Terima kasih atas komentar kawan-kawan,
tanggapan saya pada mbak Herwinda dan mas Anto bahwa
volunteerism, moralitas pelaksana pembangunan, bentuk
kesadaran dan peran militer, perlu mendapatkan tekanan
publik, artinya:
1)program-program yang sedang dikemas saat ini di
tingkat pusat (bappenas) perlu menawarkan apa yang
disebut volunteerism (tidak sekedar pola pendampingan
masyarakat),
2)akuntabilitas pelaksanaan pembangunan di pedesaan
perlu dibuka secara transparan, sehingga balance dari
kelompok masyarakat mendapat perhatian yang cukup,
3)bentuk kesadaran yang dimaksud adalah terwujudnya
saling percaya (trust) diantara pelaku pembangunan
(masyarakat, birokrasi, LSM, perguruan tinggi, lembaga
riset, lembaga perencanan, dll).
4)peran militer, menurut saya saat ini dalam posisi
bertahan (kalau tidak dikatakan melemah), jadi
kemungkinan bentuk intervensi menjadi kecil, nggak
mungkin membersihkan para tikus.
Kalau mungkin, apakah kita bisa menawarkan agenda
riset pola pembangunan pedesaan pada kawan-kawan yang
sedang ngambil tesis/disertasi untuk mencoba menyusun
kerangka pola perencanaan partisipatif dan interaktif
apa yang disebut sebagai desa mandiri.
Mbak Herwinda mungkin bisa memberikan info yang lebih
banyak tentang sampai sejauh mana indikator
keberhasilan pembangunan pedesaan selama ini, atau
gerakan pembangunan pedesaan memang tidak pernah ada
kemajuan, atau karena pola instruktif (top-down)
menjadi penyebab utama 'kegagalan' pembangunan
pedesaan.
makasih,
riyan
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get personalized email addresses from Yahoo! Mail - only $35
a year! http://personal.mail.yahoo.com/
---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id