To: <[EMAIL PROTECTED]> From: "Hario Damar \(MoF staf\)" <[EMAIL PROTECTED]> Date sent: Wed, 15 Nov 2000 21:19:23 -0800 Send reply to: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Hario Damar PEMBUAL (was Re: Hario Damar yang dungu (was Re: christien triutami yang dungu (was Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BU > Saya mah nggak ngebohong... itu informasi yang sayah daphet... trus yach > sayah cek.... sayah yakin mah karena ampir semua yang dikonfirmasih samah... > dan nggak dari orang islam ajah... orang nasrani yang nggak setuju juga > banyak... dan ini data udah sayah cek 1 tahun yang lalu... eh tapi emang > sayah mah juga nggak boong, baru buka e-mail eh tau-tau ada yang kirim > berita soal itu sekalian dah saya tempelin..... > Ya tetap tolol! Tetap dungu! Tetap goblok! Tetap bodoh! Anda baca koran (PR) dibawah lalu berkata: "nah ini inpormasi, kalu sayah mah namanya inpormasih sayah terimah ... ajah... dulu... namanyah juga kualitatip" Dihadapan berita ini anda bersikap seperti anjing lapar dihadapan taik angat:anda telan begitu saja. Pandir! Saya udah bilang: jangankan berita koran, ayat-ayat al-Mus'hafpun kudu di baca dengan memakai otak! > Belanda, PR > "RMS cuma mencari duit!" begitu komentar H. Sofyang Olong. Lelaki berusia 67 > tahun keturunan Maluku yang sudah bermukim puluhan tahun di Belanda ini amat > kesal terhadap kelompok keturunan Maluku di Negeri Belanda yang menamakan > dirinya Republik Maluku Selatan (RMS), karena organisasi yang sesungguhnya > kecil ini sering berbuat licik. Sebentar-sebentar mereka berdemonstrasi > untuk > menarik perhatian Pemerintah Belanda dan PBB. > > Bahkan -- dengan dalih untuk menyumbang korban pertikaian di Maluku dan > Ambon > -- mereka berkali-kali mengadakan kegiatan sosial untuk mengumpulkan > sumbangan. Setelah terkumpul jutaan gulden, uang itu tak ada kabar beritanya > lagi. Padahal, menurut H. Sofyan Olong, para donatur memberikan uang karena > kegiatan sosial itu dilakukan oleh gabungan RMS dan Non-RMS yang ada di > Belanda. Kalau hanya kelompok RMS yang melaksanakannya, sumbangan untuk > Maluku > dan Ambon tidak akan sebanyak itu. > > Republik Maluku Selatan (RMS) memang lebih eksis di Belanda ketimbang di > Indonesia. Organisasi ini, sejak dulu hingga sekarang dinyatakan oleh > pendukungnya adalah "sebuah negara di pengasingan". Mereka merasa kuat bukan > hanya karena secara tidak langsung "merasa didukung" oleh pemerintah > Belanda, > tetapi juga mendapat dukungan moral dan material dari sejumlah tokoh > Belanda. > Selain itu, ada beberapa orang RMS yang bisa duduk di parlemen Belanda > karena > sesungguhnya mereka memang warganegara Belanda, bukan WNI. Media massa > Belanda > juga umumnya mendukung kegiatan mereka. > > Jika ada demonstrasi, televisi Belanda mengekspose mereka besar-besaran. > Media > cetak Belanda juga demikian, hampir semuanya "mendukung" dalam arti > kejelekan > mereka tidak diekspose. Hanya satu suratkabar Belanda yang sering > mengekspose > kejelekan RMS yakni suratkabar Throuw. Bolehlah dikatakan bahwa kegiatan > utama > RMS adalah berdemonstrasi mengecam pemerintah Indonesia. Mereka tetap ingin > mendirikan negara Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, meskipun > sesungguhnya peserta demonstrasi RMS itu kebanyakan keturunan Maluku > generasi > ke dua, yang dilahirkan dan besar di Belanda serta menjadi warganegara > Belanda. > > Bahkan mereka tidak begitu mengerti apa sesungguhnya RMS, apalagi mengenai > konflik di Ambon dan Maluku Utara yang belakangan ini terjadi. Setelah > demonstrasi, mereka berharap ada perhatian dari "pihak asing", baik secara > moral maupun duit. Nyatanya, cara mereka ini terhitung berhasil. Mereka > dapat > duit yang cukup banyak. Mengancam bunuh PM Belanda Aksi RMS yang terakhir > adalah pertengahan September 2000 yang lalu. Para pemuda RMS berbuat brutal > di > Belanda dan mengancam akan membunuh PM Belanda, Wim Kok dan Menlu Belanda > Van > Aartsen, jika pemerintah Belanda tidak mampu menekan pemerintah Indonesia > agar > mendatangkan pasukan PBB ke Maluku. > > Ketika itu kedua pejabat Belanda itu sedang berada di PBB, New York. Akibat > ancaman ini, dua pemuda RMS yang menyebut dirinya sebagai Pemuda Maluku > Merdeka, George Makatita (26) dan Paul Patti (24) ditangkap polisi Belanda > di > Kota Breda dan Kota Zwolle (Belanda bagian Utara) ketika melakukan > demonstrasi > di kedua kota itu. Setelah ditahan selama sepekan, kedua pemuda keturunan > Maluku yang lahir dan besar di Belanda itu, dibebaskan bersyarat, hari Rabu > 20/9. > > Menurut keterangan yang dikumpulkan wartawan "PR", Pemuda Maluku Merdeka > (onderbouw Republik Maluku Selatan), sudah dua pekan terakhir pada bulan > September 2000 terus menerus melakukan demonstrasi di beberapa kota di > Belanda, khususnya di Breda dan Zwolle. Bahkan ketika dilakukan perayaan > "Hari > Ratu" pada hari Selasa 19 September yang lalu, mereka berdemonstrasi di Den > Haag. > > Mereka memanfaatkan perayaan hari besar bagi orang Belanda itu untuk meminta > perhatian dunia. Ratu Belanda, Beatrix, hari itu -- setelah berpidato di > Parlemen -- berkeliling Kota Den Haag, dimulai dari istananya. Ketika itulah > para Pemuda Maluku Merdeka itu memanfaatkan situasi dengan melakukan demo, > meskipun jumlah mereka tidak sampai seratus orang. Mereka sempat menuju KBRI > Den Haag, tetapi polisi setempat segera memblokir jalan yang menuju KBRI > sehingga para demonstran itu tidak berhasil mencapainya. > > Sempat didengar isu bahwa KBRI Den Haag telah dikepung, namun Kepala Bidang > Penerangan KBRI, Azhariyadi (kini bertugas di Deplu Jakarta), membantah. > "Tidak ada pengepungan, lagipula jumlah mereka amat kecil," katanya kepada > wartawan "PR". RMS kecewa Akibat demonstrasi yang terus menerus di Belanda, > pemerintah Belanda terlihat lunak terhadap RMS. Pemerintah Belanda segera > mengundang "jajaran" tokoh organisasi pendukung RMS, misalnya Pemuda Maluku > Merdeka, Molucul National Congress, Gereja Protestan Maluku, Front > Kedaulatan > Maluku, tetapi Pemerintah Belanda tidak mengundang RMS secara organisasi > melainkan hanya mengundang F. Tutuhatumewa selaku tokoh Maluku di Belanda. > > Padahal, Tutuhatumewa -- menurut orang-orang keturunan Maluku di Belanda -- > telah "disahkan" sebagai Presiden RMS berikut kabinetnya. Sikap Belanda ini > menyebabkan tokoh-tokoh RMS marah. Jurubicara RMS, J. Watilette, seorang > pengacara yang berdiam di Amsterdam, mengecam Pemerintah Belanda yang > dianggap > tidak "mengakui" adanya pemerintahan RMS di pengasingan. Itulah sebabnya, > pertemuan antara Pemerintah Belanda dengan "jajaran" RMS yang semula akan > dilangsungkan di Den Haag hari Rabu 20/9, dibatalkan akibat induk organisasi > RMS memboikot. > > Mereka tidak datang. "RMS menghendaki agar Pemerintah Belanda mengundang > Presiden RMS, F. Tutuhatumewa, secara resmi, bukan sebagai tokoh keturunan > Maluku saja, tetapi Belanda kelihatannya tidak mau," kata sumber "PR" di Den > Haag. Dimulai tahun 1950 RMS bermula dari rentetan pemberontakan yang > dilakukan oleh orang-orang Indonesia bekas KNIL dan pro Belanda, setelah > kemerdekaan Indonesia diproklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945. > Menurut buku "30 Tahun Indonesia Merdeka", pemberontakan bekas KNIL yang pro > Belanda itu terjadi di Maluku, khususnya Ambon, pada tanggal 25 April 1950. > > Mereka mengumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) yang terlepas > dari > Negara Indonesia Timur dan Republik Indonesia Serikat (RIS), di bawah > pimpinan > Dr. Soumokil, bekas Jaksa Agung Negara Indonesia Timur. "Proklamasi" RMS itu > sudah disiapkan secara matang oleh Soumokil dan kawan-kawannya. Dalam tahap > persiapannya, Soumokil berhasil memindahkan pasukan KNIL dan pasukan Baret > Hijau yang terlibat pemberontakan Andi Aziz di Sulawesi ke Ambon. > Pasukan-pasukan khusus itulah yang menjadi tulang punggung perlawanan RMS. > > Pemerintah Pusat Indonesia semula mencoba untuk menyelesaikan peristiwa ini > secara damai dan untuk itu mengirimkan suatu misi yang diketuai Dr. Leimena. > Namun upaya damai ini tidak berhasil, sehingga Pemerintah Indonesia > memutuskan > untuk segera menumpas RMS dengan kekuatan senjata. Sebagai pelaksananya > dibentuklah sebuah pasukan ekspedisi pimpinan Kolonel Kawilarang. Pada 14 > Juli > 1950 pagi, pasukan ekspedisi APRIS/TNI itu mendarat di Laha, Pulau Buru, > dengan dilindungi Korvet Patiunus. Dengan susah payah, karena belum mengenal > medannya, APRIS berhasil merebut pos-pos penting di Pulau Buru. Setelah > Pulau > Buru dapat dikuasai, pasukan APRIS bergerak menuju Seram, sedangkan pasukan > APRIS lainnya mendarat dan dapat segera menguasai Tanimbar, Kepulauan Kei > dan > Aru. RMS ternyata memusatkan kesatuan pasukannya di Pulau Seram dan Ambon di > Maluku Tengah. > > Gerakan pasukan-pasukan APRIS di Seram mengalami kesulitan dan banyak minta > korban. Setelah Seram dapat dikuasai, gerakan selanjutnya diarahkan ke Ambon > yang menjadi pusat kedudukan RMS. Pada awal November 1950, Kota Ambon dapat > dikuasai oleh pasukan APRIS setelah melalui pertempuran sengit dengan jumlah > korban yang besar. Dalam pertempuran jarak dekat memperebutkan benteng Nieuw > Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi tertembak dan gugur seketika. > > Setelah Kota Ambon jatuh ke tangan pasukan pemerintah, sisa-sisa pasukan RMS > melarikan diri ke hutan-hutan dan untuk beberapa tahun lamanya melakukan > kegiatan pengacauan. Tidak sedikit pula mereka yang sembunyi-sembunyi > melarikan diri ke Belanda dan menetap hingga sekarang. Bukti keterlibatan > Siapa pun boleh menilai bahwa organisasi RMS di Belanda kecil, apalagi RMS > di > Indonesia konon hanya ada di Ambon saja dan jumlahnya sering kali -- menurut > perkiraan pihak intelejen Indonesia -- bisa dihitung dengan gampang dan > tidak > berbahaya. > > Alex Bambang Riatmojo, ketika menjabat Kapolwiltabes Bandung, juga menilai > RMS > di Indonesia kecil. "Jumlahnya amat kecil dan tidak berarti, kami dari > aparat > menilai mereka di Ambon sana tidak patut diperhitungkan", katanya kepada > "PR" > awal Agustus 2000 yang lalu, ketika berbincang mengenai RMS dan konflik > Ambon, > di ruang kerjanya selama sekitar 1 jam. > > Alex pernah bertugas di Polda Maluku di Ambon selama 8 tahun. Akan tetapi > konflik di Ambon yang menyebabkan korban mati ribuan orang dan konflik itu > merembet ke Maluku Utara dan juga mengakibatkan ribuan orang mati, > menimbulkan > fakta yang menunjukkan adanya keterlibatan RMS Belanda di sana, baik > langsung > maupun tidak. RMS memprovokasi umat Kristen di Ambon untuk bertikai dengan > Islam. > > Brigjen (Pur) Rustam Kastor, tokoh asal Maluku, mantan Kasdam Pattimura, > telah > menerbitkan buku tentang adanya keterlibatan RMS ini. Ia memperoleh berbagai > dokumen yang mengindikasikan bahwa RMS memang terlibat dalam konflik Ambon > agar bisa mewujudkan keinginannya mendirikan Republik Maluku Selatan. > Dokumen > itu, misalnya, pada tanggal 14 November 1998 Presidium Sementara RMS di > Ambon, > mengedarkan surat seruan kepada "putra-putri" Maluku yang sementara berdiam > di > Negeri Belanda, ditandatangani Ketua Umum O. Pataiman, SH dan Sekjen Drs. > Ch. > Patasiwa. > > Isi surat itu: "Saat ini rakyat Maluku di Tanah Air sudah tidak sabar lagi > untuk merdeka. Kebencian rakyat terhadap Pemerintah Indonesia sudah mencapai > puncaknya. Untuk sementara kami harus mengambil tanggung jawab memimpin dan > mengarahkan perjuangan di tanah air agar tidak berjalan sendiri-sendiri, > yang > nanti bisa menyusahkan orang". > > "Kami sangat mengharapkan dukungan dan bantuan Saudara-saudara dari Negeri > Belanda dalam menyokong perjuangan ini agar kiranya dapat berjalan lancar > dan > sukses dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sesungguhnya perjuangan ini > adalah > tanggung jawab setiap anak Maluku di mana pun berada, karena itu jangan > biarkan kami sendiri. Kami percaya bahwa nasib masa depan anak cucu kita ada > di Tanah Air Maluku". > > Jenderal AM Hendropriyono, juga secara tegas menyatakan bahwa RMS berada di > balik kerusuhan di Ambon. "Kerusuhan di Ambon bukan berpangkal pada > perseteruan antara pemeluk agama Islam dan Kristen, melainkan merupakan > upaya > disintegrasi bangsa yang dimotori kaum separatis Republik Maluku Selatan > (RMS)", kata Hendropriyono dalam diskusi bersama Gubernur, tokoh masyarakat, > agama dan pemuda di Ambon, Selasa 9 Maret 1999. > > Ketika itu Hendropriyono menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman > Perambah Hutan dalam kabinet Presiden BJ Habibie. Menurut Hendropriyono, ada > oknum-oknum RMS yang bermukim di Belanda yang ingin memecah belah Indonesia, > khususnya Maluku. Ia menuturkan bahwa tanggal 6 dan 7 Maret 1999 sekitar 250 > aktivis RMS berdemonstrasi di beberapa kota di Belanda, yakni Den Haag, > Amsterdam dan Groningen. Bahkan konsep provokasi RMS di Belanda sudah masuk > ke > kampus perguruan tinggi di Ambon. > > Fakta lain adalah demonstrasi yang disaksikan "PR" akhir Agustus 2000 yang > lalu. Siang itu sekitar 200 orang RMS berdemonstrasi di Amsterdam, dipimpin > oleh Manuputi, yang baru dua pekan datang di Belanda dari Jakarta. Manuputi, > menurut H. Sofyan Olong, adalah bekas pejabat di Ambon yang anti-Indonesia > dan > melarikan diri ke Belanda. > > "Ketika demonstrasi itu Manuputi mengatakan kepada televisi Belanda bahwa > tragedi Ambon itu dikarenakan TNI dan Laskar Jihad bekerjasama untuk > melakukan > pembunuhan. Dia mengatakan, Laskar Jihad harus keluar dari Ambon demikian > pula > para pendatang harus ke luar. Saya dan ada tokoh Ambon dari Jakarta katakan > 'tidak' karena di Ambon itu siapa pun boleh datang asal mengikuti peraturan > di > Ambon dan Maluku", kata H. Olong. > > Masyarakat asal Ambon di Belanda datang ke Maluku untuk bikin video yang > jelek-jeleknya saja dan disiarkan di televisi Belanda untuk mendiskreditkan > Indonesia. "Itu propaganda mereka," tuturnya lagi. Menurut lelaki yang "amat > dekat" dengan KBRI