To:                     [EMAIL PROTECTED]
From:                   [EMAIL PROTECTED]
Date sent:              Mon, 14 Aug 2000 16:19:23 -0000
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
Subject:                [proletar] Re: Amandemen UUDS

> --- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote:
> > 
> >     Ini - seingat saya - yang telah lama dibicarakan oleh YTH,
> >     Buyung, Mulya dll. jaman mereka masih di LBH 
>

    Bagai yang lupa: YTH adalah Yap Thiam Hien. 
 
> ya emang. waktu masih lbh. taun berapa tukh ya. udah lama kan?
> 
> tapi, soal konstitusi kita memang ketinggalan jauh.
> ndak ada yang mau demonstrasi. isunya ndak laku.
> kebanyakan nganggap konstitusi urusan elit.
> ndak bisa narik rakyat... katanya.
> jadi, ya ... susah. tereak-tereak cape.
> tenggorokan panas, suara abis, napas sesak.
> ndak ada nyang dengerin. ya payah juga, kan?
> 



    Ya ada saatnya kita ini nggak tahu lagi apa nyang kudu dibilang,
    apa lagi nyang kudu dilaku'in! 

    Kayaknya kita SEMUA orang Indonesia emang udah pada lumpuh
    neuron, nggak orang Islam yang sampai sekarang belum ngah bahwa
    nabi mereka melakukan ethnic cleansing di Yahtrib, nggak orang
    Nasrani yng belum ngah bahwa rohaniwan mereka jadi cabo tukang
    bunuh dan tuakng suruh bunuh selama ini dan nggak ahli hukum
    nyang nggak ngah bahwa ada masaalah constitutional law di
    Indonesia dengan dekrit 5 Juli atau masaalah lain. 

> pilipina udah jauh lebih maju
> (lihat berita kompas dari tahun lalu di bawah).
> di sana urusan konstitusi jadi debat besar,
> entah mereka setuju atawa ndak, tapi debat besar.
> presidennya nyang bintang pilem aja ngerti
> konstitusi di tangan siapa.
> ini kasus didepan hidung, fiq. di filipina.
> bukan di eskimo atawa mana yang bisa dibilang
> jauh dari indonesia sehingga ndak ada yang denger
> gemanya. pilipina. bayangin aja.
> nyang presidennya bintang pilem.
> 
> indonesia masih belon bisa ngahh.
> jadi kan kita masih ketinggalan jauuuhhhhhhhhh....
> jadi, gimana fiq??? mo bilan apa lagi aku ini???
> 

    Ya saya juga mo bilang apa lagi? 

> ----------------------
> Rabu, 25 Agustus 1999 
> 
>  Amandemen Konstitusi di Tangan Rakyat 
> 
>  Manila, Senin
> 
>  Krisis politik Filipina bermula dari rencana amandemen Konstitusi 
> 1987 yang diajukan
>  Presiden Joseph Erap Estrada masih bergulir. Rencana itu telah 
> "memecah-belah" rakyat Filipina menjadi dua kubu: pro dan 
> anti-amandemen. Melihat gelagat yang makin memburuk itu, Estrada 
> menyerukan agar pertentangan mengenai rencana amandemen itu 
> dihentikan. Dia juga menyatakan akan tunduk pada suara mayoritas
>  rakyat.
> 
>  Seruan dan pernyataan Estrada itu diungkapkan hari Senin (24/8) di 
> Cotabato, Mindanao, Filipina Selatan. Di kota itu, dia mencari 
> dukungan bagi pelaksanaan amandemen konstitusi. 
> 
>  Estrada terus mengkampanyekan rencananya untuk mengamandemen 
> konstitusi setelah pekan lalu terjadi demonstrasi besar-besaran yang 
> melibatkan tak kurang dari 100.000 orang untuk menentang amandemen. 
> Demonstrasi di distrik bisnis Makati,
>  Manila itu dipimpin oleh Jaime Kardinal Sin dan mantan Presiden 
> Corazon Cory Aquino.
> 
>  Saat kampanye mencari dukungan itu, mantan bintang film itu 
> mengatakan demosntrasi anti-amandemen konstitusi merupakan cerminan 
> bahwa demokrasi masih hidup di Filipina. Akan tetapi, dia
> menambahkan, 
> "marilah kita kesampingkan keberatan-keberatan (terhadap amandemen 
> konstitusi) dan kita arahkan perhatian kita untuk hal-hal yang baik 
> bagi bangsa dan negara." 
> 
>  "Kita membutuhkan persatuan untuk mendorong kemajuan negara kita," 
> kata Estrada. 
> 
>  Terserah rakyat
> 
>  Menurut Estrada saat ini telah dibentuk sebuah komisi independen
> yang 
> bertugas untuk mempelajari usulan yang dia ajukan mengenai amandemen 
> konstitusi itu. Tim itu juga bertugas untuk mencari masukan dari 
> masyarakat luas dan mencari tahu bagaimana tanggapan masyarakat 
> terhadap rencana amandemen tersebut.
> 
>  "Saya bersedia memperhatikan hasil tim itu," katanya.
> 
>  Sementara itu, Ketua Komisi Persiapan Reformasi Konstitusi, mantan 
> Jaksa Agung Andres Narvasa mengatakan, keputusan mengenai Cha-cha 
> (Charter change/mengubah konstitusi) tergantung pada keinginan
> rakyat. 
> "Jika mayoritas rakyat tidak menginginkan amandemen, maka kami tidak 
> akan memberikan rekomendasi agar konstitusi diamandemen. Akan tetapi, 
> bila mayoritas rakyat mendukungnya, maka kami akan memberikan 
> rekomendasi," katanya. 
> 
>  Karena itu, dia mendesak rakyat agar aktif memberikan pendapat dan 
> usulan mengenai rencana amandemen itu. "Rakyat juga dapat memberikan 
> masukan kepada kami bagian mana, pasal-pasal berapa yang harus 
> diubah," katanya.
>  (AFP/Reuters/ The Philippine Star/ias) 
> 
> -----------
> 
> > 
> >     Ya memang urgen! 
> > 
> >     Tapi masaalah kronologis, masaalah yang utama, yang hanya
> >     dimasaalahkan oleh orang-orang seperti romo Mangin dan Supangat
> >     di apakabar adalah msaaah Dekrit 5 Juli. 
> > 
> > 
> > 
> > > > 
> > 
> > 
> > Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
> > =====================================
> > 
> > * Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh 
> ketololan, kedunguan, kegoblokan dan kebodohan
> > 
> > * Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini 
> biadab, keji dan nista
>
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================

* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, 
kedunguan, kegoblokan dan kebodohan

* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista


Kirim email ke