Dear Ivonne,
Kaum lelaki itu pada dasarnya hanya permulaan saja yang terlihat kekuasaannya, 
namun setelah beberapa hari, minggu atow bulan habis menikah, maka semuanya 
jatuh ke tangan kaum isteri apalagi soal gaji semua diambil oleh sang istri dan 
suami yang kerja tetapi isteri lah yang memberikan gaji kepada suaminya. Bukan 
Perusahaan yang memberi gaji kepada suami tetapi isterilah yang memberikannya.
Ini terjadi di budaya timur pada umumnya, bahkan ada pepatah untuk 
bangsa/budaya Timur, seseorang lelaki menikah dengan istri itu juga harus 
menikah dengan keluarga sang isteri. Betul?
Saya setuju dengan pendapat Ivonne seharusnya equal...mitra 
Salam equal, dipo



----- Original Message ----
From: vonny vitawati <[EMAIL PROTECTED]>
To: CIKEAS@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, August 19, 2008 2:03:15 PM
Subject: Re: CiKEAS> Hubungan Sex Harus Dihargai, Disucikan, Dimuliakan, dan 
Dilindungi




Dear Mba Hafsah,

Sebenarnya perkawinan itu sama aja dengan "jual beli" ... benar ga .. CMIIW ... 
gini .. begituĀ  sang lelaki melamar dan terikat dengan perkawinan ... maka 
seumur hidupnya dia mesti membiayai ,,,, sang istri ..... klo sang istri 
berjuang mempertaruhkan nyawa waktu melahirkan ... bukankah sang suami juga 
berjuang mempertaruhkan nyawa .. di sepanjang hidupnya .. contohnya ... klo dia 
kerja sebagai pilot, tukang bangunan ( yg mesti manjat tinggi sekali ) ... 
pokoknya prodesi yang menantang bahaya ..... pulang kerumah ..setor gaji ke 
istri .. dompet diperiksa sang istri ... suami bener2 ga punya privasi lagi 
...... pulang terlambat ditanya2 ...... dicurigai .... hem ..... sebenarnya aku 
pengen terusin .. tp segini aja dulu ya ... mknya aku sekalu bilang dlm 
hugungan suami istri ga ada yg istimewa ...... harus equal ... mitra ..... 
Siapa bilang wanita makhluk lemah ... waaaahhh slah besaaaar dah .....

rgds
ivonne


--- On Mon, 8/18/08, Hafsah Salim <muskitawati@ yahoo.com> wrote:

From: Hafsah Salim <muskitawati@ yahoo.com>
Subject: CiKEAS> Hubungan Sex Harus Dihargai, Disucikan, Dimuliakan, dan 
Dilindungi
To: [EMAIL PROTECTED] com
Date: Monday, August 18, 2008, 6:40 PM


Hubungan Sex Harus Dihargai, Disucikan, Dimuliakan, dan Dilindungi

Hubungan sex harus dihargai, harus disucikan, harus dimuliakan, dan
harus dilindungi. Siapapun yang berhubungan sex baik manusia atau
binatang, baik menikah maupun tidak menikah, tetap semuanya merupakan
hubungan sex yang harus kita hargai.

Kenapa harus dihargai???
Hubungan sex secara alamiah merupakan bukti fisik tentang praktek
kasih sayang.

Namun hubungan sex yang landasannya jual beli, atau paksaan, atau
ancaman, atau penipuan, maka hubungan sex seperti ini bukan saja tidak
alamiah melainkan terkutuk, harus dikutuk, itulah sebabnya pelacuran
dan poligami masuk dalam kategori ini yang dilarang dan pelakunya
ditangkap, diadili dan dihukum.

Tanpa cinta kasih, tanpa kasih sayang, maka tidak akan bisa hubungan
sex itu berlangsung.

Ajaran Islam dan Kristen tidak menggunakan hubungan sex ini sebagai
realitas kasih sayang pelakunya, mereka mentabukan hubungan sex ini
dengan mengexploitasi hubungan sex ini untuk kepentingan propaganda
agama mereka. Se-olah2 hubungan sex hanya diperkenankan atau hanya
diizinkan kalo menikah, dan istilah "Menikah" dalam masing2 agama
tidak lain maksudnya meminta legitimasi agama mereka.

Padahal, cinta kasih tidak perlu legitimasi dari pendeta atau imam,
cukup dari pernyataan masing2 yang kemudian bisa dibuktikan dari
hubungan sex. Melalui hubungan sex, anda bisa menilai apakah pasangan
anda itu betul2 menyayangi anda atau sekedar menumpahkan nafsu
syahwatnya yang kotor saja.

Oleh karena itu cara2 agama yang mengeksploitasi hubungan sex ini
dengan memberikan legitimasi seperti itu sebenarnya sangatlah
terkutuk, namun karena saya seorang penegak HAM, saya tetap bisa
menerimanya sebagai tradisi bukan sebagai pemaksaan.

Namun atas alasan saya diatas itulah, saya menyatakan hubungan sex
tanpa menikah di gereja atau di mesjid, tetap syah. Namun pelacuran
tidak bisa diampuni seperti halnya Yesus mengampuni pelacur dan
melarang untuk menghukum pelacur dengan alasan bahwa meskipun dia
berbuat salah, kita juga pernah berbuat salah, oleh karena kita tidak
mau dihukum maka kita tak boleh menghukum pelacur. Jelas cara2 ini
merupakan penipuan. Karena pelacur itu bukan berzinah, melainkan
memperdagangkan perzinahan. Berzinah bagi saya oke tidak salah, namun
memperdagangkannya sudah beda sama sekali, namun Yesus rupanya tidak
mengerti, dan tidak memahami.

Namun urusan Yesus bukanlah urusan saya, mau ngerti atau tidak saya
tidak peduli, namun yang salah tetap harus dihukum tak bisa diampuni.
Sayapun kalo salah harus dihukum dan sayapun mendidik murid2 saya
untuk berani menerima hukuman untuk kesalahan mereka, dan saya
mendidik setiap orang untuk jangan se-kali2 menebus kesalahan anda
dengan uang sogok ataupun dengan keimanan Yesus. Yesus tak perlu
mengampuni mereka yang salah karena hukuman merupakan tanggung jawab,
sedangkan Yesus yang biasa mengampuni mendidik umatnya lari dari
tanggung jawab dan memindahkan tanggung jawab itu kepada angan2 adanya
yesus.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

 
 


      

Kirim email ke