Jumat, 26 Agt 2005, IMF: Hapus Subsidi BBM
Rupiah Melemah, Usul Naikkan Suku Bunga SINGAPURA - Meroketnya harga minyak di pasar internasional dan kecenderungan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS ditanggapi Dana Moneter Indonesia (IMF). Lembaga keuangan internasional tersebut menilai, pemerintah Indonesia harus segera menghapus subsidi BBM dan menaikkan tingkat suku bunga. Hal itu diungkapkan Managing Director IMF Rodrigo Rato dalam video news conference dari Washington dengan para wartawan Asia di Singapura kemarin. "Saya ingin mengatakan, ekonomi Indonesia cukup kuat. Pertumbuhan juga cukup bagus. Tetapi, kami rasa negara itu harus segera mengatasi masalahnya yang sangat spesifik," tegasnya. Dia lantas menyoroti masalah inflasi akibat melemahnya nilai tukar rupiah. "Jika ada kebijakan moneter dan bujeter yang jelas untuk mengatasi inflasi, saya yakin hal itu bakal mengangkat kredibilitas (Indonesia)," jelasnya. Kurs rupiah cenderung terus melemah dalam sepekan ini. Kemarin, rupiah kembali melemah. Bahkan, kurs rupiah sempat di level Rp 10.420 per dolar AS dalam perdagangan sesi pagi. Nilai tukar rupiah akhirnya ditutup Rp 10.320-Rp 10.325 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp 10.300 per dolar AS. Dalam perkembangan lain, harga minyak mentah dunia terus melambung. Harga minyak di pasar New York telah menembus USD 68 per barel pada Rabu malam. Itu rekor harga tertinggi sejak 1983 atau lebih dari 20 tahun. Lonjakan tersebut terjadi akibat serangan badai tropis Katrina terhadap kilang minyak di Teluk Meksiko dan sepanjang pantai AS. Para analis meramalkan, harga minyak bisa melampaui USD 70. Harga minyak di New York akhirnya ditutup pada level USD 66,97 per barel dan harga minyak mentah di London (North Sea Brent) ditutup USD 66,56. Rato mengaku, bukan hanya Indonesia yang terkena dampak lonjakan harga minyak. Menurut dia, hal itu akan berpengaruh pada pertumbuhan negara-negara Asia lainnya secara umum. Dia memperingatkan dampaknya terhadap risiko ekspansi ekonomi global. "Harga minyak dunia, tampaknya, belum akan turun dalam waktu dekat," ungkapnya. Terkait situasi itu, dia menyebutkan pemerintah Indonesia harus menerima bahwa "menyamarkan realitas harga minyak bukanlah kebijakan berkesinambungan". Dia sangat tidak mendukung upaya mempertahankan subsidi BBM. "Tidak hanya di Indonesia, tetapi semua negara. Subsidi itu bukan kebijakan sosial yang efisien," tegasnya. "Saya paham, subsidi secara politis sangat populer, tapi tidak efisien," lanjut mantan menteri keuangan Spanyol tersebut. Apalagi, saat ini status Indonesia telah berubah dari eksporter menjadi importer minyak. Soal kebijakan suku bunga yang disarankannya, Rato memberikan penjelasan. "Pertanyaannya bukan bagaimana menaikkan suku bunga untuk menahan (terus melemahnya) rupiah. Tapi, menaikkan suku bunga untuk mengurangi likuiditas dan mengurangi kemungkinan inflasi. Itu akan berkonsekuensi positif terhadap rupiah dan lebih baik terhadap perekonomian negara," katanya. (afp/ap/rtr/nie) http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=5485 --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/