Hi ,

Manusia berusaha, Tuhan juga yang menentukan.
Rezeki dan jodoh bisa kita usahakan mencari, tetapi sebenarnya sudah ada takdir 
kita masing2 sebagai manusia yg telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, sesuai 
dengan perbuatan dan buah karma kita masing2.

Asimilasi atau tidak, kita pasti berusaha sebaik mungkin, spy kita semuanya 
bisa menjalani kehidupan bernegara yang baik.


Salam.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: indarto tan <ws.inda...@yahoo.com>
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thu, 29 Jul 2010 08:20:40 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

Pendek, tetapi mengena !
Tahun 80 an (persisnya lupa). Mayjen Soenarso berbicara didepan sekelompok 
etnis Tionghua yang jelas semua WNI. Kata beliau : (Isi pokoknya) Bagi kami 
bangsa Indonesia, kalian keturunan Tionghua (lupa cara menyebutnya, mungkin 
juga "Cina") adalah segumpal benda asing ditubuh bangsa Indonesia. Ada dua cara 
menghilangkannya. Pertama, gumpalan itu dipotong lalu dibuang, seperti yang 
dilakukan Vietnam. Kedua, gumpalan itu kami serap agar menjadi bagian dari 
tubuh bangsa Indonesia. Kami mengambil cara kedua !
Asimilasi atau integrasi, biarkan semua  berjalan secara alami. Segala 
pemaksaan pasti gagal, yang penting ciptakan lingkungan yang harmonis. Etnis 
Tiongjua di Indonesia dengan mental integrasi banyak berbuat positiv terhadap 
bangsa Indonesia, semisal Yap Tjwan Bing.
Ratusan tahun yang lalu, tanpa ada dorongan dari luar, leluhur saya dari 
Tiongkok sudah nikah dengan perempuan Jawa, melahirkan keturunan seperti saya 
ini ! Manusia bukan ayam, kalau berbaur lalu kawin ! 
Identitas kebangsaan keturunan Tionghua di Indonesia berubah dari zaman 
kezaman. Waktu Belanda berkuasa dan Tiongkok lemah, kaum keturunan lebih 
berorientasi ke Belanda dengan meninggalkan tradisi ke Tionghuaannya, ganti 
agama ganti nama dst.
Waktu PD II usai, terjadi kebangkitan bangsa Asia, keturunan Tionghua terpecah 
menjadi dua : Orientasi ke Tiongkok dan orientasi ke Indonesia. 
Indonesia sudah merdeka 64 tahun, prestasi apa yang sudah dihasilkan ? Apa pun 
jawabnya, kaum INTI harus berbuat sesuatu agar tumbuh suatu KABANGGAAN sebagai 
WNI !
Sekarang Tiongkok telah bangkit menjadi kekuatan besar, tanpa sadar, pengaruh 
BUDAYA TIONGHUA mendorong anak muda keturunan mencari identitas baru. Banyak 
diantara mereka yang sudah tidak punya nama Tionghua kembali minta dibuatkan 
nama Tionghua. Tetapi, apakah situasi ini akan kembali seperti tahun 50, 60 an 
? Generasi muda keturunan Tionghua akan menanggalkan identitas kebangsaan 
Indonesia ! Jelas tidak ! Masalahnya, pahamkah mereka tentang Zhonghua Wenhua 
dan Yin-ni Wenhua ? 
Masalahnya tidak sekedar pilihan ASSIMILASI atau INTEGRASI ! Masalah yang lebih 
penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga sebagai bangsa Indonesia !


--- Pada Rab, 28/7/10, Ciao Lie <putra_ajil...@yahoo.com> menulis:

Dari: Ciao Lie <putra_ajil...@yahoo.com>
Judul: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 7:17 AM







 



  


    
      
      
      Diskusi tentang asimilasi amat seru. Mesti diajukan pertanyaan kepada si 
pencetus teori asimilasi:
1. Mengapa saat itu dipakai istilah asimilasi?
2. Mengapa (saat itu) tak dipakai istilah:
   - Adaptasi
   - Inculturasi
   - Pembauran
   - Harmonisasi
   - penyatuan, dll
 
Mohon sumbangan pikiran 
 
 
see you


 


    
     

    
    


 



  






Kirim email ke