Waduh jadi menarik nih...
Saya jadi teringat dengan bukunya Arief Budiman yang saya baca empat tahunan yang 
lalu.Bukunya berkenaan dengan perbandingan pembangunan antara Indonesia dengan Korea.
Arief melihat kedua negara memiliki kemiripan sejarah, tapi kenapa Korea jauh lebih 
maju ketimbang Indonesia.
Dalam buku tersebut memang disinggung keterlibatan militer. Kedua negara sama, militer 
sangat dominan. Militer di Korea juga masuk dalam urusan birokrasi dan menjalankan 
beberapa bisnis.Bedanya, kalau di Korea militernya bekerja dengan profesional dalam 
menjalankan bisnis. Sedangkan di Indonesia militer cuma jadi bemper pengusaha. Jadi 
siapa yang memiliki hubungan dekat dengan militer, mereka "aman".Tidak aneh ukurannya 
bukan lagi pada mampu atau tidaknya sang pengusaha.Namun pada besarnya rent dan 
koneksi. Makanya banyak keluarga militer yang menjalankan usaha dan banyak konglomerat 
yang berlindung dibalik sang komandan.Contoh kasus adalah eddy tansil yang bermodalkan 
tanda tangan Sudomo.
Arief Budiman punya istilah yang menggambarkan kondisi ini, saya sudah lupa.

Salam Adil dan Lestari
Yanto

--

On Wed, 07 Feb 2001 15:40:07   E. Herwinda wrote:
>Saya ikutan komentar...boleh dong...
>
>Kalau nggak salah, model di Korea itu awalnya dari prakarsa pemerintah juga
>yang try and error dengan mensubsidi pedesaan disana setelah perang besar
>(tahun berapa tuh?). Dari situ barulah dilihat desa mana yang punya
>semangat self-help, cooperative dan diligence itu. Melalui proses seleksi
>ini barulah dibina daerah yang memang punya potensi tsb.  Jadi, semangat
>itu diharapkan memang sudah ada/timbul dari penduduk desa, di support oleh
>berbagai pihak, dan dipercepat dengan adanya pionir-pionir di daerah.  
>
>Tapi nggak cukup cuma itu , krn di pemerintahannya juga ada proses
>'pembersihan' dari 'tikus-tikus birokrasi'.  Ini tentunya perlu power yang
>besar sekali dan punya wewenang untuk masuk ke dalam jajaran birokrasi.
>Mungkin yang dimaksud disini kekuasaan militer.  
>
>Disini ada proses dari dua arah, dengan visi dan tujuan yang sama.  
>
>Untuk model Saemaul Undong, yang perlu jadi perhatian adl pentingnya
>kesadaran moral di antara para pelaku, sampai-sampai ada satu kegiatan
>khusus mengenai ini, dimana para pesertanya dikarantina selama beberapa
>bulan supaya 3 prinsip itu betul-betul ngelotok.   Saya lupa apa namanya,
>tapi mungkin Mas Riyan lebih tahu.  
>
>Kalau memang begitu, apakah berarti di sini tidak ada pionir? Tidak punya
>kesadaran? Atau memang tidak punya moral?  Mudah-mudahan tidak.  
>
>Makasih dulu. 
>
>EH
>
>
>
>At 23:10 2/6/2001 -0800, you wrote:
>>
>>mungkin anda pernah baca Rural Saemaul Undong di
>>Korea, ada 3 prinsip yang membuka warga pedesaan dan
>>urban untuk meningkatkan tingkat pendapatan keluarga,
>>kemandirian (self-help), kerjasama (cooperative) dan
>>kerja keras (diligence).
>>
>>menurut anda perlukah kita mengadopsi sistem tersebut
>>yang telah sukses di Korea,atau kita merintis untuk
>>sebuah skenario perencanaan desa mandiri 20-30 tahun
>>ke depan? dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan
>>budaya masyarakatpedesaan saat ini.
>>
>>terima kasih....
>>
>>riyan
>>
>>
>>__________________________________________________
>>Do You Yahoo!?
>>Yahoo! Auctions - Buy the things you want at great prices.
>>http://auctions.yahoo.com/
>>
>>---------------------------------------------------------------------
>>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>> 
>
>
>---------------------------------------------------------------------
>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>
>


Join 18 million Eudora users by signing up for a free Eudora Web-Mail account at 
http://www.eudoramail.com

---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke