Refleksi : Kalau cuma mengeluh hanya tembok yang mendengar keluhan selian itu mudah stress, tetapi kalau bergerak dunia sunyi pun terbangun. Lihat wong Solo ngamuk,
http://megapolitan.kompas.com/read/2010/07/14/19395817/Warga.Keluhkan.Listrik.yang.Kerap.Padam TDL Naik Warga Keluhkan Listrik yang Kerap Padam Laporan wartawan KOMPAS Pingkan E Dundu Rabu, 14 Juli 2010 | 19:39 WIB TANGERANG, KOMPAS.com - Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang diberlakukan per tanggal 1 Juli 2010 menuai protes dari warga, tak terkecuali warga di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Mereka kecewa karena setelah tarif listrik dinaikkan, warga di Karang Tengah dan Sudimara, Kota Tangerang serta Pondok Jagung, Kota Tangerang Selatan masih saja mengalami lampu padam dalam dua hari lalu. "Mana janji Pemerintah. Katanya, kalau tarif listrik naik dijamin tidak akan ada lagi pemadaman lampu di masyarakat. Ini buktinya, tarif baru dinaikkan, tetapi listrik di tempat kami juga padam," kata Wibowo (49), warga Karang Tengah, Rabu (14/7/2010). Wibowo dan warga Karang Tengah lainnya mengalami pemadaman listrik pada Senin (12/7/2010) malam. "Kalau begitu, buat apa tarif naik ternyata masyarakat juga mengalami pemadaman listrik. Batalkan kenaikan tarif," tegas Wibowo. Senada dikatakan Astri (38), warga Sudimara, Kota Tangerang. "Kalau pemerintah memang belum siap atas rencana kenaikan tarif yang dibarengi dengan perbaikan pelayanan kepada masyarakat buat apa dipaksa-paksakan. Mendingan, urus dulu perbaikan pelayanan dalam tubuh PLN, baru menerapkan kebijakan kepada masyarat. Jangan bikin masyarakat tetap menderita dengan kebijakan pemerintah," kata Astri, ibu rumah tangga http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/07/15/59756/Giliran-Amuk-Rakyat-Solo-Tolak-Kenaikan-TDL- 15 Juli 2010 | 12:16 wib | Daerah Giliran Amuk Rakyat Solo Tolak Kenaikan TDL Solo,CyberNews. Aksi penolakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) terus berlanjut. Kali ini, beberapa elemen yang mengatasnamakan Amuk Rakyat (Aliansi masyarakat untuk Kesejahteraan Rakyat) Solo menyerukan agar kenikan TDL dibatalkan. Amuk Rakyat yang terdiri atas LMND, BEM STAIMUS, LAWAN, Sekber 65 dan LPH YAPHI itu memulai aksinya di Bundaran Gladag, Solo. Mereka berjalan kaki menuju kantor PLN Kota Surakarta yang berjarak sekitar 500 meter ke arah utara untuk menyampaikan aspirasinya. Sekretaris Wilayah LMND Solo Tuti Widianingsih mengatakan, kendati kenaikan TDL untuk pelanggan 1.300 VA, namun masyarakat kelas bawah tetap terkena imbasnya. Sebab, pemilik daya tersebut rata-rata adalah sektor industri dan pada akhirnya akan menaikkan hasil produksinya. "Dengan demikian, masyarakat kecil sebagai konsumen akan menjerit karena barang hasil produksi dinaikkan," ujar Tuti di sela aksi, Kamis (15/7). Dalam aksi tersebut, mereka juga menggelar berbagai poster yang berisi penolakan kenaikan TDL. Diantaranya "Tolak intervensi asing, sejahterakan rakyatmu wahai Presidenku, Jangan menyusahkan rakyat! Rakyat sudah susah". Meski kebijakan pemerintah itu telah diberlakukan sejak awal bulan lalu, namun pihaknya menganggap belum telat untuk menyampaikan aspirasinya. Menurut perempuan berambut lurus tersebut, aksi seperti ini akan terus berlanjut hingga pemerintah memberi sinyal akan membatalkan kebijakan menaikkan TDL. ( Arif M Iqbal /CN16 )