Jangankan mengemplang hutang.
Memilih untuk tidak memberikan blok Cepu ke Exxon atau tidak memperpanjang
kontrak Freeport saja kita tidak mampu.
Kita bangsa yang terjajah.
Perlu perjuangan agar bisa mandiri.

Salam


> -----Original Message-----
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of nazar
> Sent: Rabu, Maret 22, 2006 19:35
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Subject: [ekonomi-nasional] Kemplang Saja Was: Kemampuan Membayar Utang
>
>
> --- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/22/opini/2504216.htm
> > Kemampuan Membayar Utang
>
> > Ivan A Hadar
> >
> > "There is a real need for significant debt reduction or
> restructuring not only for the least developed countries but also
> for middle-income developing countries" (Susilo Bambang Yudhoyono,
> At the Meeting on Financing for Development New York, 14/9/2005).
> > Beberapa waktu lalu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia
> Andrew Steer mengatakan, Indonesia tidak akan mendapat pemotongan
> utang luar negeri karena negeri ini dianggap mampu membayar utang
> luar negerinya. Menurut dia, pembayaran utang tidak akan menghambat
> Indonesia mencapai tujuan pembangunan mileniumnya (Kompas,
> 24/10/2005). Benarkah?
> -----
> Apa alasan yang mendasari pernyataan si Andrew Steer ini? Hutang LN
> inilah masalah terberat (disamping kourupsi yang mulai berkurang)
> sehingga indonesia tidak bisa membangun. Ada yang mempunyai
> informasi apa dasarnya si Andrew ini memberikan jawaban seperti itu.
> Setiap pernyataan harus ada alasan yang kebenarannya bersifat
> universal.
>
> > Masalah utang baru
> >memastikan mengajukan pinjaman sebesar 3,55 miliar dollar AS
> (sekitar Rp
> >33 triliun). Termasuk menerima tawaran 1 miliar dollar AS dengan
> bunga lebih
> >tinggi dari Jepang. Prinsip "gali lubang, tutup lubang" masih
> berlaku.
>
> -----------
> Istilah yang tepat adalah bayar hutang dengan hutang :-)
>
>
> >Ironi lain, terungkap dalam konferensi pers terbentuknya Kaukus
> >Anggota Parlemen
> >tentang Utang (KAPU), ialah meski "pemerintah telah membayar pokok
> >dan bunga
> >utang luar negeri Rp 173 triliun lebih tinggi dari jumlah utang
> baru yang
> diperoleh", jumlah utang luar negeri dari tahun ke tahun terus
> bertambah
> (Kompas, 6/2/2006).
>
> -----------
> Kasus semacam ini sudah ada sejak zamannya megawati, dulu yang
> membahas secara mendalam adalah pak "sritua arif". Makanya saya
> katakan bantuan hutang LN itu rentenir dan tidak akan membantu
> negara pengutang.
>
>
> >> Kita tak perlu malu, apalagi "sok gengsi". Ini adalah bentuk
> kejujuran yang perlu diapresiasi karena memiliki tujuan mulia, yaitu
> pencapaian pengurangan jumlah orang miskin secara signifikan.
> ---
> Saya setuju pendapat ini, sejak jaman megawati sudah ada beberapa
> pakar mengusulkan agar hutang LN dikemplang/pemutihan saja.
>
>
>
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>


Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke