At 21:24 09/04/99 +0000, St. Maradjo Lelo wrote:
>FYI
>Jusfiq
>
>
>------- Forwarded Message Follows -------
>
>(...)
>From: Edy Sukrisno <[EMAIL PROTECTED]>
>Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
>In-Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
>References: <[EMAIL PROTECTED]>
>Mime-Version: 1.0
>Subject: [PEMBEBASAN] Re: Mas Djoko ke PRD? {was :Penginjil-tor
> bukanlah saksi mata]
>Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
>Content-Transfer-Encoding: 7bit
>
>Numpang nimbrung buat Jusfiq, King JoJon, dan Mas Djoko, dosen UGM.:-)
>Konon UGM adalah sarangnya PRD.  Benarkah:-)
>
>>> Saya sendiri, kalau menilik lebih jauh konsep-konsep PRD, terus terang
>>> jadi ragu juga.  It's too good to be true, kata seorang rekan saya.
>>> Saya sendiri jelas tidak akan memilih PRD karena keraguan saya sejak
>>> dulu thd marxisme.  Apalagi PRD ini dimata saya jelas mengambil garis
>>> Leninisme - bahkan kata angku Jusfiq juga berbau Stalinis.  Artinya
>>> Fascist juga. Asas PRD yang tertulis resmi, sosial demokrasi
>>> kerakyatan, ternyata hampir menipu saya.  
>
>Sebenarnya saya akan lebih suka kalau ada partai yang berasaskan 
>Marxisme.
>Paling tidak ini akan menghapus keraguan saya akan ketidakseriusan
>pemerintah dalam menegakkan demokrasi.  Padahal kalau kita baca TAP 
>MPRS
>No: XXV/MPRS/1966 dengan lebih teliti yang dilarang adalah
>komunisme/marxisme-leninisme--salah satu varian dari Marxisme, sementara
>Marxisme sendiri, dengan berbagai variannya yang cukup kaya (termasuk
>varian lokal seperti Marhaenisme atau Murbaisme), tidak pernah dilarang.
>Namun demikian, pencabutan TAP MPRS ini tetap layak diperjuangkan demi
>terciptanya, pinjam istilah Jusfiq, alam demokrasi. 
>
>>    Soalnya kalau kita baca pernyataan PRD dan tulisan aktivisnya,
>kayaknya di itu 
>>    partai segala idee ada. Termasuk idee sedeng bin sinting. 
>
>Jusfiq kayaknya bener.  Termasuk juga mereka yang pemahaman teoretiknya
>kurang menonjol.  Dari beberapa kawan PRD yang saya temui di dunia nyata,
>semuanya belum pernah (mencoba) baca Capital.  Soal adanya ide sedeng 
>bin
>sinting, saya kira bukanlah hal yang khas PRD.  Ini ada di mana-mana.
>Partai ini nampaknya lebih mirip "keranjang sampah" bagai mereka yang
>mengidap penyakit kekiri-kirian.  
>
>>    Dan yang mengerikan saya juga di PRD itu adalah banyak evidences akan
>>    pemupukan kultus individunya! 
>
>Ini kecenderungan umum suatu gerakan sosial.  Sejarah agama-agama besar
>sudah banyak memberikan pelajaran soal ini.
>
>>    Kembali ke Lenin. 
>>
>>    Sebenarnya biang fascsisme itu adalah di Lenin! 
>>
>>    Dialah yang mulai menghalalkan segala cara (untuk mencapai tujuan),
>>    sedangkan Marx tidak menerima penghalalan cara untuk mencapai tujuan.
>>    
>
>Kedahsyatan Marx adalah dalam bidang analisis teoretik tentang masyarakat
>kapitalis, namun Marx tidak banyak menulis tentang strategi dan taktik
>suatu perjuangan politik, walau beliau bilang: "Marxism is not a dogma,
>but a guide to action."  Bagi aktivis politik tulisan-tulisan Lenin
>kayaknya memang memberi "petunjuk praktis."  Kalau untuk situasi
>Indonesia, tulisan-tulisan Mao nampaknya lebih inspiratif.    
>
>>> Kalau Social Democrat - versi Eropah Barat yang sekarang -
>>> saya tidak ragu akan 100% mendukung.  Tapi ternyata dibalik
>>> pengertiannya sehingga jadi model sosialisme tahun 50-an.  Wah, kalau
>>> model kayak begini sih sudah bangkrut dua dekade yang lalu. Lha kok..
>>> malah mau dipasang di Indonesia.  Gue ogah.....  
>>>
>>
>>    Ada yang salah dengan pertentangan PSI dan PKI tahun lima puluhan
>>    (sebenarnya sudah berakar sejak tahun empat puluhan): orang Indonesia
>>    ikut--ikut perpecahan antara Intenational ke II dan International ke
>>    III
>
>>    antara SDP (PvDA) dan CPN. 
>>
>>    Tapi ini tradisi goblok orang 'kiri':  PKI setelah tahun 1965 -
>>    diluar negeri - terpecah antara remo (revisionisme modern) dan
>>    maoist! 
>
>The history of the hitherto existing Indonesian Left activists is the
>history of struggle for power in their own group.  Sejarah kaum kiri
>Indonesia adalah sejarah pertikaian di kalangan sendiri yang berlangsung
>sejak 1926 (dan kayaknya mau diterus-teruskan).  Apakah ini indikasi bahwa
>mereka belum paham cara berpikir materialisme dialektis historis? Ataukah
>cara berpikir ini adalah fiksi dan imaginasi yang disesuaikan dengan
>selera kepentingan masing-masing? >> Eniwei, saya tetap salut kepada
>semangat anak-anak muda itu.  Dan komitmen >> saya untuk ikut 
>menegakkan
>demokrasi mengharuskan saya untuk tidak >> menghambat mereka dalam
>melakukan eksperimen ideologis. 
>
>Saya sendiri sebenarnya gemes akan ketidakprofesionalan mereka dalam
>mengelola organisasi modern.  Hal ini saya maklumi mengingat sebagian
>besar mereka adalah mahasiswa yang belum pernah merasakan situasi kerja
>dalam alam kapitalisme nyata.  Namun demikian, saya mendukung mereka 
>tanpa
>harus setuju mentah-mentah dengan semua gagasan mereka.
>
>Edy Sukrisno
>
>
>
>------------------------------------------------------------------------
>What's everyone looking at? Check out the Top40 most requested stocks!
>Plus quotes, charts, news, portfolios, mutual funds, and discussion. All
>free, fast, and easy.   Visit: http://clickhere.egroups.com/click/63
>
>
>eGroup home: http://www.eGroups.com/list/pembebasan-list
>Free Web-based e-mail groups by eGroups.com
>
>
>Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo                                             =
>======================================
>
>
>To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
>message body the line:
>unsubscribe demi-demokrasi
> 
To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke