asimilasi akan terjadi dengan alami , tidak perlu dibuat2 , seolah2 chinese harus lebih indo dari indonesia sendiri , itu ada kajian ilmu budayanya untuk praktek seperti itu , hiperealitas , simulakrum,
dari lidah secara tidak langsung akan terpengaruh menyesuaikan dengan lidah budaya lokal , juga klo di bandung ,aksennya sudah gak pelo lagi , karena terbiasa berbahasa sunda , both chinese or bumiputera bangunan bergaya tiongkok asal ? disana empat musim di indo dua musim , mau tidak mau menyesuaikan dengan iklim setempat , budaya setempat , sambil mempertahankan identitas , sebuah konotas sehingga mata awam pun akan tahu oh itu bangunan tionghoa ... masakan , masakan asli tiongkok sana , gak mungkin dibikin persis di indonesia kecuali kalau mau repot . Disesuaikan dengan kandungan lokal , dan akhirnya membentuk budaya tionghoa , yang khas indonesia ..... next topic adalah masalah kebanggaan chinese terhadap kedigdayaan teknologi tiongkok , 3 gorges , olimpiade dstnya , di tulisan lain , --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardia...@...> wrote: > > betul, owe kasih contoh aje lidah neh lidah, yg kena pengaruh makanan > hehehehehehehe > coba kita ke kalimantan jaman 100 taon yg lalu aje, apa ada itu kecap manis ? > lha yg di pulau jawa seh kecap manis pasti ada. > dus yg lahir di pulau jawa, rata2 bakalan kenal kecap manis. > > apa itu kecap manis bukan produk asimilasi ? en sebelonnya kecap asin itu > produk ape ? integrasikah ? asimilasikah ? asimetriskah ? > > mbuhhhhhhhhhh gak ngerti gw > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, <sawfa@> wrote: > > > > setuju, bos. > > maksud owe, owe juga mau bertanya: asimilasi model apaan tuh? hehehe > > lebih jauh lagi, apa bentuk pertanggung jawaban (minimal secara moral) para > > penganjur yg terbukti telah gagal total itu ? [selama ini kayaknya belum > > pernah dengar ada bekas pemimpin tionghua indo yg meminta maaf karena telah > > gagal mengayomi komunitasnya.] > > bukankah disitu letak nilai-nilai dasar kemanusiaan yg tdk bisa dilepaskan > > kalau berbicara soal budaya massal dan peradaban ? > > apalagi budaya kepemimpinan timur yg kental dg: tahu malu. > > jika nilai2 dasar spt itu saja sdh dipungkiri, owe jadi bingung, yg disebut > > orang tionghua, orang melayu, orang india, orang western, sebenarnya dilihat > > dari mana? dari agama tidak mungkin. DNA sdh bukan jaminan, bahasa apalagi. > > kalau jawabannya, semua itu sudah gak penting karena globalisasi, lalu > > timbul pertanyaan, buat apa dong ada negara, ada bangsa, sebut aja manusia. > > titik. bisakah ? > > jika tidak bisa begitu, itu artinya, tidak mungkin terjadi asimilasi (dlm > > artinya kebijakan, tetapi kalau alamiah spt akulturasi, itu lumrah > > dimana-mana). cmiiw pls. > > > > > > > > -----Original Message----- > > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ardian_c > > Sent: 30 Juli 2010 11:43 > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" > > > > > > sebenernya kalu kita mau ngeliat, orba itu khan dapet masukan dari cine2 yg > > ngerasa dirinya inferior kalu pake budaya tionghoa. > > makanya jargonya jadi ngambang hehehehehehehehehehhehe > > suruh berbaur, berbudaya setempat, tapi mrk mana ada yg mau pindah agama seh > > ? sedangkan para penganjur itu terus2an ngomong secara alus suruh para > > tionghoa pindah agama, ya agama yang sama kale ame para penganjur. Dus > > artinya itu mah asimilasi apa ya ? > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> , "Erik" <rsn_cc@> wrote: > > > > > > > > > Nah itu dia! Jadi jelas masalahnya, istilah-istilah INTEGRASI, ASIMILASI > > > dan AMALGAMASI adalah istilah teknis ilmu antropologi. Berbicara > > > tentang Integrasi dan/atau Asimilasi adalah berbicara tentang kebudayaan > > > yang merupakan identitas dan sekaligus Hak Azasi sebuah komunitas yang > > > tidak bisa diintervensi oleh kepentingan politik. > > > > > > Tapi rancunya dan celakanya oleh rezim Orde Bau jargon-jargon itu > > > dipakai untuk kepentingan politik kebangsaan demi tercapainya tujuan > > > penyatuan dan penyeragaman bangsa Indonesia secara instan. Dan itu > > > terbukti sudah gagal dengan kerugian sosial yang teramat mahal. > > > > > > Herannya, kenapa seorang Suhu Andreas yang ngakunya berpendidikan tinggi > > > dan lebih senior daripada kita malah nampak tidak menyadari kekeliruan > > > itu, dan tulisan-tulisan beliau terkesan cenderung memihak pada > > > kebijakan yang keliru itu?? > > > > > > Salam, > > > > > > Erik > > > > > > ----------------------------------------------------------\ > > > ------------ > > > > > > In budaya_tionghua@yahoogroups.com > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> , "Leon Agustian" > > <leon.agustian@> > > > wrote: > > > > > > > > Se7, asimilasi ataupun kaga, yang penting cukup makan cukup pake, > > > hidup bisa senang & tenang, mau apa2 ada â? > > > > > > > > Asal â?kacang jangan lupa kulitnyaâ? soalnya kasihan cucu > > > buyut kita nanti kalau ditanya: Kamu orang apa? Masa dijawab: Ga tau > > > â?., seharusnya sih orang Tionghoa, tapi ngkong buyut dah ga ngakui > > > lagi â?. hiks hiks â?. > > > > > > > > > > > > > > > > Jadi, kalau kita disuruh ber-asimilasi ke bangsa yang lebih superior, > > > ok deh ga apa2 (kayak asimilasi ke Amrik sonoâ?, tapi kalo disuruh > > > asimilasi ke bangsa yang lebih inferior, ah â?nanti dulu > > > â?untungnya apa? Apakah ini merupakan dasar pertimbangan asimilasi? > > > > > > >