Galamedia 24 Maret 2008 Anak Tetangga pun Oke INISIALNYA Dm (45). Sehari-hari profesi pria penduduk Kampung Penancangan, Desa Cipocok Jaya, Serang, Banten ini teh ngabeca. Namanya juga ngaboseh becak, kadang sepi tidak dapat uang sama sekali dan ini merupakan pukulan bagi Dm. Ia tahu persis setiap hari istri dan anaknya menunggu setoran di rumah.
Seperti malam itu, Dm bingung sebab dia sejak tengah hari hingga menjelang tengah malam belum dapat muatan. Lebih bingung lagi, bagaimana caranya mencari uang. Pikiran stres, depresi. Bahkan otaknya semakin lieur pisan karena di sepanjang jalan matanya kerap memergoki cewek-cewek PSK jalanan si penjaja cinta berbaju setengah terbuka seolah ngabibita dirinya. Mungkin dalam hatinya Dm berkata, andai ia punya uang, ia akan booking dua tiga wanita PSK seperti yang biasa ia lakukan jika hasil nambangan ada lebihnya setelah dipotong setoran kepada bini di rumah. Sayang, malam itu boro-boro buat ngebooking PSK jalanan, buat ke rumah juga ripuh. Semakin banyak pemandangan di jalanan, mata Dm semakin melotot saja. Lama kelamaan ia tergoda. Maka, uang bukan persoalan, pikirnya, banyak jalan menuju Roma. Banyak taktik mendekati wanita. Maka berputarlah otak Dm saat itu juga untuk mencari solusi bagaimana caranya tanpa uang dapat cewek idaman. Ditambah dengan "Mr. Happy" yang ngadat meradang sulit dibebenjokeun, ia terus mencari dan mendekati cewek PSK. Sayang teori tak semudah praktik. Si cewek jalanan teh boro-boro mau diajak gratisan, tapi justru marah dan mencibir pada Dm. Dm sadar, mana ada yang gratis di zaman kiwari atuh Mang. Dm pun pasrah, ia bergegas pulang, pikirnya mah akan disalurkan kepada istri sahnya saja. Tetapi di perjalanan ia melihat Dewi (14), nama samaran gadis cilik anak tetangganya. Ternyata saat ditanya Dewi teh katanya mau pulang ke rumah sehabis belajar bersama teman-temannya. Dm mendadak ceria, tak ada cewek jalanan, anak tetangga kemarin sore pun oke aje deh. Dm segera ngajakan naik ke becaknya, katanya mah mau diajak pulang. Dewi yang sudah merasa kenal dekat dengan tetangganya itu tentu saja gembira mendapat tumpangan gratis. Tetapi anehnya, becak Mang Dm itu bukannya menuju rumahnya, melainkan berhenti di pinggir halaman GOR Maulana Yusuf Ciceri, Serang Banten. Si gadis dipaksa turun dan diseret ke semak-semak. Di situ bocah ini dipaksa harus buka-bukaan. Dm memang edan, bocah yang belum mengerti nanaon ini dipaksa harus menerima serangan kilat. Si bocah menangis tetapi Dm tak peduli, ia tetap saja membombardir bocah kelas V SD ini, membuat si anak tak berdaya. Usai sudah, Dewi diantarkan pulang sambil diancam untuk tidak bukan suara. Sesampainya di rumah Dewi untuk sementara mah bungkam. Tetapi saat akan buang air ia meringis kesakitan. Merasa tak kuat, ia mengadu kepada orangtuanya. Orangtuanya kaget campur geram atas ulah Dm, ia pun segera melapor ke Polres Serang. Akhirnya Dum ditangkap aparat Polresta Serang. Semula Dm menyangkal melakukan perbuatan tersebut kepada Dewi, tetapi dari keterangan Dewi yang menyatakan bahwa Dm memang pelakunya, tukang becak ini tidak bisa kukumaha lagi, ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan terpaksa mondok di pojok sel tahanan Mapolres Serang. (kang maman)**
<<malumaluinisi.jpg>>