FYI
Jusfiq


------- Forwarded Message Follows -------

(...)
From: Edy Sukrisno <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
In-Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
References: <[EMAIL PROTECTED]>
Mime-Version: 1.0
Subject: [PEMBEBASAN] Re: Mas Djoko ke PRD? {was :Penginjil-tor
 bukanlah saksi mata]
Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
Content-Transfer-Encoding: 7bit

Numpang nimbrung buat Jusfiq, King JoJon, dan Mas Djoko, dosen UGM.:-)
Konon UGM adalah sarangnya PRD.  Benarkah:-)

>> Saya sendiri, kalau menilik lebih jauh konsep-konsep PRD, terus terang
>> jadi ragu juga.  It's too good to be true, kata seorang rekan saya.
>> Saya sendiri jelas tidak akan memilih PRD karena keraguan saya sejak
>> dulu thd marxisme.  Apalagi PRD ini dimata saya jelas mengambil garis
>> Leninisme - bahkan kata angku Jusfiq juga berbau Stalinis.  Artinya
>> Fascist juga. Asas PRD yang tertulis resmi, sosial demokrasi
>> kerakyatan, ternyata hampir menipu saya.  

Sebenarnya saya akan lebih suka kalau ada partai yang berasaskan 
Marxisme.
Paling tidak ini akan menghapus keraguan saya akan ketidakseriusan
pemerintah dalam menegakkan demokrasi.  Padahal kalau kita baca TAP 
MPRS
No: XXV/MPRS/1966 dengan lebih teliti yang dilarang adalah
komunisme/marxisme-leninisme--salah satu varian dari Marxisme, sementara
Marxisme sendiri, dengan berbagai variannya yang cukup kaya (termasuk
varian lokal seperti Marhaenisme atau Murbaisme), tidak pernah dilarang.
Namun demikian, pencabutan TAP MPRS ini tetap layak diperjuangkan demi
terciptanya, pinjam istilah Jusfiq, alam demokrasi. 

>    Soalnya kalau kita baca pernyataan PRD dan tulisan aktivisnya,
kayaknya di itu 
>    partai segala idee ada. Termasuk idee sedeng bin sinting. 

Jusfiq kayaknya bener.  Termasuk juga mereka yang pemahaman teoretiknya
kurang menonjol.  Dari beberapa kawan PRD yang saya temui di dunia nyata,
semuanya belum pernah (mencoba) baca Capital.  Soal adanya ide sedeng 
bin
sinting, saya kira bukanlah hal yang khas PRD.  Ini ada di mana-mana.
Partai ini nampaknya lebih mirip "keranjang sampah" bagai mereka yang
mengidap penyakit kekiri-kirian.  

>    Dan yang mengerikan saya juga di PRD itu adalah banyak evidences akan
>    pemupukan kultus individunya! 

Ini kecenderungan umum suatu gerakan sosial.  Sejarah agama-agama besar
sudah banyak memberikan pelajaran soal ini.

>    Kembali ke Lenin. 
>
>    Sebenarnya biang fascsisme itu adalah di Lenin! 
>
>    Dialah yang mulai menghalalkan segala cara (untuk mencapai tujuan),
>    sedangkan Marx tidak menerima penghalalan cara untuk mencapai tujuan.
>    

Kedahsyatan Marx adalah dalam bidang analisis teoretik tentang masyarakat
kapitalis, namun Marx tidak banyak menulis tentang strategi dan taktik
suatu perjuangan politik, walau beliau bilang: "Marxism is not a dogma,
but a guide to action."  Bagi aktivis politik tulisan-tulisan Lenin
kayaknya memang memberi "petunjuk praktis."  Kalau untuk situasi
Indonesia, tulisan-tulisan Mao nampaknya lebih inspiratif.    

>> Kalau Social Democrat - versi Eropah Barat yang sekarang -
>> saya tidak ragu akan 100% mendukung.  Tapi ternyata dibalik
>> pengertiannya sehingga jadi model sosialisme tahun 50-an.  Wah, kalau
>> model kayak begini sih sudah bangkrut dua dekade yang lalu. Lha kok..
>> malah mau dipasang di Indonesia.  Gue ogah.....  
>>
>
>    Ada yang salah dengan pertentangan PSI dan PKI tahun lima puluhan
>    (sebenarnya sudah berakar sejak tahun empat puluhan): orang Indonesia
>    ikut--ikut perpecahan antara Intenational ke II dan International ke
>    III

>    antara SDP (PvDA) dan CPN. 
>
>    Tapi ini tradisi goblok orang 'kiri':  PKI setelah tahun 1965 -
>    diluar negeri - terpecah antara remo (revisionisme modern) dan
>    maoist! 

The history of the hitherto existing Indonesian Left activists is the
history of struggle for power in their own group.  Sejarah kaum kiri
Indonesia adalah sejarah pertikaian di kalangan sendiri yang berlangsung
sejak 1926 (dan kayaknya mau diterus-teruskan).  Apakah ini indikasi bahwa
mereka belum paham cara berpikir materialisme dialektis historis? Ataukah
cara berpikir ini adalah fiksi dan imaginasi yang disesuaikan dengan
selera kepentingan masing-masing? >> Eniwei, saya tetap salut kepada
semangat anak-anak muda itu.  Dan komitmen >> saya untuk ikut 
menegakkan
demokrasi mengharuskan saya untuk tidak >> menghambat mereka dalam
melakukan eksperimen ideologis. 

Saya sendiri sebenarnya gemes akan ketidakprofesionalan mereka dalam
mengelola organisasi modern.  Hal ini saya maklumi mengingat sebagian
besar mereka adalah mahasiswa yang belum pernah merasakan situasi kerja
dalam alam kapitalisme nyata.  Namun demikian, saya mendukung mereka 
tanpa
harus setuju mentah-mentah dengan semua gagasan mereka.

Edy Sukrisno



------------------------------------------------------------------------
What's everyone looking at? Check out the Top40 most requested stocks!
Plus quotes, charts, news, portfolios, mutual funds, and discussion. All
free, fast, and easy.   Visit: http://clickhere.egroups.com/click/63


eGroup home: http://www.eGroups.com/list/pembebasan-list
Free Web-based e-mail groups by eGroups.com


Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo                                             =
======================================


To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke