Saya ingat beberapa belas tahun lalu pernah antar papa saya berobat ke Singapura. Dokter yang merawat sangat terkenal dan rekomendasi dari boss ayah saya. Dokter tsb heran kenapa ayah saya berobat padanya. Dia bilang kenapa tidak di Jakarta saja, ada dokter X yang sangat pandai, teman kuliahnya.
Beberapa tahun lalu ayah saya operasi jantung di Singapura. Dokter yang memeriksa memilih dokter bedah dan team yang paling bagus di RS tsb, karena kondisi yang sangat parah. Ternyata ayah saya memerlukan darah luar biasa banyak, dibanding paman saya yang juga dioperasi pada hari dan jam yang sama di ruangan sebelah. Yang seperti ini rasanya sulit di Indonesia. Juga saya ingat, tante saya punya kista di rahangnya. Pergi borobat ke satu dokter bedah mulut terkenal, juga di Singapura. Setelah operasi ternyata harus bolak balik lagi. Kebetulan tante yang lain berkenalan dengan satu dokter bedah mulut di Bandung. Akhirnya dokter tsb mengambil alih perawatan. Dokter di Bandung terkejut, melihat hasil perawatan dokter Singapura. Dia bilang, kenapa dokter tsb menggunakan teknik seperti ini, di Indonesia teknik ini sudah lama ditinggalkan. Memang ada beberapa masalah dengan pengobatan di Indonesia. PErtma team kerja yang mungkin kurang bagus, walaupun dokternya sendiri sangat bagus. Kedua kebersihan ruang perawatan. Ketiga ketersediaan dukungan medis lainya seperti cadangan darah di PMI. Salam, Anton W