To: [EMAIL PROTECTED] From: "Zhao Yun" <[EMAIL PROTECTED]> Date sent: Fri, 11 Aug 2000 23:49:26 GMT Send reply to: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [proletar] Untuk GYN lagi > > ZY : > Pak Jusfiq, > Saya pribadi memilih prols ini sebagai ajang penulisan dan 'tatap muka > virtual' dengan rekan-rekan buat bicara hal-hal yg sifatnya lebih > menyangkut > kesehari-harian kita (seks, makanan, hobi, belief, logic etc, - pokoknya > kegiatan 'remeh-temeh' yg ada dikeseharian kita ). Dan tentunya , bagi yg > suka bergunjing tentang politik ya monggo mawon... > > Menulis politik itu 'berat', karena tidak semua orang disini punya latar > belakang ilmu sosial yg memadai untuk bicara 'bermutu' tentang politik. > Saya kira pendapat anda diatas tidak seluruhnya benar. Pertama: untuk bicara politik yang 'bermutu', tidak perlu kita jadi ahli ilmu sosial. Yang diperlukan adalah kepedulian kita terhadap kehidupan politik yang menyangkut kehidupan kita masing-masing. Keahlian dibidang ilmu sosial memang memudahkan orang untuk membikin analisa untuk melihat dengan terang taai bukan conditio sine qua non. > Bukan berarti orang prols tidak peduli politik dalam negeri saya > kira. Manakala keadaan gonjang-ganjing tidak menentu (seperti saat > sebelum Pemilu tahun lalu), saya pribadi juga merasa 'terpanggil' > buat menyampaikan 'opini' pribadi saya, lepas dari benar atau > tidaknya pendapat saya. Salah satu ajang yg saya pakai waktu itu > adalah 'Apakabar'. > Jadi pernyataan anda diatas (alinea 1) anda bantah sendiri dan apa yang saya katakan diatas anda benarkan. > Dan jujur saja, dasar pengetahuan politik saya hampir nol putul, palingan > bahan bacaan saya cuma koran dan majalah plus berita-berita di internet. > > Dan yg paling saya 'concern' adalah : saat ini yg diperlukan oleh > Indonesia adalah 'ketenangan politik' sejenak dulu, barang setahun > dua, agar kelihatan nyata proses berjalannya pemerintah yg dipilih > secara legitimate ini bagaimana dulu. Kalau setahun dua masih > jalan ditempat barulah kita akan ikut protes rame-rame...... > Inilah masaalah sesunguhya menurut hemat saya: banyak diantara peserta mailing list ini sedang memerlukan apa yang anda sebut "ketenangan politik' sejenak dulu, barang setahun dua" artinya memberikan kesempatan kepad Abdurrachman Wahid untuk terus mengacak-acak negeri ini, untuk menyelamatkan Soeharto dari tuduhan crime against humanity', untuk meyelamatkan serdadu-serdadu tukang bunuh dari pengadilan dll. Jelasnya, banyak diantara kita tidak berani mengakui kesalahan dan - karuan saja - tidak berani pula berusaha memperbaiki kesalahan kita itu: banyak diantara kita yang telah mendukung Abdurrchman Wahid atau Megawati dulu. Dilubuk hati kita - saya yakin - kita tahu bahwa pilihan itu salah, tapi kita tidak punya keberanian moral untuk mengakui dan berusaha untuk memperbaikinya. Atau persisnya lihat komentar saya dibawah. > Menurut saya pribadi, walaupun pemerintah yg sekarang masih jauh > dari harapan ideal, tapi juga banyak kemajuan-kemajuan dibidang > sosial politik yg sudah dicapai. Seperti dulu saya pernah bilang > keanda : problema Indonesia ini kayak Pohon Beringin yg besaaaaar > sekali yg melintang ditengah jalan, tidak bisa sekali bacok > tumbang, mungkin harus digergaji pelan-pelan tapi tetap tujuan > akhirnya adalah dihilangkan. Mungkin saya terlalu konservatif dalam > hal ini, tapi belajar dari sejarah 'revolusi' (proses perbahan yg > cepat) selalu makan korban 'anak sendiri'. > Pertama. Argumen begini juga bisa dipakai untuk membela siapa saja: tidak terlalu susah untuk membuat kemajauan dibidang sosial politik dibandingkan dengan rezim Soeharto. Habibie, Akbar Tanjung, Amien Rais juga (telah atau ) akan bikin kemajuan. Kedua. "saya tidak menghendaki revolusi. Mari kita lihat kenyataan sebagaimana adanya dan kita tatap: Sebahagian besar peserta mailignlist ini adalah apa yang disebut oleh sosiologi Amerika sebagai kelas menengah yang saat ini tidak begitu langsung menjadi korban acak-acakan Abdurrachman Wahid: yang dibunuh oleh laskar assunah wal jamaaah adalah orang Nasrani di Maluku sono, yang hilang di Medan baru-baru ini adalah aktivis Ham orang Aceh. Glodok untuk sementara ini aman, jadi banyak peserta mailing list ini tidak segera melihat urgensi untuk angkat bicara. Dan sikap ini saya anggap salah. > > Salam, > ZHAO YUN > Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo ===================================== * Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, kedunguan, kegoblokan dan kebodohan * Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista