________________
From: BUD'S 1 <bsugih2...@gmail.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, January 8, 2010 12:58:24 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mencari Keluarga

  
Sedikit Informasi.

Saya punya teman, Seorang Makasar dan Muslim. Tapi ayahnya masih memakai Thung 
dibelakang namanya. Konon menurut cerita Ayahandanya masih ada keturunan orang 
Tionghua dan berasal dari Marga Thung. Tapi karena asimilasi makanya mereka 
sudah Menjadi " Pribumi " ( Tanpa SKBRI, dll ), Mungkin kejadian ini sama juga 
dengan Putera Serui.

Salam,
Budiman


2010/1/8 sumamihardja <sumamihardja@ yahoo.com>

  
>Saya sendiri sudah memiliki "slinan" pesan dari Kongcoco Thung Tiang Mih 
>tersebut sejak lama. Garis saya memang bukan dari garis dia (garis Thung asal 
>Kesultanan Banten). Namun leluhur orang yang mengangkat dia sebagai anak 
>selepas kejadian penghancuran banten oleh Belanda (marga Thung yang tinggal di 
>Banten Lama, atau bisa juga sebaliknya Thung yang diangkat menjadi bagian 
>keluarga Kesultanan Banten) saya perkirakan sama dengan garis saya, karena 
>saya baca sama-sama berasal dari Yunshan (WunSoa), Huaan, Hokkian. Satu garis 
>besar marga Thung yang lain adalahdi Indonesia berasal dari Changtai 
>(Thiotoa), Hokkian.
>
>Garis Banten dan garis Yunshan berkibar di Banten (sekarang) dan Jawa Barat. 
>Pusat terbesarnya di kisaran Bogor-Sukabumi menggantikan yang di Banten Lama 
>(misalnya Thung Tjoen Pok, Thung Tjeng Hiang, Thung Liang Lee, Thung Sin Nio, 
>dan Thung Ju Lan. Banyak profesor, guru dan institusi pendidikan terkait 
>dengan marga Thung, bahkan kalangan perempuannya. Bandingkan dengan isi pesan 
>Thung Tiang Mih). Garis Changtai berkibarnya di Makassar, Sulawesi (meskipun 
>secara tulisan menggunakan ejaan yang kurang lazim, yaitu Thoeng yang 
>semestinya dibaca Thung, padahal Thung dibacanya Th'ng; yang artinya kuah, 
>atau air panas; mengambil nama dari pendiri dinasti Shang abad ke-22 BCE 
>sebagai leluhur langsungnya; mohon baca tulisannya peq Liang U mengenai she 
>ini), dan tersebar di Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Timtim (ada yang 
>menjadi pastor) dan bahkan Papua (salah satunya adalah putera Serui, Yorrys 
>Thung Raweyai).
>
>Mengenai isi pesan Kongcoco ini (bagi ketiga garis, perlu diketahui bahwa 
>semuanya memiliki rima jibun/jiyan/ nama urutan generasi yang sama; hanya 
>kalau ada ciong saja diganti dengan huruf lain; hal ini menunjukkan bahwa 
>mereka memiliki garis moyang yang sama), semula hanya untuk garis Thung 
>Banten. Namun seiring jaman, dan karena sangat banyak persamaan dengan pesan 
>pada garis Thung dari Yunshan dan Thung garis Changtai, diaopsi juga sebagai 
>pesan bagi marga Thung di Indonesia. 
>
>Kalau sempat, karena saya harus off dari internet selama sekitar seminggu 
>mengingat jadual kesibukan saya, saya coba tuliskan dalam jianti dalam 
>kesempatan berikut, berikut dengan terjemahan dan komentar modern-nya. (Btw, 
>tulisan yang dikopikan itu kemungkinan besar memang disusun kembali oleh peq 
>Tjoa Hin Tjiang [kalau tidak keliru], berdasarkan testamen lama yang dimiliki 
>oleh keluarga dalam Kiu Seng Tong di Bogor (sembilan garis keturunan laki-laki 
>yang merupakan cicit Thung Tiang Mih). Isinya saya perkenankan untuk dipakai, 
>disalin dan disebarluaskan. Namun kalau untuk kopi atas susunan yang 
>dimasukkan dalam Thung Stamboom tersebut, saya sarankan permisi saja ke 
>penyusunnya/ ahli warisnya.
>
>Toan sin tan si ci tong lwee
>Kut jiok siau mo cwe jin gim
>
>Ingat apa yang leluhurmu penah katakan
>berlaku rukunlah dengan saudara, keluarga dan sesama
>
>Suma Mihardja
>Thung Djie Hauw 
>
>
>--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ANDREAS MIHARDJA <mihar...@...> 
>wrote:
>>
>> HinTjiang adalah teman baik saya - jikalau ada yg kopy bukunya secara ethic 
>> namanya harus dtulis. Sebetulnya juga harus minta izin dari dia - tetapi 
>> oleh karena sudah common knowledge mungkin tdak apa²    Harap sdr Denny 
>> mengerti peraturan kopy rights.
>> Andreas
>> 
>> --- On Thu, 1/7/10, Denny Tan <dennyta...@. ..> wrote:
>> 
>> 
>> From: Denny Tan <dennyta...@. ..> 
>
>> Subject: [budaya_tionghua] Mencari Keluarga [1 Attachment]
>> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
>> Date: Thursday, January 7, 2010, 5:57 AM
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> [Attachment( s) from Denny Tan included below] 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> dear member milis
>> saya mendapat satu buku turunan (silsilah keluarga)
>> dimana di dalamnya ada terselip 4 lembar nasihat keluarga.
>> disini saya lampirkan lembar pertama.
>> jika ada yg memiliki nasihat sama dan bisa menunjukan lembar ke 2, 3 dan ke 4
>> artinya kita bersaudara.
>>  
>> Wassalam.
>>  
>> 
>>  
>> 
>> 
>> Attachment(s) from Denny Tan 
>> 1 of 1 Photo(s) 
>> 
>> 
>> 
>> 
>> P1001474.JPG
>>
>
>
>__._,



      

Kirim email ke