terima kasih sdr David. Segera Bukjam kejar...
2010/3/24 David <dkh...@yahoo.com> > > > Sdr. Bukjam, > > Buku tersebut sepertinya ada di Toko Buku Periplus - JavaBooks di Kelapa > Gading. Alamatnya owe lupa. Di dalamnya ada pembahasan rumah Tjong A Fie di > Medan (hlm. 146) dan Tjong Pit Se (Cheong Fatt Tze) di Pulau Pinang (hlm. > 128) lengkap, disamping rumah yang Tjong Pit Se bangun di kampung halaman di > Dabu, Guangdong (hlm. 274). Coba aja cari di sana. > > Kiongchiu 拱手, > DK > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > bukjam <buk...@...> wrote: > > > > teman-teman sekalian, > > > > sayang bukjam keliwatan diskusi soal topik menarik ini. gara-gara masalah > > mailbox. Buku itu bisa beli dimana di jkt? Apakah ada pembahasan mengenai > > rumah Tjong A Fie di Medan? Atau Tjong Pit Se di Penang? BUKJAM > mengunjungi > > rumah peninggalan Tjong A Fie di Medan, melihat akan peninggalan > arsitektur > > Hakka (khek) zaman dulu dipadukan dengan arsitektur Belanda di bagian > > loteng. Sungguh bagus ukiran-ukiran asli Tiongkok, bahkan ada hadiah > > langsung ukiran karakter dari Kaisar Ching. > > > > salam, > > BUKJAM > > > > > > > > > > > > Liatwi, > > > > Setahu owe, sesuai kondisi geografis, CIMCE 深井 pada rumah-rumah di > Tiongkok > > UTARA yang kurang sinar matahari dan hujan, macam SIHEYUAN di Beijing, > memang > > lebih besar daripada di Tiongkok SELATAN yang kebalikannya. Maka tak > heran bila > > CIMCE yang sengaja ditutupi dengan bahan transparan tidak diketemukan > dalam > > buku-buku yang berbicara tentang arsitektur Tiongkok UTARA. Oleh sebab > itu > > arsitektur Tiongkok UTARA tidak “nyambung†dengan arsitektur Tionghoa > yang > > ada di kita. “Lha wong†beda banget koq! > > > > Sebaliknya, hal yang sama tidak berlaku di SELATAN. Di propinsi-propinsi > > Tiongkok SELATAN macam di FUJIAN dan GUANGDONG, tempat asal sebagian > besar > > orang Tionghoa di Indonesia, curah hujan lebih tinggi dan sinar matahari > lebih > > banyak, sehingga orang tidak perlu membuat CIMCE 深井 yang besar-besar. > > Setelah orang Tionghoa bermigrasi ke Nanyang, termasuk ke Indonesia, yang > lebih > > “basah†, CIMCE 深井 yang besarnya seperti di Fujian selatan jelas > tidak > > begitu diperlukan, malah kalau perlu “ditahan†dengan krei kayu atau > bambu. > > Selain itu, rupanya banyak CIMCE 深井 yang sengaja ditutupi dengan > genteng > > kaca, setelah diketemukannya genteng kaca. Bahkan ada yang menulis, ada > bukti > > bahwa CIMCE 深井 rumah-rumah Tionghoa di Bogor yang DOELOE curah > hujannya > > sangat tinggi (maklum Kota Hujan) sengaja dibuat lebih kecil, atau malah > > ditutupi dengan genteng kaca. > > > > Kiongchiu 拱手, > > DK > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > <zho...@> wrote: > > > > Adanya sumur langit yg ditutupi genteng kaca ini memang bisa jadi > dibangun > > berbarengan dng pendirian bangunan utama, bukan ditambahkan di kemudian > hari. > > Maka ini tepatnya disebut modifikasi pribadi pemilik. > > > > Tapi saya lihat modifikasi ini sifatnya sporadis, tdk mengikuti pakem > > arsitektur yg baku. Coba perhatikan, bagaimana pola dan konstruksi atap > > tambahannya,pasti akan terlihat kacau dipaksakan. Dan saya kira pola ini > juga > > belum terlalu lama, mengingat di zaman kuno genteng kaca juga belum ada. > > Seberapa lamanya ya perlu diriset, kapan genteng kaca mulai di produksi. > > > > Dan saya tidak menjumpai penutupan ini di quadrant house beijing, rumah > taman > > suzhou maupun di wilayah lain di Tiongkok, lebih banyak terjadi di asia > > tenggara, apa karena di sini curah hujannya deras? > > > > -----Original Message----- > > From: "David" <dkh...