On Mon, 2005-07-11 at 11:29 +0700, APJII wrote:
> IMHO:
> Nggak usah bingung, sudah biasa
> mengenai kalau di ccTLD ada proses redelegasi:

Jadi malah bingung ;-)

> 1st: Perorangan ke perorangan:
>         Dari Rahmat M Samik Ibrahim ke Budi Raharjo (BR)
>         dgn dukungan penuh dari APJII;

Come on man, don't freak on it...hehehe...perorangan? Yang bener aja ;-)
Berarti Pak Ibam dan Pak Budi berhak dong untuk menuntut ganti rugi atas
kerja keras mereka selama ini, wong perorangan, sedangkan hasilnya
dinikmati banyak orang (termasuk lembaga).
Kalau perorangan, apa dong itu status Admin SLD? Status Pak Maman dan
status pegawai ccTLD-ID?

> 2nd" Perorangan ke Kelembagaan
>         Dari Budi Rahardjo ke "Lembaga"
>         Lembaga ini sedang dirumuskan dgn
>         berbagai Stackholders dan tentunya dgn
>         BR. 

Apakah tidak cukup IDNIC --> ccTLD-ID? Ataukah ccTLD-ID disamakan dengan
"perorangan"? Ataukah APJII disamakan dengan "lembaga"?
Semakin ndak jelas saja rasanya...

> APJII berdasarkan hasil MUNAS IV 2005, 3 Mei 2005,
> menetapkan hal domain ini menjadi bagiannya, bahkan
> sejak 1996 sudah diputuskan mengelola domain id, ntah
> di tingkat penyediaan dukungan, penetapan kebijakan tarif,
> konstribusi co-location, hardware, billing, interkoneksi IIX.
> Jadi tidak ada istilah ngotot di Internet (non) Governance.

Munas = intern. Apakah tidak dibuka untuk umum? Siapa anggota APJII? Apa
APJII mewakili "internet society"? Siapa yang memutuskan? Kalau
keputusan APJII berarti hanya berakibat dan berefek ke dalam dong, ke
APJII diri sendiri. Terus apa pengguna internet yang lain tidak boleh
terlibat hanya karena tidak tahu masalah teknis?
Munas PDI-P tidak mempengaruhi Munas Partai Golkar. Munas Partai
Demokrat tidak akan mempengaruhi apa-apa dan mempunyai akibat hukum apa-
apa terhadap partai-partai lain.
What the hell with the Munas!!!

Jadi sekarang APJII mau ngapain? Kelola domain? kelola IIX? Kelola IP?
Kelola co-location? Kelola tarif? kelola apa lagi?

> Salam Internet Bahagia,

Babarblas gak bahagia makai Internet Indonesia ;-)
Tarif ndak jelas, semua tambah ndak jelas...hehehe...bubarin aja
internet Indonesia...gitu aja kok susah ;-)
Kembalikan saja ke IANA, biar mereka yang memutuskan...hehehe...

Salam pembubaran internet Indonesia,
-k

Kirim email ke