selamat siang mungkin pepatah, "tak kenal, maka tak sayang" ada benarnya juga... selama ini kebudayaan tionghoa selalu ditekan oleh rezim soeharto, makanya tak banyak etnis lain yg tahu tentang budaya tionghoa.... jadi, sy setuju dengan ide bung anton... perlu adanya penjelasan tentang halal tidaknya makanan tionghoa dan salah satu cara yg bisa ditempuh & diterima warga muslim adalah dengan pengujian & pengeluaran sertifikat oleh mui
--- On Sun, 2/7/10, yuan...@yahoo.com <yuan...@yahoo.com> wrote: From: yuan...@yahoo.com <yuan...@yahoo.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, February 7, 2010, 4:16 PM Phobia keagamaan yang berlebihan. Ujung-ujungnya kue keranjang harus bayar label sertifikat halal dari MUI agar benar-benar dapat dikatakan halal.Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: "pempekd9" <pempe...@yahoo. com> Date: Sun, 07 Feb 2010 16:09:31 -0000To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>Subject: [budaya_tionghua] Mohon Info Makanan Tahun Baru Halal ?. Di status facebook teman Muslim saya tiba tiba muncul "Gimana sih bedain kue keranjang yg pake minyak babi dengan yg tdk????" Cukup mengagetkan juga karena setahu saya kue keranjang dibuat dari teung ketan, air, gula serta perasa alami. Dan kebetulan sekali mendiang nenek saya dahulu tukang kue dan kue keranjang dodol dan aneka penganan peranakan Tionghoa merupakan produk yang beliau buat. Sementara saya meyakinkan teman saya dengan mengatakan kalau teman teman Buddhist vegtarian makan berarti tidak mengandung babi. Saya pikir perlu ada penjelasan ttg makanan apa saja yang biasa terhidang pada perayaan tahun baru Imlek yang tidak bertentangan dengan keyakinan temanteman Muslim. Mengingat mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Salam, Anton W