Bung King Hian, Bung David Kwa, Bung Andipo, Bung Ikartono dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan?
Nimbrung dikit ajah, saya setuju dengan Bung King Hian, untuk istilah baku dari basa Tionghua, ada baiknya teuteup ajah pake istilah yang sudah biasa dipakai, ndak perlu disalin-nama atau dialihbasa-kan lagi, jeh! Bandingannya sama dengan istilah di makanan, bakso (tidak perlu diganti jadi: daging giling bertepung dan dibentuk bola), bakpao, bakphia, bakmi - walau sering disalah-mengerti jadi salah kaprah bahwa 'bak' sama dengan 'bakbik' (babi), padahal mah 'bak' = daging, bisa daging apa ajah toh. Jangan kayak bule, menerjemahkan 'bakso' (yang tepat sih 'bakwan' ya) menjadi meat ball, fish ball. Giliran dialihbasakan ke basa Indoneia, jadi bola daging atau bola ikan. Sama juga dengan istilah basa Indonesia untuk makanan, misal: gado-gado, dalam basa Tionghua, Hanzi-nya berbunyi 'cia-duo-cia-duo', ndak perlu diterjemahkan sayur-mayur direbus dengan saus kacang bercabe. Atau gudeg yang kalau mau dialihbasakan ke basa Inggris jadinya young jackfruit cooked in coconut milk coloured with pine flower, ya biarkan ajah disebut gudeg. Tentang Capgoumeh yang coba dialihbasakan jadi limolasan atau limabelasan, ya tentu saja agak-agak 'unik', lha, jelas Capgoumeh (saya suka istilah 'gou' yang dipakai Bung DK) itu berasal dari budaya Tionghua, tentu ndak perlu bersusah-payah mau bikin 'unik-unikan' begitu. Lontong Capgoumeh sudah merasuk begitu kuat di khasanah perdapuran Indonesia, malah bikin bingung kalau lantas dipaksakan bersalin-nama jadi 'Lontong Limolasan'. Begitu ajah sih kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian <king_h...@...> wrote: Menurut saya, tidak usah diterjemahkan Lebih baik tetap memakai istilah chimcne (æ·±äº). Karena kalau diterjemahkan menjadi "sumur dalam" atau "sumur langit" pun tidak memberi pengertian yang lebih jelas. Sama seperti istilah2 lain dalam bhs Indonesia yang diadopsi dari bhs Hokkian, dan tidak diterjemahkan, misalnya: capgomeh, yang tidak diterjemahkan menjadi "malam ke lima belas" -> kalau diterjemahkan demikian, bagaimana caranya menyebut "lontong capgomeh"? kiongchiu, KH ________________________________ From: David <dkh...@...> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, March 8, 2010 12:26:15 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Baru: Chinese Houses in Southeast Asia Lukito-heng dan Andipo-te, Tianjing å¤©äº (skywell) = âsumur langitâ adalah istilah Mandarin (Huayu), sementara chhimcne æ·±äº (deepwell) = âsumur dalamâ lebih ke istilah Hokkian selatan (Banlam). Dalam arsitektur Hokkian selatan, di kelenteng yang ada chhimcne-nya, orang bersembahyang kepada Thnikong (Thian) menghadap ke langit (= Thnikong atau Thian) dari chhimcne ini. Salah satunya, di Kelenteng Lo Chia Bio, Jl. Duri I, Jakarta Pusat. Sekarang kita mau pilih yang mana? âSumur langitâ atawa âsumur dalamâ? Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Andipo <dipodipo@ .> wrote: Terima kasih atas balasannya. Saya tidak punya penjelasan lain, karena saya juga kesulitan menemukan istilah yang tepat. "Deep well" menurut saya kurang mengena. "light well" menurut saya lebih tepat. "Sumur udara" terdengar bagus dan cukup informatif, saya akan pakai itu.. Salam --- On Mon, 3/8/10, lkartono@ <lkartono@ .> wrote: From: lkartono@ <lkartono@ .> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Buku Baru: Chinese Houses in Southeast Asia To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dipo" <dipodipo@ .> Date: Monday, March 8, 2010, 10:36 AM Quoting Dipo <dipodipo@ .>: Saya sudah beberapa waktu kebingungan mencari terjemahan "light? well" dalam bahasa Indonesia. Tetapi mengapa masih memakai tanda? kutip ? Apakah istilah "sumur udara" tidak umum dipakai ? Cak Dipo, Dari beberapa buku menyebutkan "deep well" makanya saya mencoba menyebutkan sumur udara dalam tanda kutip karena saya masih meragukan (belum mantap) menggunakan istilah tsb. memang fungsinya secara denotatip adalah untuk sirkulasi udara. dari penggalian artefak rumah tinggal di daerah Mesopotamia memiliki pola yang sama yaitu memiliki court yard tsb. SEcara konotatip adalah untuk tempat sembahyang berhubungan dengan Thien secara terbuka dan langsung. Atau anda mempunya penjelasan yang lain sebagai pencerahan buat saya yang lagi menggali.... ....... salam loek's