di Den Haag itu, untuk mengetahui keterlibatan RMS > Belanda > di Ambon itu gampang, karena mereka itu setiap saat melakukan provokasi. > > "Setiap interview di televisi selalu saya katakan bahwa pemerintah Belanda > dan > beberapa tokohnya juga mendukung RMS. Cirinya, kalau RMS di Belanda > demonstrasi sekitar 100 orang saja, Pemerintah Belanda sudah sibuk. > Sepertinya > mendukung intervensi pasukan perdamaian PBB di Maluku, padahal pemerintah > kita > menolak kehadiran pasukan asing termasuk PBB", kata Olong. > > Hal yang membuat H. Sofyan Olong kesal adalah, kenapa Pemerintah Belanda > "guncang" jika RMS berdemonstrasi padahal hanya100 sampai 200 orang saja, > bandingkan dengan penduduk Indonesia 210 juta! "Lagi pula orang keturunan > Ambon di Belanda bukan orang Maluku lagi, mereka orang Belanda karena mereka > adalah warga negara Belanda. Dus, memang mereka asal Maluku tetapi bukan > orang > Maluku lagi", kata Olong dengan suara lantang. > > Menurut Olong, di Ambon juga begitu, banyak orang Ambon yang berasal dari > Buton (Sulawesi) tapi sudah ratusan tahun di Maluku. Mereka tidak bisa lagi > dikatakan sebagai orang Maluku tetapi orang Ambon yang berasal dari Buton. > "Orang Jawa dan orang Bugis di Maluku itu banyak yang saya kenal. Saya tahu > persis situasi Maluku, situasi sosial politiknya. Yang tua-tua pun saya > tahu", > lanjutnya. > > Menurut Olong, jumlah keturunan Maluku di Belanda sekitar 40.000 orang, > tetapi > yang benar-benar RMS itu sesungguhnya hanya berapa ribu saja. Dalam demo di > Amsterdam beberapa waktu yang lalu dipimpin Manuputti, anak muda asal Ambon > yang ikut demo itu ditanya wartawan apakah akan pergi ke Ambon untuk > berperang, mereka mengatakan, "Kita ini ke Ambon mau apa lagi? kita tidak > tahu > situasi di sana. Berapa belas ribu kilometer jaraknya dari Belanda. Wah, > sulit > dong kita datang ke sana, mau apa kita di sana. Ini bukan dua-tiga > kilometer, > tetapi ribuan kilometer". > > "Saya katakan kepada wartawan Belanda, ayolah ke Maluku saya kasih alamat, > ke > Ambon bertemu dengan orang-orang yang saya tunjukkan, interview mereka, lalu > siarkan di sini, tetapi wartawan Belanda itu tidak mau. Saya katakan ini > tidak > adil. Beruntunglah ada suratkabar The Throuw yang menyiarkan berita-berita > berimbang tentang konflik di Ambon. Saya pernah diinterview wartawan Throuw > yang tidak punya agama", ucap Olong. > > Sofyan Olong mengemukakan, sejak sebelum PD II seluruh orang Maluku tinggal > dengan damai. Orang asal Maluku pun tinggal di Jakarta, Surabaya, Medan, > Malang, Palembang, Madura, dan kota-kota lain di Indonesia. Mereka tinggal > di > situ dan punya pekerjaan bagus-bagus, apalagi tentara, tetapi apakah pernah > diusir oleh orang-orang setempat sebagaimana orang Ambon mengusir orang > Buton > dan pendatang lain dari Ambon? Tidak. > > Puluhan tahun mereka hidup dengan punya posisi yang baik-baik. Tetapi > pernahkah terjadi iri hati? mengusir mereka, membunuh mereka? sama sekali > tidak ada. Hidup berdampingan dengan damai antar sesama. > > Dagang Narkotik > Sejumlah pemuda keturunan Maluku (RMS) di Belanda yang radikal, baru-baru > ini > ditangkap polisi Belanda dan dihukum belasan tahun karena terlibat dalam > penjualan narkotika dan menjadi agen sindikat perdagangan heroin/narkotik > dunia. Mereka nekad menjadi sindikat narkotik dunia itu karena uang yang > mereka peroleh dipakai untuk membeli senjata dan dikirim ke Maluku, > Indonesia. > > Para pemuda keturunan Maluku yang lahir dan besar di Belanda itu sudah > menyatakan akan ikut berperang di Maluku namun mereka keburu ketangkap. > Penangkapan sejumlah pemuda RMS itu disiarkan oleh surat-suratkabar Belanda, > di antaranya Throuw. Keterangan ini pun diperoleh "PR" dari beberapa sumber > masyarakat keturunan Maluku di Rotterdam. Pihak RMS tidak menyampaikan > keterangan resmi mengenai hal ini. W. Sopacua, tokoh Mulokal National > Congres > (organisasi di bawah RMS), ketika dihubungi "PR" tidak bersedia memberikan > keterangan. > > Ia meminta agar "PR" menghubungi jurubicara "kabinet RMS" yakni J. > Watilette, > namun ybs. tidak ada di tempat. Akan tetapi Sofyan Ollong, salah seorang > tokoh > keturunan Maluku di Belanda yang non-RMS, meyakinkan wartawan "PR" bahwa > sejumlah pemuda RMS di Belanda itu memang terlibat dalam perdagangan > narkotik > dan telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan Belanda. "Entah kenapa pemerintah > Belanda merahasiakan nama-nama mereka itu", tuturnya. > > Sofyan Ollong mengemukakan, pada pemuda RMS yang radikal itu bahkan sudah > berhasil membeli senjata otomatis dengan uang hasil penjualan narkotik. > "Senjata otomatis yang mereka beli