Jangankan dalam bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia pun di tahun 1940-an sampai 1950-an, orang sering pakai kata "saya" sebagai penegasan affirmative. Jadi "owe" yang untuk affirmative memang bukan dari "hauw-e", tetapi dari "owe" itu sendiri.
Mengenai "owe" berasal dari "gue", teorinya juga lemah. Karena nyatanya modifikasi kata "gua" dilafalkan "gue", itu tidak berlaku di wilayah betawi udik, termasuk Tangerang, namun toh cina benteng pun menggunakan kata "owe". Wasalam. ============================ ----- Original Message ----- From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 20, 2010 1:49 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Dlm bhs jawa halus, setiap kita mengiyakan ucapan orang tua, kita akan berucap: Kulo, artinya saya. " Kulo pakde" "Saya Bu" Jadi, kata owe yg dipakai utk mengiyakan ini maksudnya apa bukan tetap " saya"? ------------------------------------------------------------------------------ From: liang u <lian...@yahoo.com> Date: Fri, 19 Mar 2010 22:10:35 -0700 (PDT) To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Rekan-rekan, Dulu waktu masih zaman orba, saya lupa majalah Star Weekly atau Pancawarna pernah memuat beberapa artikel yang mendiskusikan dari mana kata owe itu berasal? Kata itu dalam masyarakat Tionghoa Jawa Barat dipergunakan sebagai kata "saya" untuk laki-laki, tapi dipakai juga sebagai kata "ya" untuk laki-laki. Kaum Tionghoa totok yang menggunakan bahasa Indonesia juga menggunakan kata owe , tentu tidak kalau ia menggunakan bahasa daerah Tiongkok. Orang Tionghoa non Hokkian jarang menggunakan kata itu, kecuali ia berbicara dengan orang peranakan Hokkian dalam bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa. Sampai sekarang saya tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Menurut perkiraan saya, kata "owe" yang berarti saya berasal dari kata gua dalam dialek Hokkian. Orang yang berdialek Melayu Jakarta, mengucapkan gua menjadi gue. Kata gue ini yang berubah bunyi menjadi owe. Dalam dialek Hokkian bunyi w itu dari segi linguistik agak beda dengan w Indonesia, tapi lebih dekat ke o. Kata gwan lebih tepat diucapkan goan, jadi owe itu berasal dari o-e, yang bunyinya dekat dengan gue Jakarta. Karena oe zaman Belanda dibaca u, maka o-e tidak ditulis oe tapi ditambah w, menjadi owe. Owe juga digunakan sebagai kaya "ya" dalam menjawab pertanyaan atau perintah orang. Kalau orang tua memerintah kita: " Kau pulang cepat yah." Si anak akan menjawab "Owe, ne!" ne adalah ibu dari dialek Hokkian. Sedang kalau perempuan akan menjawab, "Saya, ne:". Baik owe maupun saya di sini berarti "ya." Lalu dari mana datangnya owe di sini ? Kita lihat dalam dialek Hokkian kalau diperintah demikian orang akan menjawab: "Ho! kadang "ho e!" Ho berarti baik 好, e adalah akhiran, yang berfungsi seperti lah dalam bahasa Indonesia. Bunyi ho-e ini menjadi owe. Jadi jawaban : "owe" berarti "ya" atau "baiklah." Dalam bahasa Mandarin dikatakan: "好” atau "好的“ 。 Dalam dialek Hokkian hao adalah ho, de adalah e. Lama-lama terjadilah pembagian kerja, kalau gue atau gua dianggap kasar hanya digunakan terhadap orang yang setingkat atau lebih rendah, owe digunakan kepada orang yang lebih tinggi. Jadi owe halus, sedang gue atau gua kasar. Mengapa untuk perempuan owe diganti saya atau ya? Maaf, saya tak dapat menjawab. Tolong diperhatikan, gua atau gue dianggap kasar kalau bicara dalam bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa, dialek Betawi dll. Tapi gua dianggap tidak kasar sebab berarti saya dalam dialek Hokkian. Saya sendiri kalau ada anak muda yang berkata. "Apeq, itu punya gua." Hati langsung agak tersinggung, kasar benar, kalau bicara dalam dialek Hokkian: "Hallo, li apeq aq, gua Abeng." merasa tidak apa-apa. Kata yang sama dalam dua bahasa yang berbeda menghasilkan arti yang berbeda, itu tak aneh, yang penting kita tahu di mana dan kapan kita gunakan. Tolong masukan lain atau sanggahan dari teman yang Hokkian native speaker. Kiongchiu ------------------------------------------------------------------------------ From: Tjandra Ghozalli <ghozalli2...@yahoo.com> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, March 19, 2010 2:29:49 PM Subject: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Dear member, Kata ganti orang pertama "OWE" yang dipakai warga Tionghoa - ternyata tidak dipakai oleh warga Tionghoa luar pulau Jawa. Kata "OWE" hanya dipakai oleh warga Tionghoa peranakan (babah) yang lahir di Jawa terutama dari suku Hokkian. Kata "OWE" hanya untuk laki laki, perempuan tetap pakai kata "SAYA". Di Tiongkok tidak dikenal kata "OWE". Mohon pencerahan dari para pakar bahasa Tionghoa; sesungguhnya kata "OWE" berasal dari mana? Dan sejak kapan digunakan secara luas? RGDS.TG