Ni ada email nih nyang saya fwd. 

    Sekedar tambahan informasi buat orang-orang islam yang tolol,
    bodoh, dungu dan goblok:bahwa diberbagai negara  Eropa sekarang
    homoseksual boleh kawin dan mengangkat (adopsi) anak. 

    Yang menentang perkawinan homoseksual itu terutama adalah Paus
    (Vatikan), yang dalam urusan seksualitas ini memang masih
    sama-sama biadabnya dengan orang-orang Islam yang  rata-rata
    tolol, dungu, bodoh dan goblok. 


===============================================



INDONESIAN GAY SOCIETY (IGS)
[EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------------------------------------
PERNYATAAN SIKAP ATAS TINDAK KEKERASAN 
TERHADAP MASYARAKAT
GAY YOGYAKARTA.

Hampir satu tahun sejak peristiwa `september kelabu;solo-jawatengah 
1999' ketika rencana `Rakernas Jaringan Lesbian dan Gay Indonesia' 
digagalkan dengan kekerasan oleh serombongan pemuda yang 
mengatasnamakan gerakan agama tertentu. Sementara juga belum genap 
satu tahun sejak Indonesian Gay Society (IGS) bersama Lembaga 
Indonesia-Perancis (LIP) Yogyakarta, mendeklarasikan `Hari Solidaritas 
Lesbian dan Gay Indonesia' dibulan maret tahun 2000 ini. Kini, tepat 
dibulan agustus 2000 pada pemerintahan reformasi dwitunggal Gus Dur 
dan Megawati, ditengah-tengah suasana khidmat peringatan detik- detik 
kemerdekaan RI ke-55, kembali lagi terjadi tragedi teror dan kekerasan 
terhadap kelompok gay dikota Yogyakarta. Kelompok yang 
mengatasnamakan pembela kebenaran agama ini, dengan sewenang-
wenang dan penuh kuasa menghakimi `dosa' sesamanya, dan bahkan 
tanpa segan-segan menggunakan senjata tajam untuk mengancam dan 
melukai masyarakat gay di Yogyakarta. Sungguh suatu perbuatan yang 
sadis, biadab, dan anti kemanusiaan, manakala masyarakat gay yang 
berkunjung ke alun-alun didepan Keraton bagian utara, yang merupakan 
public space dan ajang pertemuan informal-rekreatif, didatangi oleh 
serombongan pemuda dengan membawa senjata tajam, dan melakukan 
penyerangan fisik.Masyarakat gay yang berada ditempat itu, diperlakukan 
selayaknya kaum kriminal yang disiksa seperti maling. Teror ini dimulai 
sejak awal bulan Agustus 2000 dan tidak pernah berhenti hingga detik ini. 
Suatu serangan yang terencana dan sistematis, untuk menunjukan watak 
asli yang anti demokrasi dan mengumbar kekuatan atas nama `mayoritas'. 
Sampai detik ini, lebih dari sepuluh orang mengalami luka-luka fisik, 
sementara puluhan lainnya mengalami trauma mental-psikologis. Sungguh 
tragis dan ironis, ketika rakyat Indonesia akan memperingati hari 
kemerdekaannya, justru sebagian dari masyarakat minoritas, masih belum 
mampu mencerna arti hidup merdeka dinegrinya sendiri. Mereka adalah 
kaum tertindas, orang-orang upahan dan terhisap. Reformasi hanya 
sekedar pengahantar untuk merebut dan membagi-bagi kekuasaan 
diantara elit-elit politik. Sekali lagi dan untuk kesekian kalinya, rakyat kecil 
hanya disibukan dengan hasutan-hasutan, fanatisme buta, dan politik adu-
domba. Watak palsu dari para reformis gadungan semakin terlihat 
boroknya. Menyadari bahwa kekerasan yang terjadi diatas adalah 
terencana, bagi kami dari Indonesian Gay Society, merasakan bahwa 
musuh kami bukanlah sesama rakyat kecil yang dihasut dan ditunggangi 
oleh kelompok kepentingan tertentu, yang bermaksud mengadu-domba 
dan samasekali tidak pernah ingin mencerdaskan rakyatnya. Mencoba 
mengalihkan perhatian rakyat dari mimpi-mimpi yang selalu mereka 
janjikan. Oleh karenanya, kami menyerukan: 1. Kepada seluruh pemimpin-
pemimpin agama, untuk bersatu dan waspada terhadap provokasi yang 
bermaksud memecah-belah, menimbulkan rasa permusuhan, dan godaan 
untuk melakukan tindakan anti demokrasi dan kemanusiaan. 2. Kepada 
seluruh kaum minoritas, terutama kepada masyarakat gay, lesbian, dan 
transgender Indonesia, untuk bersatu, galang solidaritas, dan waspada 
terhadap provokasi dari kelompok-kelompok anti demokrasi serta 
reformis gadungan. 3. Kepada seluruh gerakan prodemokrasi dan 
kerakyatan, untuk tidak terjerumus kedalam isyu-isyu SARA yang 
berusaha menciptakan sekat-sekat pada kebersamaan perjuangan, 
karena musuh rakyat hanya satu, dan kepentingan kita juga satu: 
memenangkan seluruh rakyat Indonesia dari cengkeraman penindasan. 4. 
Kepada aparat keamanan dan ketertiban, untuk mengindahkan peristiwa 
ini, dan melakukan tindakan proporsional terhadap setiap pelaku tindak 
kejahatan dan kriminal, terutama terhadap setiap pribadi yang terlibat 
dalam tindak kekerasan diatas. 5. Kepada Pemerintahan Daerah 
Istimewa Yogyakarta, Gubernur, DPRD, dan para wakil masyarakat yang 
terkait, untuk kembali menegaskan komitmen bagi perlindungan dan 
jaminan keamanan bagi warga-masyarakatnya, serta melakukan usaha 
pencegahan berbagai tindak kekerasan diantara warga masyarakat 
Yogyakarta, dan merealisasikan terciptanya kehidupan yang aman di 
wilayah Yogyakarta.  

Yogyakarta, 11 agustus 2000




AR. FAISAL
(Koordinator IGS)

Kirim email ke