Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
-----Original Message-----
From: "henyung" <heny...@yahoo.com>
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial 
di bis kota di Jakarta)

Ini setahu saya yah.

Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.

Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. 
Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.

Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di 
mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 

Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh 
seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya 
satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.

Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut 
setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu 
saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja 
dengan menyiksa.

Sekian, agar jelas.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <opho...@...> wrote:
>
> Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
> 
> Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
> 
> Nimbrung dikit ya...
> 
----------- dipotong ----------- biar hemat bandwith

> 
> O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
> Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
> bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
> modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah 
> ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual 
> memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada 
> maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan 
> ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 
> 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka 
> akan merestui langkah kami ini, jeh! 
> 
> 
> 
> Begitu sajah sih ya kira-kira.
> 
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "sf" <sawfa@> wrote:
> 
> sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka 
> sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
> pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa 
> itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama 
> aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam 
> suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang 
> pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan 
> disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. 
> TSS.
> 
> kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
> tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika 
> dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang 
> rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg 
> berat.
> 
> pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
> dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
> sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
> anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
> karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
> sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di 
> warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi 
> karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya 
> daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe….
> 
> komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
> belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu 
> atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
> mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
> biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan 
> ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak 
> yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, 
> tak kunjung muncul, hehehe…
> 
> dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya 
> sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia 
> ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg 
> mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di 
> sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat 
> sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia 
> adalah seorang sarjana hukum.
> 
> semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
> makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan 
> lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.
>



Kirim email ke