Nah, itu sebagian hal yg dapat didiskusikan. :p

Nah, klo boleh menurut pendapat aku lagi, sebagian ini pengaruh politik dalam 
negeri dan ada pengaruh dari kepercayaan juga.

Namun demikian, ini semua bukan suatu hal yg perlu scr serius didiskusikan, 
karena proses asimilasi pasti ada dan ada waktunya (proses).

Memang kalau mau diteliti, sebenarnya sudah bnyk terjadi asimilasi kebudayaan 
yang ada di Indonesia, baik yang merupakan kebudayaan asli dan luar, dan  ada 
beberapa adaptasi atau adopsi yg dilakukan sehingga ada bentuk baru dari 
kebudayaan itu yg bisa diklaim sbg milik bangsa Indonesia. Misalnya musik 
dangdut yg mirip musik dari india. Mngkn di india tidak dikenal yg namanya 
dangdut. Dan kalau mau di perbandingkan langsung, masih ada perbedaan antara 
musik dr india dgn musik dangdut, karena pengaruh irama melayu.

Sebenarnya di beberapa nada dan  irama musik dari negeri tiongkok, ada juga 
kemiripan nada dan  irama dgn musik dari timur tengah.

Regards, Tarto W 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Erik" <rsn...@yahoo.com>
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 07 Jul 2010 06:01:12 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa


Benarkah budaya asal Timur Tengah dan Tiongkok masih diperlakukan
sebagai kebudayaan luar?

Bagaimana dengan seni musik kasidahan, irama gambus dan sebagainya. 
Contoh lain adalah juga Dang-dhut yg kental sekali nuansa Indianya serta
Gambang Kromong  yg sangat jelas jejak ketionghoaannya, tapi bisa
diterima dan diperlaukan sebagai budaya lokal, bahkan sangat merakyat?

Apa yang membuat sebuah bentuk budaya (asal luar) bisa diterima sedang
yang lainnya masih dianggap budaya luar? Fuyuan tolong responnya donk!!

Salam,

Erik

------------------------------------------------------------------------\
-----------

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, twa...@... wrote:
Apakah mungkin bisa mengambil contoh dari malaysia dan atau mungkin
singapura ?
Kalau menurut aku sih, di sini masih membedakan kebudayaan asli dan
kebudayaan luar.
Kebudayaan asli maksudnya budaya dari suku-suku yang ada di Indonesia,
spt batak, jawa, ambon, dll.
Kalau kebudayaan luar maksudnya spt kebudayaan barat, timur tengah, dll
kebudayaan yang dibawa oleh bangsa pendatang yang sudah bermukim di
negara Indonesia, termasuk kebudayaan tionghoa dari negara China.
Tetapi aku kira , mungkin kita harus dan boleh berpikir seperti
malaysia, yang mana malaysia meng klaim bahwa negara mereka adalah
"truly asia", meskipun mayoritas penduduk disana adalah suku Melayu.
Fyi, slogan "truly asia" ini sebenarnya utk keperluan promosi
pariwisata.

Regards, Tarto W.

Sent from my BlackBerry?
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT

------------------------------------------------------------------------\
-------------------------------------------
  -----Original Message-----
> From: "Erik" rsn...@...
> Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Wed, 07 Jul 2010 01:17:11
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
>
>
> Soal ketertiban dalam berbahasa telah selesai dibicarakan. Sekarang
> waktunya kita bincang-bincang perihal kebudayaan Tionghoa.
>
> Fuyuan mempertanyakan : Apakah budaya yang selama ini dijalankan oleh
> komunitas Tionghoa di Indonesia termasuk bagian dari kebudayaan
> Indonesia atau bukan?
>
> Kalau ya, mengapa masih dibuat distinksi antara keduanya seperti
> pengumuman Binus Mandarin Club kemarin.
>
> Kalau bukan, lantas di mana posisi kita di tengah masyarkat Indonesia
> yang majemuk ini? Masih dianggap pendatang yang belum terintegrasikah?
>
>
>
> salam,
>
> Erik


Kirim email ke