Salam kenal buat semuanya...
soal ngemplang utang, wah gak mungkin sepertinya Indonesia bisa begit. 
alasanya? negosiasi dagang dalam sejarah dunia selalu lebih rumit dari nego 
politik begitu juga dengan nego utang kita. soal diplomasi ini kan kita bisa 
tau kualitas diplomat kita. bagaimana kemampuan dubes kita di malaysia yang 
mantan kapolri misalnya, dalam memberikan jaminan perlindungan terhadap TKI 
kita di malaysia? semua pasti sudah taulah...
tapi mengapa diplomat kita sedemikian rapuh? wah teman2 dari deplu pasti 
lebih tau. tapi yang jelas karena kita tidak mewarisi tradisi diplomasi 
politik-ekonomi secara baik dari majapahit, sriwijaya, atapun yang lainnya.
diplomat [dan politisi] kita terlalu sibuk dengan day-to-day politik yang 
lebih berisi menu makan siang semata.
belum lagi birokrat kita yang begitu rapuh. atau dalam bahasa pak tamrin 
tomagola birokrasi kita mengalami pembusukan yang parah dari dalam. yah 
kira2 mentalnya seperti digambarkan iklan A Mild yang terakhirkan.....
"kalo bisa dibikin susah, kenapa harus dibikin mudah" kira2 gitulah 
mentalitas birokrasi kita....
mungkin itu dulu, dan saya berdoa semoga penilaian saya salah...


----- Original Message ----- 
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, March 23, 2006 9:00 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Kemplang Saja Was: Kemampuan Membayar Utang


> Jangankan mengemplang hutang.
> Memilih untuk tidak memberikan blok Cepu ke Exxon atau tidak memperpanjang
> kontrak Freeport saja kita tidak mampu.
> Kita bangsa yang terjajah.
> Perlu perjuangan agar bisa mandiri.
>
> Salam
>
>
>> -----Original Message-----
>> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of nazar
>> Sent: Rabu, Maret 22, 2006 19:35
>> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>> Subject: [ekonomi-nasional] Kemplang Saja Was: Kemampuan Membayar Utang
>>
>>
>> --- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/22/opini/2504216.htm
>> > Kemampuan Membayar Utang
>>
>> > Ivan A Hadar
>> >
>> > "There is a real need for significant debt reduction or
>> restructuring not only for the least developed countries but also
>> for middle-income developing countries" (Susilo Bambang Yudhoyono,
>> At the Meeting on Financing for Development New York, 14/9/2005).
>> > Beberapa waktu lalu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia
>> Andrew Steer mengatakan, Indonesia tidak akan mendapat pemotongan
>> utang luar negeri karena negeri ini dianggap mampu membayar utang
>> luar negerinya. Menurut dia, pembayaran utang tidak akan menghambat
>> Indonesia mencapai tujuan pembangunan mileniumnya (Kompas,
>> 24/10/2005). Benarkah?
>> -----
>> Apa alasan yang mendasari pernyataan si Andrew Steer ini? Hutang LN
>> inilah masalah terberat (disamping kourupsi yang mulai berkurang)
>> sehingga indonesia tidak bisa membangun. Ada yang mempunyai
>> informasi apa dasarnya si Andrew ini memberikan jawaban seperti itu.
>> Setiap pernyataan harus ada alasan yang kebenarannya bersifat
>> universal.
>>
>> > Masalah utang baru
>> >memastikan mengajukan pinjaman sebesar 3,55 miliar dollar AS
>> (sekitar Rp
>> >33 triliun). Termasuk menerima tawaran 1 miliar dollar AS dengan
>> bunga lebih
>> >tinggi dari Jepang. Prinsip "gali lubang, tutup lubang" masih
>> berlaku.
>>
>> -----------
>> Istilah yang tepat adalah bayar hutang dengan hutang :-)
>>
>>
>> >Ironi lain, terungkap dalam konferensi pers terbentuknya Kaukus
>> >Anggota Parlemen
>> >tentang Utang (KAPU), ialah meski "pemerintah telah membayar pokok
>> >dan bunga
>> >utang luar negeri Rp 173 triliun lebih tinggi dari jumlah utang
>> baru yang
>> diperoleh", jumlah utang luar negeri dari tahun ke tahun terus
>> bertambah
>> (Kompas, 6/2/2006).
>>
>> -----------
>> Kasus semacam ini sudah ada sejak zamannya megawati, dulu yang
>> membahas secara mendalam adalah pak "sritua arif". Makanya saya
>> katakan bantuan hutang LN itu rentenir dan tidak akan membantu
>> negara pengutang.
>>
>>
>> >> Kita tak perlu malu, apalagi "sok gengsi". Ini adalah bentuk
>> kejujuran yang perlu diapresiasi karena memiliki tujuan mulia, yaitu
>> pencapaian pengurangan jumlah orang miskin secara signifikan.
>> ---
>> Saya setuju pendapat ini, sejak jaman megawati sudah ada beberapa
>> pakar mengusulkan agar hutang LN dikemplang/pemutihan saja.
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> 





Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke