http://batampos.co.id/TERKINI/Warga-Mahasiswa_Bentrok_14_Terluka


      Warga-Mahasiswa Bentrok, 14 Terluka  
      Minggu, 27 Juli 2008|14:25:24WIB 
     
      JAKARTA - Mahasiswa Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (STIA) 
bentrok dengan warga Kampung Pulo, Makassar, Jakarta Timur, dini hari kemarin 
(26/7). Akibat kejadian itu, sedikitnya 14 orang dari kedua pihak terluka. 
Diduga, perseteruan tersebut dipicu kesalahpahaman dan kekesalan warga karena 
kampus di tengah perkampungan itu tidak segera dibubarkan. 

      Berdasar informasi yang dihimpun Indo Pos, konflik tersebut sudah 
berlangsung lama. Berawal dari penolakan warga atas rencana didirikannya kampus 
sekaligus asrama STIA di tengah Perkampungan Pulo, Kecamatan Makassar, Jakarta 
Timur, 1991. Namun, penolakan warga tersebut tidak terealisasi. Hal itu 
terbukti oleh berdiri dan aktifnya Kampus STIA pada 1994. 

      Kerap terjadi gesekan antara kedua pihak, sehingga wali kota Jakarta 
Timur pada 2007 sempat melakukan mediasi. 

      Risman Hadi, ketua Forum Komunikasi Muslim Warga Kampung Pulo, yang 
dimintai keterangan seputar peristiwa tawuran itu menuturkan, bentrok tersebut 
pecah diduga dipicu adanya kesalahpahaman. 

      Dia menceritakan kronologi tawuran tersebut. Pukul 22.30, ada tindak 
kriminal di sekitar RT 04 RW 04, Makassar, Jakarta Timur. Seseorang bernama 
Yunius Kolli yang diidentifikasi merupakan mahasiswa STIA tingkat tiga tepergok 
oleh seorang warga sedang berada di halaman rumah warga. 

      Lantas, dia diteriaki maling dengan tuduhan mencuri sendal. Dia langsung 
diamankan ke rumah ketua RW 04 dan digelandang ke Polsek Makassar untuk 
diinterogasi. ''Saat pelaku kami amankan ke polsek, rumah seorang warga RT 
02/04 dilempari batu oleh mahasiswa STIA,'' ujar Risman. 

      Peristiwa tersebut spontan memicu kemarahan warga yang kemudian menyerang 
balik ke tiga asrama mahasiswa di RW 04 dan 05. ''Kalau mahasiswa tidak 
menyerang dulu, pasti warga tidak akan menyerang,'' tegasnya. 

      Senny Mafei, humas STIA, yang dikonfirmasi menuturkan pihaknya akan 
melaporkan penyerangan terhadap asrama mahasiswa yang dilakukan warga tersebut. 
''Tuduhan itu tidak berdasar. Ini salah paham. Anak didik kami yang dituduh 
mencuri tidak terbukti. Saya rasa bentrok ini ada permainan politik,'' ujarnya. 

      Soal tudingan warga bahwa mahasiswa STIA memulai tawuran dengan lebih 
dulu melempari rumah salah  

Kirim email ke