http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/kot12.htm
Selasa, 17 April 2001 Semarang & Sekitarnya 

Ilmu Kelautan Terbatas

SEMARANG- Bumi terdiri atas 71% air dan 29% daratan, sedangkan wilayah Indonesia 
memiliki 17.508 pulau yang dikelilingi lautan. Namun ironisnya ilmu yang mempelajari 
kelautan di negara kita masih sangat terbatas.
Prof Dr Ir Sahala Hutabarat MSc berbicara dalam pidato pengukuhan guru besar madya 
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip di Auditorium Jl Imam Bardjo SH, 
baru-baru ini. Prof Dr Ir Johannes Hutabarat MSc dan Prof Dr Esmi Warassih SH MS juga 
dikukuhkan pada saat yang sama. Johannes (50) adalah adik kandung Sahala (51).
Prof Dr Ir Johannes Hutabarat MSc menegaskan kontribusi subsektor budidaya perairan 
terhadap total produksi perikanan nasional sampai saat ini masih belum begitu besar. 
Yakni, hanya berkisar antara 22,8% dan 24% apabila dibandingkan dengan subsektor 
penangkapan ikan yang berkisar 76% sampai 77,2%.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/slo8.htm
Selasa, 17 April 2001 Sala 

Warga Geruduk Dewan
Minta Tanah Perkebunan Karet Diserahkan

SRAGEN - Puluhan warga yang mengaku pemilik 672 ha tanah perkebunan karet PTPN IX 
Kerjo Arum, kemarin menggeruduk DPRD. Mereka menagih janji Komisi A dan B yang akan 
memperjuangkan warga untuk memperoleh kembali tanah mereka yang dikuasai perkebunan 
sejak 1965.''Kami berharap Dewan membantu warga untuk mendapatkan kembali tanah 
mereka,'' ujar Ketua Forum Peduli Kebenaran dan Keadilan Sambirejo (FPKKS) Sunardji, 
kemarin.Sekitar 30 warga didampingi dua kuasa hukum Advokasi Transformasi Masyarakat 
(ATMA), Jarot Digdo Ismoyo SH dan KA Dewa Antara SH. Namun keinginan untuk menagih 
janji dan berdialog dengan para wakil kemarin tidak terlaksana, karena banyak anggota 
Komisi A (pemerintahan) dan B (perekonomian) rapat anggaran membahas APBD 2001.Kedua 
komisi itu sudah berkali-kali rapat dengan warga Sambirejo yang menuntut tanah yang 
kini dikuasai PTPN IX.Sunardji menjelaskan, tanah perkebunan itu semula milik warga 
Desa Jambean, Sukorejo, dan Sambi, Kecamatan Sambirejo serta sebagian warga Kecamatan 
Kedawung.Pada 4 Januari 1964, warga mendapat bukti kepemilikan sah dari Direktorat 
Inspeksi Agraria Jateng yang memberikan hak kepada 530 warga untuk menggarap tanah 
perkebunan karet bekas perkebunan Belanda.''Tapi pada tahun 1965, tanah diminta paksa 
oleh pemerintah untuk digunakan sebagai perkebunan karet,'' tuturnya. Sedangkan pada 
tahun 1982, lanjut Sunardji, tanah tersebut berstatus HGU dan digunakan PTPN IX 
berdasarkan SK Mendagri dan ditetapkan 1 Juli 1982.Masa hak guna usaha (HGU) akan 
berakhir 31 Desember 2006 dan kemungkinan diperpanjang lagi.''Proses HGU itu perlu 
dicermati, 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/slo9.htm
Selasa, 17 April 2001 Sala 

Pemkab Tebangi Sisa Mahoni
nPenjarah harus Ditangkap 

KLATEN - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Klaten, kemarin melakukan penebangan 
pohon mahoni peneduh di pinggir jalan. Hal itu dilakukan untuk menghindari penjarahan 
lebih lanjut menyusul penebangan ilegal oleh oknum tak bertanggungjawab yang merugikan 
Pemkab jutaan rupiah.Kemarin, di jalan raya antara Bendogantungan dan Wedi, enam pohon 
ditebang oleh petugas DPU dengan penjagaan aparat kepolisian. ''Ini penebangan resmi. 
Kami petugas DPU yang ditugaskan mengawasi,'' kata seorang petugas berseragam Hansip 
di Bendogantungan.Namun tindakan itu disesalkan kalangan Dewan. Menurut mereka 
penebangan bukan solusi yang tepat. Menurut Darmadi SPd, dari Fraksi PAN yang juga 
wakil Komisi D, Dewan sudah menyarankan eksekutif menangkap dan menindak pelaku 
penjarah kayu. Namun seolah saran itu tak digubris eksekutif.''Saya heran, apakah 
penjarahan aset Pemda ini sengaja dibiarkan atau nggak punya nyali menindak. Menurut 
Dewan solusi terbaik adalah menangkap dan mengadili pelaku,'' katanya di kantor DPRD, 
kemarin.

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR Selasa, 17 April 2001

Petugas Tebang Jati Tua untuk Diamankan
Bojonegoro - Surabaya Post 

Petugas Perum Perhutani KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Bojonegoro dibantu polisi 
terus berusaha mengamankan aksi penjarahan kayu jati secara massal di kawasan hutan di 
Desa Sampang, Jono, dan Pancur di Kec. Temayang. 
Langkah pengamanannya tak hanya menghalau penjarah, tetapi berusaha mengamankan pohon 
kayu jati yang belum ditebang warga. 
"Pohon-pohon yang belum dijarah, kami tebang dan kami amankan. Sebab kalau dibiarkan, 
tetap ditebang warga," kata Bambang, Sinder TPK (Tempat Penimbunan Kayu) KPH 
Bojonegoro, Senin (16/4). 
Bambang mengatakan, untuk mengamankan pohon jati pihaknya membawa 8 truk lengkap 
dengan loader (mesin pengangkat balok kayu jati. Red) dan mesin penggergaji kayu serta 
20 petugas polisi. 
"Kami menebangi pohon jati 'mencil-mencil' dan sudah tua, sedangkan yang masih muda 
tetap dibiarkan," jelas dia. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/dar10.htm
Selasa, 17 April 2001 Jawa Tengah - Muria 

Ditangkap, Meracun Ikan dan Lobster 
nTangkapan Diekspor ke Hong Kong 

PERIKSA PERAHU: Wakasatpolairud Polda Jateng AKP WJ Purnomo dan anggotanya memeriksa 
perahu motor Tirta Bahari di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Perahu itu digunakan 
menjarah ikan napoleon dan udang lobster dengan cara diapotas di kawasan Pulau 
Menjangan Kecil, Kepulauan Karimunjawa. (Foto : Suara Merdeka/E1-58c) 
KARIMUNJAWA diduga karena diiming-imingi harga yang tinggi tiap kilogram, yaitu 
mencapai Rp 100.000 dalam keadaan hidup, nelayan berani menangkap ikan jenis napoleon 
dan udang lobster dengan cara diapotas tanpa menghiraukan larangan berdasarkan UU 
Perikanan No 9 Tahun 1985. Padahal ancaman hukuman atas pelanggaran UU itu pelakunya 
bisa dihukum maksimal 10 tahun penjara serta denda Rp 100 juta. 
Tiga nelayan asal Karimunjawa ditangkap petugas gabungan yang melibatkan LSM Alam 
Karimunjawa (Akar), Subunit Satpolairud Karimunjawa, Balai Taman Nasional Karimunjawa, 
serta Dinas Perikanan. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/dar17.htm
Selasa, 17 April 2001 Jawa Tengah - Kedu & DIY 

Petani Siap Amankan Hutan

WONOSOBO- Masyarakat dan petani Desa Depok Krinjing, Kecamatan Watumalang Wonosobo 
menyatakan siap menjaga dan mengamankan hutan di kawasan itu. Kesepakatan itu 
disampaikan puluhan petani desa tesebut di depan Komisi B DPRD Wonosobo dan Asper Kedu 
Utara di gedung Dewan, beberapa hari lalu.Dalam pertemuan antara petani, Asper Kedu 
Utara dan Komisi B, disepakati petani/kelompok tani diperbolehkan melanjutkan 
penggarapan di lahan Perhutani, petak 3D dan 3E seluas 25 ha. Penggarapan lahan itu 
berlaku untuk jangka dua tahun mendatang dan bisa ditinjau kembali. Petani menggarap 
dengan hak kelola dan tidak boleh memperjualbelikan. Sekretaris Komisi B DPRD, Moch 
Muqorrobin SAg seusai menjelaskan, hak kelola itu diutamakan bagi petani kurang mampu 
di Desa Depok. Para petani diharapkan mengolah dengan tanaman tahunan, di antaranya 
kayu puspa, kopi, kakao, dan lainnya.Dia mengatakan, petani mengolah hutan lindung itu 
sejak 1999. Petani menanam kayu puspa dan tanaman lain dengan swadaya. Waktu itu, 
untuk mengolah lahan milik Perhutani itu petani memperoleh lampu hijau dari oknum 
Perhutani.

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR Selasa, 17 April 2001

Tuntut 2 Warga Dibebaskan, Kantor Perhutani Dirusak Massa
Nganjuk - Surabaya Post 

Ratusan warga Desa Ngadipiro, Kec. Wilangan dan sekitarnya, Senin (16/4) siang 
melabrak kantor Perum Perhutani KPH Nganjuk, di Jl. Merdeka. Massa yang datang dengan 
mengendarai dua buah truk dan puluhan sepeda motor itu menuntut dua warganya yang 
ditangkap petugas gabungan pada Senin pagi, agar dilepaskan. 
Massa yang beringas itu langsung merusak kantor Perhutani yang bersebelahan dengan 
kantor Pemkab Nganjuk. Kaca depan beserta sejumlah perabot dirusak. Dengan beringas, 
diantara massa kemudian masuk kantor untuk mencari mandor dan petugas yang menangkap 
dua warganya itu. 
Dua mandor hutan yang dituduh ikut menangkap dua warga Ngadipiro, masing-masing 
bernama Supriono dan Muryadi ditangkap massa. Kemudian "disandera" dan dinaikkan di 
bak truk yang diparkir tepat di depan kantor. Dua mandor hutan itu dijaga massa seraya 
mengancam dengan senjata tajam. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/dar16.htm
Selasa, 17 April 2001 Jawa Tengah - Kedu & DIY 
        
80% Pohon Mahoni Peneduh Jalan Dijarah
nPenjarah Ditangkap saat Beraksi 

WONOSOBO- Penjarahan kayu di Wonosobo tidak hanya dilakukan di hutan, namun merambah 
ke pohon peneduh di tepi jalan, di antaranya di sepanjang jalan provinsi di daerah 
pegunungan itu. Penjarahan itu sampai kini masih terus berlangsung. Diperkirakan 
hampir 80% pohon mahoni di pinggir jalan provinsi di Wonosobo, habis 
dijarah.Sehubungan dengan itu, untuk kesekian kalinya, polisi di jajaran Polres 
berhasil menggagalkan bahkan menangkap tersangka pelaku penjarah kayu yang sedang 
beraksi menebangi belasan batang mahoni di pinggir jalan provinsi, di wilayah Desa 
Burat Kecamatan Kepil, Jumat malam lalu.Dua orang tersangka anggota kelompok penjarah 
ditangkap petugas saat sedang menggergaji. Mereka masing-masing Ahmad Arifin dan 
Budiono, warga desa setempat. Sedangkan puluhan anggota kelompok penjarah langsung 
melarikan diri ketika mendengar suara tembakan petugas.Selain menangkap dua tersangka, 
polisi menemukan lima gergaji, sebuah kampa,k serta puluhan meter tali untuk 
merobohkan pohon. Mahoni gelondongan berhasil diamankan empat truk, termasuk kendaraan 
truk yang ditinggal pengemudinya.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/dar31.htm
Selasa, 17 April 2001 Jawa Tengah - Banyumas 

Perkebunan Coklat Siap Panen Dijarah Massa

CILACAP- Perkebunan coklat milik PT Rumpun Sari Antan (Astra Grup) yang terletak di 
Desa Caruy, Kecamatan Cipari, Cilacap, kemarin, dijarah puluhan massa. Mereka berasal 
dari Desa Cidadap (Kecamatan Karangpucung), Desa Karanggedang (Kecamatan Sidareja), 
dan Desa Cinangsi (Kecamatan Gandrungmangu).Aksi penjarahan tanaman coklat siap panen 
itu diketahui kali pertama oleh dua karyawan PT Rumpun Sari Antan, yaitu Alam Gunadi 
(30), dan Triyono (30). Kedua karyawan tersebut memergoki aksi itu karena secara 
kebetulan mereka melakukan patroli ke wilayah perkebunan yang sedang dijarah.Diperoleh 
keterangan, saat itu Alam Gunadi dan Triyono sedang melakukan patroli keliling 
perkebunan. Pada saat sedang patroli, Triyono mengajak rekannya untuk mengontrol 
perkebunan yang sudah siap panen.Pada saat memasuki wilayah perkebunan yang sudah siap 
panen, tiba-tiba mereka melihat ada puluhan massa sedang memetik biji coklat. Melihat 
hal itu, dia segera menghubungi petugas perkebunan yang lain dan 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/17/tjk2.htm
Selasa, 17 April 2001 Tajuk Rencana 

Penurunan Tingkat Kesejahteraan Makin Nyata

- Krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997 secara nyata dan signifikan telah 
menurunkan tingkat kesejahteraan hidup bangsa Indonesia. Daya beli menurun tajam 
sebagai akibat kemerosotan pendapatan per kapita. Sebelum terjadi krisis pendapatan 
per kapita sudah 1.250 dolar AS. Sekarang dengan nilai tukar Rp 10.000/dolar, 
pendapatan per orang per tahun di Indonesia tinggal sekitar 500 dolar AS. Menurut 
ukuran Bank Dunia kita sekarang sudah kembali menjadi negara miskin. Kemerosotan daya 
beli tidak saja digerogoti oleh melemahnya kurs rupiah, tetapi juga tingginya angka 
inflasi yang dalam setahun terakhir ini sudah melonjak di atas 10 persen. Pada 
awal-awal krisis inflasi bahkan terbang lebih tinggi lagi. Bagi masyarakat 
berpendapatan tetap, jelas tingkat kesejahteraannya menurun.- Kita kutip data dari 
Bank Dunia. Dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia, sekitar 130 juta jiwa atau 60 
persennya terkena penurunan tingkat kesejahteraan atau bertambah miskin. Inilah yang 
kemudian menimbulkan kekhawatiran bila krisis berkepanjangan, akan terjadi apa yang 
disebut sebagai lost generation akibat kemiskinan, kekurangan gizi, dan pengangguran. 
Secara 

Kirim email ke