Refleksi:  Mungkin juga daging dari wanita korban mutilasi dijadikan daging 
pada nasi goreng yang dijual. 

http://www.antara.co.id/arc/2008/1/22/dari-ponsel-penjual-nasi-goreng-itu-jadi-tersangka-pelaku-mutilasi/

22/01/08 20:00

Dari Ponsel, Penjual Nasi Goreng Itu Jadi Tersangka Pelaku Mutilasi
Oleh Santoso


Jakarta (ANTARA News) - Zaky Afrizal Nurfaizin (27), yang sehari-hari bekerja 
sebagai penjual nasi goreng, ditangkap polisi, Selasa, menjelang subuh, dengan 
sangkaan sebagai pelaku mutilasi terhadap Atikah Setyani (22). 

Polisi menangkap Zaky di tempat dia biasa berjualan, di jalan Kotabumi Utara 
II, Jakarta Pusat, empat hari setelah jenazah Atikah ditemukan tanpa kepala di 
sebuah kamar hotel, Kamis (17/2). 

Pihak kepolisian menemukan lokasi tersangka setelah menelusuri sinyal telepon 
seluler (ponsel) milik tersangka dan ponsel milik korban yang juga dibawa 
tersangka.

Berdasarkan keterangan para saksi, polisi sejak awal mencurigai bahwa tersangka 
merupakan orang dekat korban, dan dengan pelacakan jejak sinyal ponsel, maka 
polisi menemukan tersangka. 

Polisi mendapat nomor telepon Atikah dari Muchtar, ayah korban, yang tinggal 
serumah dengan Atikah di Koja, Jakarta Utara.

Dari pelacakan pada "print out" atas nomor telepon korban, polisi menemukan 
bahwa Atikah sering kontak dengan sebuah nomor, yang kemudian diketahui milik 
Zaky.

Polisi kemudian menemukan jejak bahwa ponsel korban berada di kawasan Kota 
Bambu Utara, Jakarta Pusat. Dari menjejak keberadaan dua nomor telepon itulah, 
kemudian polisi menemukan lokasi tersangka.

Selain menangkap Zaky, polisi menemukan barang bukti berupa KTP atas nama 
Atikah Setyani, sepeda motor Nopol B 6745 UGR atas nama Atikah Setyani, helm 
milik korban, ponsel milik korban, telepon seluler milik tersangka, dan sepatu 
milik tersangka yang masih ternoda bercak darah.

Setelah meyakini bahwa Zaky merupakan tersangka mutilasi, Kepolisian Daerah 
Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), kemudian menyerahkannya ke 
Kepolisian Resort (Polres) Metro Jakarta Pusat.

"Dia minta uang Rp3 juta untuk menggugurkan kandungan, tapi saya tidak punya 
uang sebanyak itu," kata Nurfaizin di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Metro 
Jaya.

Tapi, Zaky tidak menjawab beberapa pertanyaan wartawan, karena dia lebih dulu 
digiring polisi ke dalam kendaraan untuk dibawa ke Polres Metro Jakarta Utara.

Berpakaian kaos biru dan celana jeans biru, Zaky masuk ke mobil polisi dengan 
tangan terborgol ke depan. 

Hingga Selasa sore, polisi belum memberikan keterangan resmi soal penangkapan 
itu. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Carlo Tewu, 
juga tidak bersedia memberikan penjelasan.

"Keterangan nanti dari Utara (Polres Metro Jakarta Utara)," katanya sambil 
bergegas menuju mobilnya.

Kepala Unit I Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal 
Umum Polda Metro Jaya, Kompol Helmi Santika, mengatakan bahwa tersangka 
membunuh korban karena masalah pribadi.

Namun, Helmi juga enggan memberikan keterangan lebih rinci dengan alasan karena 
kasus itu diserahkan ke Polres Metro Jakarta Utara.

"Mereka kan pacaran," katanya.

Hamil

Atikah ditemukan tewas tanpa kepala di Hotel Bulan Mas, Jakarta Utara, Kamis 
(17/1).

Potongan lain dari tubuh wanita yang tengah hamil empat bulan itu ditemukan di 
tumpukan sampah di bantaran sungai di Kali Kresek, Koja, Jakarta Utara, Minggu 
(20/1) oleh seorang petugas kebersihan yang tengah mengangkat sampah.

Polisi meyakini kedua potongan tubuh itu milik Atikah setelah memperoleh 
keterangan dari para saksi dan dokter forensik.

Dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyatakan bahwa kedua 
potongan tubuh itu adalah satu bagian.

Saksi dari karyawan hotel juga membenarkan bahwa korban menginap di Hotel Bulan 
Mas

Pemeriksaan sidik jari korban juga menunjukkan bahwa korban adalah Atikah 
setelah polisi membandingkannya dengan sidik jari yang ada di ijasah milik 
Atikah.

Polisi awalnya kesulitan mengungkap kasus itu, karena minimnya keterangan dari 
keluarga dekat korban, apalagi pada Minggu (20/1), ponsel milik Muchtar (ayah 
Atikah) masih menerima layanan pesan singkat (Short Message Service/SMS) dari 
nomor milik anaknya.

SMS itu menyatakan bahwa Atikah sedang sakit dan berada di Sukabumi.

Kendati ada berita bahwa Atikah menghilang sejak Kamis (17/1), namun 
keluarganya tetap yakin Atikah masih hidup.

Belakang terbukti, SMS itu dikirim oleh tersangka Zaky dengan menggunakan 
telepon milik Atikah. 

Upaya membuang potongan kepala ke sungai yang mengarah ke laut juga diduga 
bagian dari upaya Zaky menghilangkan jejak.

Tapi, potongan kepala itu tersangkut di tumpukan sampah di Kali Kresek, Jakarta 
Utara, dan ditemukan oleh seorang petugas dinas kebersihan. Hal ini pula yang 
kemudian mengungkapkan bahwa korban mutilasi adalah Atikah.

Reply via email to