diselundupkan ke Maluku, Indonesia, > dengan > cara dimasukkan ke dalam peti mati orang Maluku yang dikirim ke Maluku untuk > dimakamkan di sana", tutur lelaki yang sudah 49 tahun tinggal di Belanda > namun > masih memegang paspor Indonesia itu. > > Ia tahu banyak tentang gerak-gerik RMS di Belanda karena sejumlah orang yang > kini mengaku sebagai "Kabinet RMS di pengasingan" adalah orang-orang yang > sangat ia kenal sejak dulu. Suratkabar Throuw yang terbit pertengahan > Agustus > 2000 menulis, para pemuda RMS sudah siap berangkat dari Belanda ke Maluku > untuk berperang melawan TNI yang dituduh berpihak. Mereka terkosentrasi di > Kota Breda, Leerdam dan Tiel. Akan tetapi ternyata target mereka -- yakni > minimal 200 orang pemuda yang siap berangkat ke Maluku -- tidak pernah > tercapai. > > Seorang pendeta keturunan Maluku mengomentari bahwa niat para pemuda itu > hanyalah emosional belaka, karena sesungguhnya mereka tidak mengerti betul > situasi di Ambon dan Maluku. Mereka hanya mengetahui kondisi Maluku atau > Ambon > hanya dari pemberitaan pers Belanda yang sering memutarbalikkan fakta > sebenarnya. Di samping itu, para pemuda RMS tersebut menyetahui situasi > Maluku > dan Ambon berdasarkan hubungan telepon dengan famili mereka saja yang > umumnya > berupa keterangan negatif. > > Sementara itu Sofyan Ollong mengatakan, jika masyarakat Ambon dan Maluku > Utara > tidak punya niat baik untuk bersama-sama mengatasi konflik, maka apa pun > upaya > pemerintah Indonesia akan sia-sia. Dikatakannya, orang-orang Ambon justru > banyak yang berangkat ke Belanda dan berteriak-teriak di Belanda mengeritik > pemerintah Indonesia. Presiden RMS kedua, Frans Tutuhatunewa (77), > berkali-kali dihubungi "PR", baik langsung melalui telepon ke rumahnya di > Rotterdam maupun melalui "stafnya" W. Sopacua, dan melalui facsimile. Akan > tetapi janji akan bisa ditemui pada 31 Agustus 2000 tidak dipenuhinya. > > "Stafnya" itu mengatakan, "Bapak Presiden, sudah tua, kegiatannya padat > sehingga ia perlu banyak istirahat. Nanti, akan ada jurubicara kabinet yang > menemui Anda, namanya J. Wattilete." Akan tetapi, meskipun nomor handphone > "PR" di Belanda telah dicatat oleh Sopacua, tetapi sampai 10 hari kemudian > tak > ada kontak lagi. Presiden RMS Frans Tutuhatunewa sempat muncul di suratkabar > terbanyak tirasnya di Belanda, De Telegraaf, Januari 2000 yang lalu. > > Dalam wawancara itu ia menuduh TNI sebagai "pelaku utama" konflik di Ambon > dan > Maluku. Presiden Abdurrahman Wahid (Pemerintah Indonesia) dinilainya tidak > akan mampu mengatasi konflik Ambon, apalagi TNI bertindak tidak netral. RMS, > katanya, tetap menghendaki agar pasukan PBB diturunkan ke Ambon dan Maluku > Utara. Tutuhatunewa tetap menghendaki agar Pemerintah Belanda mendesak > Amerika > dan PBB untuk menurunkan pasukannya ke Maluku. (Dadang Bainur) > > nah ini inpormasi, kalu sayah mah namanya inpormasih sayah terimah ... > ajah... dulu... namanyah juga kualitatip... kayak si Bapak punyak jugah.... > koq percaya aja... orang belum pasti..... nah sama khan... lagian sayah mah > juga kheran ... ama maksud Nasrani lebih beradab... ituh jadih sayah kasih > ajah contoh sekalian.... bukan supaya kita nggak usah saling ejek... ini > beradab... ini lebih nggak beradab... khan masing-masing bangsa punya > citinya sendiri... biarin... yang penting kalao ada pengertian > masing-masing... khan juga dameh... damehhh... kitah mah maunya gituh... > > soal ambon emang sayah banyak ikutan karenah sayah nggak mau liat Ambon > ribut ... saya nggak perduli biar nasrani atawa muslim arus di bantuin.... > jadih banyak ikutin itu... waktu di Indonesia... lagian juga kalu si Bapak > inih orang bulek sayah mah nggak usah cerita kayak gini... mumpung sampean > orang Indonesia juga jadi supaya ada pertimbangan dari dua sisi... jangan > maen percaya begitu aja... dan biar deh nanti waktu yang ngebuktiin... udah > keliatan kok tanda-tandanya.... > > sayah juga udah bilang dasar asumsinya bedah... biar ajah orang islam terus > mendidik dirinyah... dan gerakan islam humanis juga udah mulai banyak di > Indonesia... juga di Dunia... biar nilai-nilainya diresapi dulu... karena > mangkin di ganggu nggak bakalan ada dameh.... lagian keseimbangan > pertumbuhan intelektual dan ekonomi bangsa-bangsa yang mayoritas muslim... > masih berat khan belum lamak padah merdeka... abis dirampokin penjajah... > dan pemimpinnya masih banyak yang mabok kekayaan akibat politik belah > bambu... dan ini dalam proses... makin digencet kondisi makin parah... dan > kalu adah saling pengertian kayaknya dameh...dameh.... > > sayah mah nggak peduli tuh arep kek bulek kek.... kalu kita udah yakinin > sesuatu yah mesti sayah nurutin... simpel ajah.... idup dibikin syusah jadi > syusah... dan sampean mok punya yakinin nyang laen mah silaken... nggak > diganggu jugah.... nah sayah mah toreransih.... dikasih informasi... matur > nuhun.... di salahin ya menta maap... asekdeh dameh... dameh..... > > Beradab...?????? > > bingung... > aryo bingung212 > ----- Original Message ----- > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Tuesday, November 14, 2000 7:35 AM > Subject: Hario Damar PEMBUAL (was Re: Hario Damar yang dungu (was Re: > christien triutami yang dungu (was Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BU > > > > To: <[EMAIL PROTECTED]> > > From: "Hario Damar \(MoF staf\)" <[EMAIL PROTECTED]> > > Date sent: Tue, 14 Nov 2000 21:15:45 -0800 > > Send reply to: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: Re: Hario Damar yang dungu (was Re: christien triutami > > yang dungu (was Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BUDDHA, Muhammad > > adalah Nabi > > > > > Saya mo tanya apa ada upaya pembuktian....???? nggak ada... noh.... baru > > > sehari beritanya... nyep aja ilang.... > > > makanya terserah mo percaya mo nggak.... > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya tolol! > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya bodoh! > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya dungu! > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya goblok. > > > > Pandir! > > > > Anda percaya berita yang tidak disertai bukti. > > > > > > > hehehe... saya mah ngasih tau doang.... > > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya pendusta! > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya pembohong! > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya pembual! > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya penipu! > > > > Anda telah memakai berita itu sebagai fakta untuk melandasi > > argumen anda dan bukan sekedar 'ngasih tahu doang...". > > > > Agar jelas: inilah masaalah dengan orang Islam tipikal, walaupun > > sudah ditunjukkan dengan jelas bahwa dia salah dan dia tidak > > bisa membantah, bahwa dia keliru tapi dia toh tidak bersedia > > mengakui bahwa dia salah. > > > > Lalu mencak-mencak! > > > > Lalu muter-muter. > > > > > > > terserah... > > > aryo bingung 212 > > > ----- Original Message ----- > > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > > To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > <[EMAIL PROTECTED]>; > > > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > > > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> > > > Sent: Tuesday, November 14, 2000 3:59 AM > > > Subject: Re: Hario Damar yang dungu (was Re: christien triutami yang > dungu > > > (was Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BUDDHA, Muhammad adalah Nabi > > > > > > > > > > To: <[EMAIL PROTECTED]> > > > > From: "Hario Damar \(MoF staf\)" > <[EMAIL PROTECTED]> > > > > Date sent: Tue, 14 Nov 2000 20:48:52 -0800 > > > > Send reply to: [EMAIL PROTECTED] > > > > Subject: Re: Hario Damar yang dungu (was Re: christien > triutami > > > yang dungu (was Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BUDDHA, Muhammad adalah Nabi > uma > > > > > > > > > Eh bukan nggak kebukti.. cuman emang ditutup supaya nggak melebar... > > > saya > > > > > dapet informasi langsung dari salah seorang AL yang ikut operasi di > > > sana.... > > > > > dia ngomong ini emang nggak bakalan di buka.... karena siapa yang di > > > > > Belandanya belon ketauan... > > > > > > > > > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya goblok! > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya tolol! > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya bodoh! > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya dungu! > > > > > > > > Pandir. > > > > > > > > Anda percaya begitu saja akan omongan orang yang tidak terbukti! > > > > > > > > > > > > "....karena siapa yang di Belandanya belon ketauan..." > > > > > > > > > > > > > juga Heli yang mau ditembak dari Australia... ah > > > > > udach ah... ngomong politik mah syusah.... mo dibilang boong > terserah... > > > si > > > > > Bapak nih mo percaya terserah... yang jelas itu informasi yang saya > > > dapetin > > > > > langsung di lapangan... dan sorry yach ini bukan dari AD > > > informasinya.... > > > > > > > > > > Dah... selamet nimbang-nimbang ... lagi....yang keliat ama nggak > keliat > > > > > banyakan yang nggak keliat... makanya jangan ngumpet aja di sono... > > > dateng > > > > > saksiin kendiri... eh tuh ada orang swiss ngajak ngomong sayah saya > ajak > > > > > kesono ... nggak berani.... ah.. cape... kalo mao ayo ke sonoh nanti > > > saya > > > > > temuin amah orang nyah.... okeh... > > > > > > > > > > aryo bingung 212 > > > > > ----- Original Message ----- > > > > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > > > <[EMAIL PROTECTED]>; > > > > > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > > > > > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > Sent: Tuesday, November 14, 2000 3:32 AM > > > > > Subject: Hario Damar yang dungu (was Re: christien triutami yang > dungu > > > (was > > > > > Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BUDDHA, Muhammad adalah Nabi uma > > > > > > > > > > > > > > > > To: <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > From: "Hario Damar \(MoF staf\)" > > > <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > Date sent: Tue, 14 Nov 2000 19:14:21 -0800 > > > > > > Send reply to: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > Subject: Re: christien triutami yang dungu (was Re: > [Istiqlal] > > > Re: > > > > > GAUTAMA BUDDHA, Muhammad adalah Nabi umat Hindu?? > > > > > > > > > > > > > Iya ya sampe strategi membunuhnya yang canggih dengan cara etnik > > > > > cleansing > > > > > > > di Bosnia, pasokan senjata ke Ambon dari Belanda, pasokan > senjata ke > > > > > > > Afghanistan untuk mbunuhin orang Afghan, pasokan bom kimia untuk > > > bunuhin > > > > > > > orang Iran, dan terakhir pengeboman besar-besaran di palestina > > > enggak ke > > > > > > > deteksi sama si Bapak yang ngomong manusiawi itu.... > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya tolol! > > > > > > > > > > > > Anda adalahorang Islam tipikal, artinya dungu! > > > > > > > > > > > > Anda adalahorang Islam tipikal, artinya goblok! > > > > > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal, artinya bodoh! > > > > > > > > > > > > Pandir! > > > > > > > > > > > > Pertama, dalam berdiskusi anda muter-muter. > > > > > > > > > > > > Yang saya masaalahkan disini adalah ketololan christien > triutami > > > > > > dan kebiasaan orang Nasrani untuk berdiskusi dan bukan > "strategi > > > > > > membunuhnya yang canggih dengan cara etnik cleansing di > Bosnia," > > > > > > dst. > > > > > > > > > > > > Keduan, dalam berdiskusi, anda memakai argumen taik kucing > > > > > > seperti pasokan senjata ke Ambon dari Belanda dst. > > > > > > > > > > > > Ini semua adalah omongan yang tidak terbukti. > > > > > > > > > > > > Artinya dusta. > > > > > > > > > > > > Anda mempergunakan dusta dalam berdiskusi. > > > > > > > > > > > > Anda adalah orang Islam tipikal. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Tolong dong cek itu bukan orang Nasoroh yang sadar... tapi 60% > > > mereka > > > > > udah > > > > > > > nggak beragama... alias frustasi sama Bible.... tuh liat chanel > 21 > > > di US > > > > > > > kalo nggak kerjaannya ngacak-ngacak bible.... Saya justru kasian > > > sama > > > > > orang > > > > > > > Indonesia yang justru terlalu ngabanggain Barat... Udah jelas > > > > > pembantaian > > > > > > > masyarakat di depan mata.. masih dibilang beradab.... dan > > > manusiawi.... > > > > > Apa > > > > > > > dikira mereka bisa ngeliat dengan persamaan Hak bila melihat > cewek > > > > > muslim > > > > > > > bejilbab... Keterweluan nih.... Tolong juga tanyain dari mereka > yang > > > > > > > kebanyakan bilang saya percaya Tuhan tapi nggak percaya agama... > > > jadi > > > > > udah > > > > > > > nggak usah sebut Nasrani atau bukan Nasrani... > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Kasiannnnnn............nnnnnn > > > > > > > > > > > > > > aryo bingung 212 > > > > > > > ----- Original Message ----- > > > > > > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > > To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > > > > > <[EMAIL PROTECTED]>; > > > > > > > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; > > > > > > > <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > > Sent: Tuesday, November 14, 2000 1:48 AM > > > > > > > Subject: christien triutami yang dungu (was Re: [Istiqlal] Re: > > > GAUTAMA > > > > > > > BUDDHA, Muhammad adalah Nabi umat Hindu?? > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > To: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > From: "christien triutami" <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > > > Date sent: Mon, 06 Nov 2000 00:42:53 GMT > > > > > > > > Send reply to: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > Subject: Re: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BUDDHA, Muhammad > adalah > > > > > Nabi > > > > > > > umat Hindu?? > > > > > > > > > > > > > > > > > Hai, kamu kalau tidak sukak dengan ajaran agama seseorang, > ya > > > > > diam.... > > > > > > > > > nggak usah menghina segala > > > > > > > > > tidakkah anda merasakan apa bila agama yang anda anut juga > > > dicaci > > > > > maki > > > > > > > > > orang..? > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Ni orang bulak balik ngomong tentang orang yang menghina > > > agama! > > > > > > > > > > > > > > > > Ya tolol, ya goblok, ya bodoh ya dungu! > > > > > > > > > > > > > > > > Dia bukan membenarkan yang benar dan menyalahkan yang > salah. > > > > > > > > > > > > > > > > Dia bukannya berusaha untuk memperbaiki ajaran agamanya > yang > > > > > > > > memang tolol dan biadab! > > > > > > > > > > > > > > > > Eh dia malah ngelarang orang buat unjukin ketololan orang > > > Islam! > > > > > > > > > > > > > > > > Orang jujur, orang yang mau pinter, orang yang ingin > melihat > > > > > > > > budaya dan ajaran agamanya maju akan berterima kasih > kepada > > > orang > > > > > > > > yang menunjukkan kegoblokan dan kebiadaban orang Islam dan > > > > > > > > ajaran agamanya. > > > > > > > > > > > > > > > > Sekali lagi: inilah masaalah pokok dengan orang Islam: > mereka > > > > > > > > tidak punya kebiasaan berdiskusi, mereka tidak punya > kebiasaan > > > > > > > > untuk bertukar pendapat dan mempertukarkan pendapat. > > > > > > > > > > > > > > > > Mereka takut melihat kebenaran! > > > > > > > > > > > > > > > > Budaya Nasrani sebaliknya telah menerima kebebasan untuk > > > > > > > > menyatakan pendapat - dan karena adanya kebebasan > menyatakan > > > > > > > > pendapat itulah makanya ajaran agama Nasrani juga bisa > maju, > > > > > > > > artinya bisa lebih cerdas dan lebih manusiawi. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >From: "Ade " <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > > > > >Reply-To: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > >To: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > >Subject: [Istiqlal] Re: GAUTAMA BUDDHA, Muhammad adalah > Nabi > > > umat > > > > > > > Hindu?? > > > > > > > > > >Date: Sun, 05 Nov 2000 18:13:20 -0000 > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >--- In [EMAIL PROTECTED], "nurnita" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > > > > > > >.. > > > > > > > > > > >Kita perlu berdakwah kepada teman-teman Hindu dan > Buddhist > > > dengan > > > > > > > > > > >faktor-faktor diatas dan juga jika ada penambahan faktor > yang > > > > > lain > > > > > > > > > > >dari netter CU ...saya ingin catatkan..silakan. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >Ini dagelan membuat orang ketawa sampe be'gulingan dilante > nih. > > > > > > > > > >Hindu dan Buddhist udah ada jauh sebelon arang arep bekicot > seh > > > ! > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >Wadalllah kasus klasik dah. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >Apollo mendarat dibulan, mereka ngibul si Amstrong denger > adzan > > > > > waktu > > > > > > > > > >keluar dari kabin Apollo. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >Napoleon masok islam lalu disunat didepan publik bla bla > bla > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >Buddha ngaku mohamad sebagai nabi bla bla bla > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >Paus diem-diem udah disunat bla bla bla > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > To unsubscribe from this group, send an email to: > > > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > To subscribe from this group, send an email to: > > > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > To unsubscribe from this group, send an email to: > > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > To subscribe from this group, send an email to: > > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > To unsubscribe from this group, send an email to: > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > To subscribe from this group, send an email to: > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > To unsubscribe from this group, send an email to: > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > To subscribe from this group, send an email to: > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > To unsubscribe from this group, send an email to: > > [EMAIL PROTECTED] > > > > To subscribe from this group, send an email to: > > [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > -------------------------- eGroups Sponsor -------------------------~-~> > eLerts > It's Easy. It's Fun. Best of All, it's Free! > http://click.egroups.com/1/9699/2/_/30134/_/974290152/ > ---------------------------------------------------------------------_-> > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > To subscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > > > >