-Akur mbak yuyun, sama itu idenya yang katanya kalau mau mikirin sampah musti 
komprehensif, dari segala jurusan (emangnya terminal), ya mungkin sekarang terminalnya 
sampah. Memang masalah sampah bukan hanya masalahnya pemulung, yang saya kawatir, 
kalau itu pemulung langsung dikasih modal buat ngelola sampah, apa nanti nggak 
menimbulkan sifat ketergantungan, dan mengurangi daya survive mereka sederhananya, 
orang duit cuma dikasih ini. Tapi kalau mau memberdayakan mereka memang butuh waktu 
lama dan perjuangan, juga transformasi pikiran yang baek-baek tentunya. Permasalahan 
KMK (kaum miskin kota)kalau saya lihat bukan hanya sekedar nasib buruk bagi mereka 
yang menjalaninya, sepertinya ada satu sistem yang membuat mereka menjadi miskin 
secara sistemik, dan bukan hanya karena nasibnya yang kurang beruntung di dunia ini.
Monopoli kaum pemodal yang didukung oleh kaum penguasa atas sumber-sumber produksi, 
diatas dunia yang fana ini disadari atau tidak telah menyebabkan terjadinya proses 
marginalisasi manusia sesamanya. Lah wong Tuhan saja bilang tidak suka sama 
kemiskinan, karena akan menyebabkan kekufuran, nah apalagi sama orang atau sistem yang 
menyebabkan kemiskinan ? Apalagi kaum petani dan masyarakat adat yang tanahnya tau-tau 
diserobot dan dikapling sama negara sebagai tanah negara, atau dengan cara-cara lain 
sertifikasilah, untuk kepentingan umumlah,.... waduh-waduh-waduh... bisa kualat kita 
nanti sama ini negara yang katanya agraris, weit stop dulu nanti kebablasan....       

On Tue, 20 Mar 2001 03:32:38   Yuyun Ilham wrote:
>Nyambung lagi ah...sori ngilang sebentar ..musti istirohat kata dokter.
>jadi baru bisa nimbrung lagi di milis.
>
>Memang betul kata kang Rohajie, ngurusin sampah perlu pertimbangan kumplit.
>tapi juga jangan jadi ciut gara-gara musti 'menguasai' isu-isu
>pol-ek-sos-bud. Nggak usah nunggu sampai kumplit tau semuanya juga nggak
>apa-apa. Sambil jalan juga nanti ketemu apa yang dimaksud sama Kang
>Rohajie. 
>
>Memang paling asyik itu gawe barengnya sama pemulung dan bandar-bandar
>lapak. Jadi kalau rekan Windu ngomong soal kaum pemodal/investor, ya..ada
>lebih ada kurangnya juga. Saya kira buat anda-anda yang concern sama soal
>gelombang privatisasi dan pemberdayaan masyarakat miskin kota, hal ini
>justru bisa jadi cambuk dan tantangan untuk men-counter isu pemodal/
>investor itu. Bingungin ya? Tapi dipikir-pikir dulu aja lah ya, sambil
>diikuti trend di kota and kemana arahnya. Masa sih untuk ngangkutin sampah
>dari rumah kita ke TPS lalu ke TPA saja perlu perusahaan asing atau pemodal
>kuat dari Jkt? Masa orang lokal nggak bisa?   
>
>Itu dulu ah..takut kebablasan. Salam balik buat kang RT.
>
>Salam,
>Yuyun Ilham
>  
>> Menangani sampah perlu penguasaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dari
>> sampah itu berasal, baru kita dapat menyusun langkah-langkah pengelolaannya.
>> 
>> Ingin tahu lebih jauh tanya ke pemulung, salam buat ibu Yuyun Ilham.
>> 
>> Salam,
>> 
>> Rohadji trie
>> pemulung apa aja yang halal didaur ulang
>> 
>> 
>> From: Muhammad Windu Suhartomo <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
>> Sent: Sunday, March 11, 2001 3:16 PM
>> Subject: [envorum] sampah punya siapa mbak yuyun?
>> > --mbakyuyun, gima sih kalau mau nagani sampah yang baik dan benar, aku
>> minta informasinya dong. masalahnya dimanado, tempat saya tinggal sampah
>> kota bukan sedikit dan selalu jadi masalah. padahal katanya itu sampah bisa
>> di daur ulang supaya ada gunanya iyo kan ?
>> > malah sekarang ada pihak swasta (investor/kaum pemodal)
>> > yang mau beli itu sampah, mau diolah. Kalau sudah begitu kan kasian itu
>> tukang pemulung sampah dan buruh sampah, mau makan apa mereka nanti. Kok
>> tega-teganya(rakus)itu orang-orang kaya, ngrebut jatahnya orang-orang
>> pemulung. Sayangnya juga ini  para pemulung nggak tahu and nggak ada modal
>> untuk mendaur ulang sampah supaya punya daya jual yang bagus. Oke deh mbak
>> sekian dulu keluhannya, eh minta informasinya mbak ya? bolehkan .....
>> >
>> >
>> > On Sat, 10 Mar 2001 18:02:56   Yuyun Ilham wrote:
>> > >Rekan-rekan,
>> > >
>> > >Saya kira tawaran dari Kang Eri untuk membuka milis polusi di envorum
>> akan
>> > >baik untuk mewadahi kontak-tukar-pikiran mengenai isu sampah kota.
>> > >
>> > >Sementara ini saya belum bisa bicara banyak dulu. Saya ingin tau cerita
>> > >rekan-rekan yang lain, selain cerita bung Jass di Makasar dan rekan-rekan
>> > >di Bandung.
>> > >
>> > >Kang Eri, gimana caranya memulai milis polusi? Tolong diinformasiken dulu
>> > >dong.
>> > >
>> > >Salam,
>> > >Yuyun Ilham
>> > >
>> > >NB: Saya Ibu dari 2 putri. Jadi bukan Bung atau Pak...:-)
>> > >
>> 
>> 
>> 
>> 
>> ---------------------------------------------------------------------
>> Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>> Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>> Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>> 
>
>
>
>
>---------------------------------------------------------------------
>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>
>


Join 18 million Eudora users by signing up for a free Eudora Web-Mail account at 
http://www.eudoramail.com

---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke