Mari kita ketawa bareng aja.yg lepas biar ngk stess......Hahahahahaha Kenapa saya ngajak ketawa...... karena pada satu layar kita bisa menyimak bersama perdebatan kata ....China/Cina Dan kita disini baru membicarakan ..China Town......Sama2 ada China-nya....Lucu ya Yang satu engan menyebut dg kata China....tapi kita tetap dengan China Town.....Apa ganti Thionghua Town...aja.???? Biarlah...Badai pasti berlalu dibawa berputarnya roda dunia..... Ayo nguyu....hahaha....
Salam damai --- Pada Rab, 17/2/10, jackson_ya...@yahoo.com <jackson_ya...@yahoo.com> menulis: Dari: jackson_ya...@yahoo.com <jackson_ya...@yahoo.com> Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 17 Februari, 2010, 5:05 PM Perluasan china town. Pluit bersebelahan dengan glodok wajar jadi perluasan dari china town. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: Dharma Hutauruk <dharma.hutauruk@ gmail.com> Date: Wed, 17 Feb 2010 22:22:02 +0700To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN Jadi menurut teman teman apa Nama Bahasa Indonesia yang tepat untuk New China Town???? Kota/Kampung Tiongkok Baru, Kota/Kampung Tionghoa Baru, Kota/Kampung China Baru atau Kota/Kampung Cina Baru? Kok makin ribet ya! 2010/2/17 Vheru Prayitno <pvh...@yahoo. co.id> Menurut saya sebutan suatu tempat berkaitan dengan sejarah dan berbagai sisi pandangan masa lalu bukan masa kini...bolehlah tempat-tempat baru itu disebut China Town baru karena penduduknya tapi tidak mungkin memutar waktu sejarah,seperti Toa Sebio,Cienthieyen dan klenteng sebagai bukti sejarah dikawasan Glodok dibangun ditempat baru....Apa kata dunia (ngikut latah hehehe) Mohon maaf bila saya salah.. salam damai --- Pada Sel, 16/2/10, Tjandra Ghozalli <ghozalli2002@ yahoo.com> menulis: Dari: Tjandra Ghozalli <ghozalli2002@ yahoo.com> Judul: [budaya_tionghua] NEW CHINA TOWN Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 10:19 AM Teruntuk para sianseng terhormat, Owe ingin berbagi pendapat. Selama ini Glodok, Pancoran sering disebut sebagai China Town atau kawasan Pecinan. Tetapi dari owe punya pandangan ini julukan sudah tidak tepat lagi. Karena selain Glodok Pancoran sudah banyak masuk etnis lain yang tinggal dan jualan disana, ada pula yang kawin campur - disana juga sudah sedikit yang bisa berbahasa Tionghoa. Kebanyakan dari keturunan mereka (seperti owe) sehari hari berbahasa Melayu pasar dicampur sedikit Hokkian. Sekarang owe liat, Pluit, Muara Karang, dan Pantai Indah Kapuk malah lebih pecinan dari Glodok. Kebetulan owe tinggal di Pantai Indah Kapuk, waktu maleman Sinciah boleh dibilang owe tidak bisa tidur nyenyak sebab saban menit mereka pasang janhwee "daaar, door, daar door" terus menerus selama beberapa jam tiada berhenti. Kalu mau lihat pesta kembang api yang bagus menerangi langit di malam Sinciah sebetulnya di tempat inilah, sianseng dapat saksikan. Banyak rumah dihiasi lampion dan pernak pernik hiasan Imlek lainnya di pintu masuk. Waktu harian Sinciah, banyak sekiah berlarian dari rumah ke rumah famili pake baju bagus sambil kantongnya penuh angpao, mereka nampak gumbira sekali. Di depan beberapa rumah di pasang hiolo untuk adakan sembayang samkai, mereka bebas sembayang tanpa merasa risih, sementara lagu lagu Mandarin di setel menyambut tamu. Di gerbang pintu masuk setiap kluster di pasangin lampion lampion. Malah di beberapa kluster, para satpam pake baju twikim dan topi kuncir zaman Boan, mereka wajib kasih ucapan Gong Xie Fat Cay kepada setiap penghuni yang mobilnya keluar masuk kluster seraya bersoja. Kadang para penghuni siapkan angpao buat para satpam tsb. Beberapa tahun lalu barongsai bisa masuk kluster untuk kasih pertunjukkan pada rumah rumah yg berminat, tapi dengan alasan keamanan sekarang dilarang. Kalau sianseng pergi ke Modern Market PIK, kuping sering mendengar orang lalu lalang pake bahasa Hokkian. Para tukang sayur menyapa para ibu dengan "I-ie" dan para bapak dengan "Akoh", mereka menghitung uang pake bahasa hokkian. Sehari sebelum Sinciah, pasar ini diserbu pengunjung. Tukang buah nanas, srikaya laris manis walaupun dibandrol ceban per buah!! Begitu juga tukang ikan (bandeng, kakap) laris manis dan tukang babi repot melayani pembeli yg tiada putus. Di Muara Karang ada pasar "terowongan" , disini tiap minggu pagi para Akoh sehabis jalan pagi pada duduk ngeriung sambil makan bakmi dan minum susu kedele, bicaranya pada kenceng dan bebas dalam bahasa Hokkian. Sekarang banyak orang Tiongkok (asli) datang berjualan kelontong seperti CD bajakan atau pernak pernik lainnya, mereka berjalan ngider d pasar Muara Karang. Oh ya hampir saban malem minggu tempat makan di sepanjang Muara Karang dikunjungi barongsai, mereka kasih angpao kosong kepada tamu restoran untuk diisi sebagai upah pemain barongsai. Satu hari dan di malam hari menjelang Sinciah di sepanjang Muara Karang berjejer tukang janhwee harganya per kotak cepeceng tapi larisnya bukan main ada yang sekali beli gotiauw! (sayang duit segitu untuk dibakar). Di Pluit, Muara Karang, PIK banyak baliho (papan iklan besar) berisikan ucapan Gong Xie Fat Cay dari pengembang properti di mana tempat lain tidak bisa dijumpai. Pernah ada rencana diadakan Festival Cap Go Meh bolak balik Muara Karang - Pluit tapi sampe sekarang belum kejadian. Itulah menurut owe kawasan Pluit - Muara Karang dan PIK bakal menjadi New China Town menggantikan Glodok - Pancoran. Mohon maaf kalau ada kesalahan kata, soja dari owe Tjandra G Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com"