Pak Han, 
Menurut saya kuncinya bukan pendidikan dokter, tapi management rumah sakit. 
Seperti singapore dan Malaysia, mereka juga banyak merekrut dokter2 ahli dari 
luar negeri atau hasil pendidikan luar. 

Yg sering dikeluhkan pasien dirumah sakit indo bukan keahlian dokter orang 
perorang, tapi keseriusan rumah sakit menangani pasien, rumah sakit yg baik 
selalu nenangani penyakit serius secara tim, didukung oleh pemeriksaa lab yg 
teliti, tdk seperti kejadian prita kemarin. Rumah sakit di luar juga lebih 
terjamin perawatan pasca operasinya, pasien lebih merasa aman. Hal2 seperti ini 
yg tdk ada di Indonesia.

Zfy 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: zho...@yahoo.com
Date: Tue, 9 Feb 2010 11:21:31 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia

Pak Han, 
Menurut saya kuncinya bukan pendidikan dokter, tapi management rumah sakit. 
Seperti singapore dan Malaysia, mereka juga banyak merekrut dokter2 ahli dari 
luar negeri atau hasil pendidikan luar. 

Yg sering dikeluhkan pasien dirumah sakit indo bukan keahlian dokter orang 
perorang, tapi keseriusan rumah sakit menangani pasien, rumah sakit yg baik 
selalu nenangani penyakit serius secara tim, didukung oleh pemeriksaa lab yg 
teliti, tdk seperti kejadian prita kemarin. Rumah sakit di luar juga lebih 
terjamin perawatan pasca operasinya, pasien lebih merasa aman. Hal2 seperti ini 
yg tdk ada di Indonesia.

Zfy 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "H.S. Han" <hanhwies...@planet.nl>
Date: Mon, 8 Feb 2010 21:32:41 
To: <ur...@googlegroups.com>; Tionghoa-net<tionghoa-...@yahoogroups.com>; 
<gelor...@yahoogroups.com>; Budaya Tionghua<budaya_tionghua@yahoogroups.com>; 
Nasional-list<nasional-l...@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia

Kawan-kawan semilis yang baik,
Saya membaca banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri, ke Malaisia saja
sudah ada seperempat juta orang.Tentang ini saya sudah menulis banyak
artikel.
1. meskipun penderita bisa membayar toq sebagai orang sakit pergi keluar
negeri adalah tour yang memakan banyak kesulitan, badan lemah, nyeri,
tumpah2, diare tidak bisa istirahat (tiduran) etc.etc.
2. Bagi negara "turis medis" ini merugikan devisen negara yang tidak sedikit
3. Menunjukkan kemunduran dari ilmu pengetahuan Indonesia chususnya dalam
bidang kedokteran.
4. Mengapa tidak diadakan reformasi managemen dari pendidikan kedokteran
untuk meringankan penderita umumnya dan chususnya bagi The Have Not ?
5. Berdirikanlah lebih banyak fakultas kedokteran, dan pendidikan
spesialisme. Spesialis yang datang ke Indonesia, permudalah atau mengurangi
waktu untuk adaptasi.
6. Permudalah ijin mendirikan fakultas kedokteran yang kenyataan negara
Indonesia kekurangan dokter. Saya akan bersedia membantu sekuat tenaga saya
untuk membantu sedikitnya guru-guru besar dari Eropa, mumpung saya masih
bisa membantu,meskipun saya menderita penyakit cancer yang sudah late case.
 
Salam,
Han Hwie-Song

Reply via email to