BERGABUNG DENGAN MADZ HAB-MADZHAB ILHAD(ATHEIS DAN KELOMPK KELMPOK JAHILIYA H
To: cikeas@yahoogroups.com
MIME-Version: 1.0
Content-Type: text/plain; charset=iso-8859-1
Content-Transfer-Encoding: 8bit
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>

Hello ,




BERGABUNG DENGAN MADZHAB-MADZHAB ILHAD [ATHEIS] DAN
KELOMPOK-KELOMPOK JAHILIYAH


Oleh
Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan




[1]. Ikut bergabung dengan madzhab-madzhab
(paham-paham) atheis seperti komunisme, sekulerisme,
materialisme dan paham-paham kufur lainnya adalah
kufur dan keluar dari Islam. Jika orang-orang
bergabung dengan paham-paham tersebut mengaku Islam
maka ia termasuk nifaq akbar (kemunafikan besar).
Karena sesungguhnya orang-orang munafik itu mengaku
Islam secara lahiriyah, tetapi secara batiniyah
(sesungguhnya) mereka bersama orang-orang kafir.

Allah berfirman tentang mereka.

“Artinya : Dan jika mereka berjumpa dengan orang-orang
yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman’.
Dan bila mereka kembali pada setan-setan mereka,
mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami sependirian
dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok” [Al-Baqarah :
14]

“Artinya : Yaitu orang-orang yang menunggu-nunggu
(persitiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai
orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu
kemenangan dari Allah mereka berkata, ‘Bukankah kami
(turut berperang) besertamu?’. Dan jika orang-orang
kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka
berkata, ‘Bukankah kami turut memenangkanmu dan
membela kamu dari orang-orang mukmin?” [An-Nisa : 141]

Orang-orang munafik penipu, masing-masing mereka
memiliki dua wajah ; wajah untuk menghadapi
orang-orang beriman dan wajah untuk berpaling pada
kawan-kawannya dari kalangan orang-orang atheis.
Mereka juga memiliki dua lisan ; lisan yang secara
lahiriah diterima oleh umat Islam dan lisan yang
mengungkapkan tentang rahasia mereka yang bersembunyi.

Allah berfirman.

“Artinya : Dan jika mereka berjumpa dengan orang-orang
yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman’.
Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka,
mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya sependirian dengan
kamu, kami hanyalah berolok-olok” [Al-Baqarah : 14]

Mereka berpaling dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan
mengolok-ngolok dan merendahkan para pengikutnya.
Mereka enggan tunduk terhadap hukum kedua wahyu
tersebut karena merasa bangga terhadap ilmu yang
mereka miliki, padahal memperbanyak ilmu tersebut
tidak bermanfaat, kecuali malah menambah keburukan dan
kesombongan. Karena itu, engkau melihat mereka
senantiasa mengolok-ngolok orang-orang yang berpegang
teguh dengan wahyu yang nyata.

Allah berfirman.

“Artinya : Allah akan (membalas) olok-olok mereka dan
membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan
mereka” [Al-Baqarah : 15]

Allah memerintahkan agar kita bergabung dengan
orang-orang beriman.

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar” [At-Taubah : 119]

Madzhab-madzhab atheis tersebut adalah madzhab-madzhab
yang menyimpang, karena didirikan diatas kebatilan.
Komunisme misalnya, mengingkari wujud pencipta
Subhanahu wa Ta’ala dan memerangi agama-agama
samawiyah. Barangsiapa rela dengan akalnya untuk hidup
tanpa aqidah serta mengingkari kepastian hukum-hukum
akal, maka berarti ia menafikan akalnya. Lalu
sekulerisme mengingkari agama-agama dan hanya
bersandar kepada materi yang tidak memiliki orientasi
dan tujuan dalam hidup ini, selain kehidupan hewani.
Kapitalisme yang dipentingkan hanya mengumpulkan harta
dari mana saja, tanpa memperdulikan halal-haram, kasih
sayang dan cinta kepada orang-orang fakir dan miskin.
Dasar perekonomiannya adalah riba yang berarti
memerangi Allah dan RasulNya, dan karenanya Negara
serta pribadi menjadi hancur dan menghisap darah
rakyat miskin. Karena itu setiap orang yang berakal,
apalagi yang memiliki sedikit iman tak mungkin rela
hidup berdasarkan madzhab-madzhab ini, hidup tanpa
akal, agama, tujuan yang benar yang senantiasa
diupayakan dan dan dipertahankan. Madzhab-madzhab ini
masuk ke negara-negara Islam saat mayoritas mereka
kehilangan dien yang lurus dan terdidik di atas
kelalaian serta hidup sekedar menjadi penurut dan
pengekor

[2]. Bergabung dengan kelompok-kelompok Jahiliyah
serta fanatik terhadap rasialisme adalah suatu
kekufuran dan kemurtadan dari Islam. Sebab Islam
menolak fanatisme dan kebangkitan Jahiliyah.

Allah berfirman.

“Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah
orang-orang yang paling bertakwa” [Al-Hujurat : 13]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Tidak termasuk golongan kami orang yang
menyeru kepada ashabiyah (fanatisme), tidak termasuk
golongan kami orang yang membunuh karena ashabiyah,
dan tidak termasuk golongan kami orang yang marah
karena ashabiyah” [Hadits Riwayat Muslim]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari
kalian ashabiyah Jahiliyah dan kebanggaan dengan nenek
moyang. Sesungguhnya yang ada hanyalah seorang mukmin
yang bertakwa atau pendurhaka yang tercela. Manusia
adalah anak cucu Adam, dan Adam diciptakan dari tanah,
tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang Ajam
kecuali dengan takwa” [Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan
lainnya]

Hizbiyah (fanatik golongan) inilah yang memecah belah
umat Islam, padahal Allah memerintahkan kita bersatu
dan saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa
serta melarang berpecah belah dan berselisih.

Allah berfirman.

“Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” [Ali-Imran
:103]

Sesungguhnya Allah menginginkan agar kita menjadi satu
hizb (kelompok, jamaah) yang satu, yaitu hizbullah
yang beruntung. Tetapi, dunia Islam setelah itu
diinvasi dunia barat, baik secara politik maupun
budaya, sehingga mereka tunduk kepada ashabiyah darah,
ras/gender dan tanah air serta mereka percaya itu
sebagai perkara ilmiah, realita yang diakui dan fakta
yang pasti, sehingga mereka tidak bisa lagi menghindar
daripadanya. Lalu rakyatnya dengan semangat
menghidup-hidupkan ashabiyah tersebut yang sudah
dipadamkan oleh Islam, mereka terus menyanyikan dan
menghidupkan syiar-syiarnya serta bangga dengan masa
sebelum kedatangan Islam, padahal itulah masa yang
Jahiliyah dan menganjurkan mereka agar mensyukuri
nikmat tersebut.

Naluri seorang mukmin adalah hendaknya ia tidak
menyebut tentang Jahiliyah, baik masa silam maupun
yang terdekat kecuali dengan perasaaan kebencian,
ketidaksukaan, kemarahan dan hati yang geram. Bukankah
seorang bekas penhuni penjara yang disiksa kemudian
dilepaskan lalu ketika diceritakan hari-hari
penahanannya, penyiksaan dan penghinaan terhadap
dirinya hatinya begitu geram menahan luapan amarah.
Dan bukankah seorang yang telah sembuh dari sakitnya
yang parah dan lama bahkan hampir saja ia mati menjadi
gundah hati dan wajahnya pucat pasi ? Sungguh wajib
dipahami bahwa hizbiyah-hizbiyah tersebut adalah suatu
adzab yang diturunkan Allah atas orang-orang yang
berpaling dari syari'atNya dan menginginkan agamaNya.

Allah berfirman.

“Artinya : Katakanlah, 'Dia yang berkuasa untuk
mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari
bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan
merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang
lain” [Al-An'am : 65]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak
memutuskan hukum dengan Kitabullah, sunggguh Allah
akan menjadikan siksaan dari sebagian mereka” [Hadits
Riwayat Ibnu Majah]

Sesungguuhnya fanatik terhadap golongan-golongan
menyebabkan ditolaknya kebenaran yang ada pada orang
lain, sebagaimana keadaan orang-orang Yahudi, yang
kepada mereka.

Allah berfirman.

“Artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka,
'Berimanlah kepada Al-Qur'an yang diturunkan Allah,
mereka berkata, 'Kami hanya beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami'. Dan mereka kafir kepada
Al-Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedangkan
Al-Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak, yang
membenarkan apa yang ada ada pada mereka” [Al-Baqarah
: 91]

Juga sama dengan keadaan orang-orang Jahiliyah yang
menolak kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada mereka, karena
fanatik dengan apa yang ada pada nenek moyang mereka.

“Artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka,
'Ikutilah apa yang diturunkan Allah', mereka menjawab
; (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah
kami dapati dari (perbuatan) nenk moyang kami”
[Al-Baqarah : 170]

Para pengikut hizbiyah tersebut ingin menjadikan
hizbiyahnya sebagai ganti dari Islam yang   

-- 
Best regards,
 wawan                         
mailto:[EMAIL PROTECTED]



       
____________________________________________________________________________________Take
 the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC


___________________________________________________________
KORUPSI merampas hak KITA untuk hidup sejahtera> LIHAT > LAWAN > LAPORKAN :-)

<*> Share with Pure Social-Politic Groups, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/CIKEAS/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/CIKEAS/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to