Bang Faisal,
Saya menduga, praktik-praktik bisnis orang dalam PLN seperti dalam pengadaan
batubara, mesin, suku cadang dll inilah yang membuat orang dalam menolak
kehadiran "orang luar" sebagai pemimpin PLN. Barangkali mereka takut praktik
kotor ini terbingkar dan "rezeki" mereka hilang.


2010/1/1 Faisal Basri <faisalba...@ymail.com>

>
>
> Ada satu cerita di buku George Junus Adicondro (GJA) yang tak merungkap ke
> permukaan, yakni bisnis anak kedua Presiden. Kalau benar cerita di buku
> "Gurita" itu, berarti SBY tak serius berantas korupsi. Alasan bahwa bisnis
> keluarga tak bersentuhan dengan APBN sangat lemah, karena mengalir fasilitas
> dari negara secara tak langsung sebagaimana diceritakan di buku GJA. Bisnis
> anggota keluarga lainnya juga harus dicermati. Demikian pula keluarga para
> menteri.
> Kalau SBY serius, pusatkan perhatian pada dua BUMN terbesar (Pertamina dan
> PLN).
> Lalu, jangan biarkan pejabat rangkap jabatan.
> Selengkapnya silakan baca
> http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/01/agenda-mendesak-2010-korupsi-dan-mawas-diri/.
> Kita jadikan awal 2010 ini sebagai momentum jihad melawan korupsi, terutama
> korupsi kekuasaan. Politik bakal terus kacau kalau akar masalah korupsi tak
> teratasi.
> Ingat: "The cost of corruption is poverty, human suffering and under
> development. Everyone pays."
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke