Pertama-tama saya minta maaf kalau terlalu panjang... Sebenarnya agak bingung juga ya menegenai susu terutama susu formula ini. Sudah begitu "mendarah daging"kah minum susu (formula), buat bangsa kita? Apalagi jika dikaitkan dengan "keluarga tidak mampu", ini benar-benar kesadaran bahwa anak perlu susu sebagai tambahan kalsium atau hanya korban dari iklan susu yang maha dasyat kemudian mengakibatkan ketergantungan? Karena kalau dilihat secara umur, anak yang sangat membutuhkan susu adalah anak yang berumur dibawah 1 tahun, dan itu bisa dipenuhi oleh ASI sang ibu, sekali lagi ASI. Bukan berati anak diatas 1 tahun tidak perlu susu lagi, tetap perlu asupan kalsium, sekali lagi asupan kalsium, dan itu jika ingin didapat bisa dipenuhi oleh susu cair atau UHT, tidak perlu susu formula yang harganya relatif lebih murah, dan yang pasti lebih sehat. Selain itu kebutuhan susu anak di atas 1 tahun sudah bukan kebutuhan utama karena sudah ada makanan 3 kali sehari sebagai sumber energi. Jadi bukan susu kental manis yang isinya lebih banyak gula daripada susu dan jelas-jelas bukan untuk bayi. Jika susu UHT pun masih cukup mahal asupan kalsium bisa didapat dari jenis makanan lain TIDAK HARUS SUSU. Misalnya sumber kalsium bisa didapat dari aneka makanan. Sayuran hijau, tahu, ikan, udang, teri, dan beberapa jenis kacang-kacangan bisa jadi sumber kalsium. Susu hanyalah salah satu sumber. Sumber kalsium dalam menu harian dapat diperoleh dari ikan teri, buntil, kue koya, keremes, keripik tempe goreng, tahu dan toge goreng, selain dari aneka produk laut.
Saya lampirkan beberapa artikel : PENUHI KALSIUM DARI BERBAGAI SUMBER Tak hanya dari susu Sepanjang hidup kita membutuhkan kalsium. Mulai dari bayi sampai usia tua dengan jumlah kebutuhan yang berbeda-beda. Demikian juga dengan jenis kelamin membedakan asupan. Menurut Siti Fatimah Moeis, M.Sc., dokter dan ahli gizi lulusan University of London, angka kecukupan kalsium rata-rata yang dianjurkan di Indonesia adalah 500 – 800 mg per orang per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause para ahli cenderung menganjurkan asupan sampai sekitar 1.000 mg/hari. Susu memang memiliki kandungan kalsium yang cukup banyak. Susu kambing 98 mg/100 g, susu kerbau 216 mg/g, susu bubuk full cream 895 mg/gr, susu bubuk skim 1.300 mg/gr, dan keju 777 mg/g. Kalsium bisa diperoleh dari sayuran hijau (bayam misalnya), buah-buahan, brokoli, serta tempe dan tahu. Juga makanan laut. Fatimah mengungkapkan, kandungan kalsium dalam bahan makanan kacang-kacangan dan ikan cukup besar. Antara lain, 100 g kacang kedelai basah memiliki 196 mg kalsium, 100 g kacang kedelai kering mengandung 227 mg kalsium, bahkan dalam 100 g sari kedelai bubuk terdapat 450 mg kalsium (tetapi dalam 100 g sari kedelai cair hanya terdapat 50 mg). Angka yang lebih besar diperoleh dari bungkil kacang tanah (730 mg). Sedangkan tempe kedelai murni 129 mg dan tahu 124 mg. Dari kancah sayuran hijau bisa dipilah: daun lamtoro 1.500 mg, daun kelor 440 mg, bayam merah 368 mg, bayam hijau 267 mg, daun talas 302 mg, dan daun mlinjo 219 mg. Untuk makanan laut bisa dipilih rebon kering (udang kecil) yang sarat kalsium, yakni 2.306 mg/100 g; rebon segar 757 mg; udang kering 1.209 mg kalsium; udang segar 136 mg kalsium; teri kering 1.200 mg; teri segar 500 mg. Sumber : http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/kalsium.htm Mencermati 9 Mitos Gizi HEALTH NEWS: Friday, 7 Mar 2003 9:45:34 WIB Mitos 1 Susu merupakan sumber kalsium terbaik Tidak Benar Kalsium memang sangat penting untuk mempertahankan kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Namun untuk mencapai tujuan tersebut tidak perlu hanya mengandalkan susu. Mengapa? Banyak ilmuwan percaya bahwa keropos tulang dapat dicegah dengan menjaga kemampuan tubuh menahan simpanan kalsium, bukan dengan memperbanyak asupan kalsium. Buktinya, di negara yang masyarakatnya banyak mengkonsumsi produk ternak yang kaya kalsium, termasuk susu, jumlah pengidap osteoporosis jsutru sangat tinggi. Tingginya kadar asam amino dalam protein susu merangsang ginjal untuk menguras simpanan kalsium dalam tubuh. Jadi, meskipun kita memperoleh banyak asupan kalsium dari susu, pada saat bersamaan tubuh pun menguras simpanan kalsium yang ada. Dengan demikian, sebenarnya tubuh tidak mendapatkan tambahan kalsium yang berarti. Ilmuwan yang mengatakan bahwa osteoporosis diakibatkan kekurangan asupan kalsium mengabaikan efek-efek mengganggu/merusak yang ditimbulkan oleh protein. Menduga bahwa osteoporosis disebabkan oleh kekurangan kalsium sama dengan mengatakan bahwa infeksi disebabkan oleh kekurangan penisilin, kata Mark Hested Ph.D,profesor dalam bidang gizi dari Havard School of Medicine. Kesimpulan Nurse's Health Study (Penelitian Kesehatan Perawat) yang dilakukan secara besar-besaran di Havard, mendukung hipotesis bahwa protein hewani dalam susu dapat mengurangi kepadatan tulang. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita-wanita yang lebih banyak makan protein hewani beresiko lebih besar menderita keropos tulang lengan bawah. Oleh akrena itu daripada mengandalkan susu lebih dsarankan mengkonsumsi kalsium dari berbagai bahan pangan nabati. Tanaman sumber kalsium terbaik adalah sayuran daun hijau, sperti sawi, bayam, brokoli. Selain itu biji-bijian (kenari, wijen, almond) dan kacang-kacangan serta hasil olahnya (kedelai, kacang merah, kacang polo, tempe, tahu) pun berlimpah kalsium. Sumber http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Health&newsno=1512 hebat sekali ya, pengaruh susu formula ini.... salam --wenny--