@ > > Date: Wed, 10 Mar 2010 01:23:12 > > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Baru: Chinese Houses in Southeast > Asia > > > > Zhou-xiong, Loek-heng dan Dipo-te, > > > > Yang menarik, CIMCE 深井 yang tertutup ternyata bukan hanya dijumpai di > > bangunan skala kecil macam Ruko Familie Lo di Pasar Lama, Tangerang, dan > > tempat-tempat lain di seluruh Jawa, tapi juga di gedung BESAR model bekas > > kediaman Majoor der Chineezen Khouw Kim An 許��`安―Sin Ming Hui > > > 新明會―Tjandra Naja/Candra Naya di Jl. Gajah Mada 188, Jakarta > Barat. Pada > > halaman 176-177 buku Chinese Houses in Southeast Asia ada fotonya yang > dengan > > jelas menggambarkan bagaimana CIMCE 深井 yang seharusnya terbuka > tersebut > > sengaja ditutup dengan struktur kuda-kuda Tionghoa berukir yang > bergenteng > > kaca, agaknya supaya cahaya tetap dapat masuk, namun air hujan tidak. > Dari > > buatannya, struktur ini sepertinya bukan buatan baru yang ditambahkan > kemudian, > > tapi sudah ada sejak lama, bahkan mungkin seusia bangunannya sendiri yang > > didirikan pada 1807. Atau, ini memang merupakan tambahan kemudian, namun > tetap > > pada abad 19, beberapa tahun setelah didirikan? > > > > Kiongchiu 拱手, > > DK > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > Fy Zhou <zho...@> wrote: > > > > kemungkinan besar rumah2 yang anda amati ini tidak terlalu besar, > sehingga > > pemanfaatan ruangannya harus optimal, maka court yard yang seharusnya > terbuka > > dibuat tertutup. ini umum terjadi di rumah2 tua di perkotaan Jawa. > > > > From: Dipo <dipodipo@ > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com> > > Sent: Tue, March 9, 2010 6:39:58 PM > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Baru: Chinese Houses in Southeast > Asia > > > > Loek heng & Zhou heng, > > > > Jadi penutupan bagian atas sumur langit adalah modifikasi atas desain > asli > > rumah? > > > > Karena rumah tua di Pasar Lama konon sudah dihuni oleh 7 generasi, jadi > minimal > > 150 tahunan. Sepertinya (karena saya tidak punya latar belakang > > arsitektur/sejarah) penutup genting kaca itu sudah ada sejak awal rumah > > dibangun. Karena dilihat dari struktur atapnya, kalau tidak ditutup maka > air > > akan bocor ke semua bagian rumah. > > > > Atau memang ada rumah yang desain awalnya sudah memakai penutup? > > > > Salam > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > lkart...@> wrote: > > > > Quoting Dipo <dipodipo@: > > > > Ada satu pertanyaan lagi. Apakah semua "lubang vertikal" untuk jalur > ventilasi > > dapat dikategorikan sebagai tian jing ? Karena saya menemui ada 2 macam. > > > > #1 terbuka penuh sehingga air hujan dapat masuk. Dan dibawahnya ada > "courtyard" > > lengkap denan saluran pembuangan air hujan. > > > > #2 diatasnya ditutupi dengan genting kaca. Di sebuah ruko tua di Malaka > ada > > yang berukuran 1x2 m, letaknya di pojok gedung. Di sebuah rumah di Ps > Lama > > Tangerang ukurannya hampir sebesar ruangan bawahnya. Untuk jenis #2 > bagian > > bawahnya macam2, bisa dapur, bisa > > ruang keluarga. > > > > Mas Dipo, > > > > Dalam kenyataannya di lapangan memang banyak sekali variasinya. Di daerah > > Pecinan SEmarang sekitar kelenteng Tay Kak Sie banyak sekali "sumur > langit" > > tersebut ditutupi oleh material yang transparan (tembus pandang) untuk > menahan > > air hujan masuk ke bawahnya.JUga karena fungsi dibawahnya sudah berubah > untuk > > ruang beraktivitas.Demekian juga di Surabaya,di perumahan kapasan dalam > > belakang kelenteng Boen Bio dan Ruko di jl.Teh,Kopi,Gula,Karet banyak > sekali > > perubahan-perubahan yang dilakukan.Ada yang dimatikan semuanya karena > untuk > > lantai tambahan dan ada juga yang ditutupi material tembus pandang dan > udara > > masih tetap bisa mengelir keluar masuk tetapi air hujan tidak masuk. > > Ini sekedar berbagi pengalaman di lapangan. > > > > salam > > loek's > > > > >