http://batampos.co.id/content/view/35554/1/

      Korban Penembakan Dijaga Ketat Brimob 

           
      Selasa, 04 Desember 2007  
      Propam Polda Kepri Mulai Penyelidikan 
      BATAM (BP) - Alasan penembakan terhadap Toni bin Teman (26), pegawai 
honorer Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakangpadang masih menyimpan tanda tanya. 
Pasalnya, korban yang dirawat di lantai II ruang Melati, kamar No 3 dilarang 
keras dibesuk oleh wartawan. Larangan bukan datang dari keluarga, tapi datang 
dari anggota Brimob Polda Kepri. 
      Penjagaan super ketat dilakukan sejak pagi kemarin (3/12). Penjagaan 
lapis pertama dilakukan di pintu masuk ruang Melati dan penjagaan lapis kedua 
dilakukan di dekat pintu masuk kamar No 3, tempat korban dirawat.


      Batam Pos pagi kemarin sekitar pukul 09.30 WIB, mencoba melihat kondisi 
korban pasca operasi, namun tidak berhasil. Saat pertama kali datang, wartawan 
koran ini dicegat sekuriti Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB). Sekuriti 
menanyakan apakah sudah mendapat izin dari Humas RSOB atau belum. Karena belum 
ada izin dari pihak rumah sakit, maka wartawan koran ini yang sudah berada di 
lantai II berupaya mencari humas RSOB Wawan Setiawan, di kantornya. Setelah 
bertemu, Wawan mempersilakan untuk membesuk korban, bahkan dengan sukarela 
Wawan bersedia mendampingi wartawan koran ini bersama wartawan lain melihat 
kondisi korban di ruang perawatan.


      Namun sayangnya, saat sampai di lantai II dan didampingi Humas, wartawan 
tidak bisa masuk karena dicegat tiga orang anggota Brimob berpakaian preman. 
Ketiga orang perwira dengan tegas melarang untuk masuk. Alasannya, persoalan 
yang menimpa Toni sedang diselesaikan dengan pihak keluarga.  


      Kondisi seperti ini tidak hanya dialami Batam Pos, tapi juga dirasakan 
pengunjung lain. Setiap pengunjung dan sanak keluarga korban yang datang, 
mereka ditanya dan dicegat di pintu masuk. Beberapa orang teman dan keluarga 
korban, terpaksa menelepon saudaranya yang berada di dalam kamar perawatan. 


      Dalam telepon mereka terpaksa meminta supaya dijemput keluar di luar 
ruangan karena tidak diperbolehkan masuk. Baru setelah keluarga dari dalam 
ruangan keluar, mereka bisa masuk atas seizin anggota Brimob.


      Penjagaan super ketat berlangsung hingga sore hari, bahkan siangnya 
jumlah personel yang menjaga korban bertambah menjadi enam orang. Jika ada 
wartawan yang berusaha masuk, mereka langsung menghalangi dan mendekati 
wartawan layaknya seperti diinterogasi.


      Informasi yang diperoleh wartawan koran ini dari salah seorang pembesuk 
yang enggan disebut namanya, korban masih terbaring lemas di bangsal. Tangan 
kirinya dipasang infus, sedangkan luka di bagian paha dan rahang sudah 
diperban. ''Dia belum bisa banyak ngomong, mungkin disebabkan luka di rahang," 
katanya. 


      Kalaupun korban bisa ngomong hanya sesekali, itupun dengan suara yang 
sangat pelan. Untuk mendengarkan suara korban, keluarga atau pengunjung harus 
mendekatkan telinga ke mulut korban. Di ruang perawatan sejak dari pagi, korban 
ditemani ibunya Zainab, serta kakaknya.


      Salah seorang famili korban mengatakan, Toni yang masih lajang merupakan 
tulang punggung keluarga. Apalagi Bapaknya bernama Teman dalam keadaan 
sakit-sakitan. Toni merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. ''Dia laki-laki 
satu-satunya, kakak dan adiknya perempuan,'' ujar wanita ini.


      Hingga kemarin, Bapak Toni bahkan belum diberi tahu kalau anaknya 
tertembak. Pihak keluarga hanya memberitahu kalau ia dirawat di rumah sakit 
karena luka. ''Bapaknya sedang sakit stroke dan darah tinggi, kami belum 
mengatakan dia tertembak, takut sakitnya malah kambuh,'' ujarnya.


      Untuk memastikan alasan penjagaan ketat yang dilakukan anggota Brimob, 
Batam Pos mencoba menghubungi komandan Brimob Kompol Amostian melalui ponsel. 
Namun upaya ini gagal, meski terdengar suara masuk, tapi ponsel tidak diangkat.
       
      Ditangani Propam
      Kasus penembakan anggota Brimob Polda Kepri terhadap warga Pulau Kasu, 
Belakangpadang saat ini sedang diselidiki Polda Kepri. Bidang Profesi dan 
Pengamanan (Propam) Polda Kepri mengumpulkan data-data tentang kejadian 
penembakan.


      Kabid Humas Polda Kepri Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anggaria Lopis 
membenarkan kasus ini sedang diselidiki Polda Kepri. Propam, katanya, masih 
mengumpulkan data-data, termasuk kronologi kejadian. 


      Menurut Anggaria, kalau menyangkut permasalahan anggota akan ditangani 
Propam, sedangkan kalau menyangkut urusan pidana akan ditangani Direktorat 
Reskrim. ''Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, belum penyidikan. Saya 
belum tahu bagaimana kejadian sebenarnya dan kronologinya,'' kata Anggaria, 
Senin (3/12) di ruangan kerja.


      Dijelaskannya, saat ini pihak korban yang tertembak punya alasan 
tersendiri tentang kejadian penembakan. Termasuk pihak Brimob juga punya alasan 
untuk melalukan penembakan. Masih terlalu jauh, katanya, memutuskan siapa yang 
bersalah dalam kasus ini. ''Sabar saja, kasus ini masih diselidiki. Kalau sudah 
jelas duduk permasalahannya, saya pasti jelaskan,'' ujarnya.


      Anggaria enggan memaparkan hasil penyelidikan awal, termasuk menjawab 
pertanyaan apakah penembakan itu sudah dilakukan sesuai prosedur atau melanggar 
protap. ''Terlalu jauh kalau berandai-andai. Pastinya yang menembak anggota 
Brimob. Kan pakai baju dinas dan senjata lengkap,'' tukasnya.


      Sementara, Kabid Propam Polda Kepri AKBP YS Widodo membenarkan kasus ini 
ditanganinya. Namun, ia menolak memberikan keterangan soal kasus ini. 
''Langsung saja sama pak Kabid Humas. Pak Anggaria sekarang yang punya 
kewenangan memberikan keterangan,'' ujarnya, kemarin. 


      Seperti diberitakan, Toni (25), pegawai honorer Kelurahan Pulau Kasu, 
Kecamatan Belakangpadang ditembak anggota Brimob Polda Kepri, Ahad (2/12) di 
sekitar perairan Tanjunguncang. Dua anggota Brimob Polda Kepri itu bertugas 
menjaga PT Belantara Kita, Tanjunguncang. (bni/dea)
     
  

<<pdf_button.png>>

<<printButton.png>>

<<emailButton.png>>

Reply via email to