> "ndeboost" <rambitese...@...> wrote: > The Beatles mestinya ga boleh takabur > gitu. Iklan ya iklan, promosi ya > promosi, pan ada batasnya. Al Qur'an > bilang jangan berlebihan, wong Jowo > bilang "ngono ya ngono ning aja ngono".
Kalo kamu atau saya tidak mau takabur itu adalah masalah pribadi kita masing2, tapi apa urusannya dengan sikap The Beatles??? Karena mereka ini khan pemusik yang punya cara2nya sendiri diluar pemahaman kita. Apakah karena kita menganggapnya takabur jadinya boleh kira rusak2an dan membunuh akhirnya ???? Tentu salah ya !!! Enggak usah merujuk kepada AlQuran, karena The Beatles bukan beragama Islam, dan juga Paus di Vatican bukan beragama Islam. Yang jadi perdebatan disini justru apakah fair sikap Paus Vatican ini sekarang memaafkan The Beatles yang seyogyanya justru Paus Vatican inilah yang harusnya meminta maaf, seperti dia meminta maaf kepada umat Islam akibat ucapannya bahwa "agama Islam biadab". Kenapa Paus harus meminta maaf kepada umat Islam yang pada kenyataannya memang umat ini dan agamanya memang biadab, apalagi raja Babylonia dulu memang mengatakan seperti itu. Sebaliknya, kalo kepada umat Islam sang Paus meminta maaf, kenapa kepada The Beatles dia malah memaafkan ???? Meminta maaf artinya mengakui kesalahan. Memaafkan artinya menuduh pihak yang dimaafkan memang bersalah. Ini yang enggak fair, mau dianggap takabur juga bukan harusnya dibakar harta bendanya, reputasinya, dan akhirnya dibunuh oleh akibat perintahnya yang salah itu. Banyak petinju2 Muslim di Amerika ini juga se-olah2 takabur, mengatakan akan meng KO musuhnya dironde ketiga ternyata dianya sendiri yang KO dironde pertama, hal ini khan cuma promosi, cuma menaikkan semangat dirinya maupun memacu para penggemarnya untuk memberinya semangat. Kalopun mau dianggap takabur terserah tapi salah kalo sampai membakar mobilnya kemudian membunuh pemiliknya seperti yang dialami The Beatles ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.